27

14.2K 1K 20
                                    

27 ; yang sempat perhatian

Usai mendirikan tenda dan mempersiapkan segalanya yang membutuhkan waktu sampai sore, seluruh peserta camping diberikan waktu istirahat sampai malam tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai mendirikan tenda dan mempersiapkan segalanya yang membutuhkan waktu sampai sore, seluruh peserta camping diberikan waktu istirahat sampai malam tiba. Banyak dari mereka memilih menetap di tenda dan ada juga sebagian yang berkeliling untuk mengenal tempat perkemahan.

Mereka berganti baju sesuai aturan, kaos hijau dan celana hitam tebal, sengaja agar lebih bisa melindungi tubuh mereka. Mereka tak peduli mandi, lagi pula tak ada tempat mandi di hutan ini. Hanya ada aliran sungai yang cukup mereka gunakan untuk mencuci wajah dan mungkin berendam.

Para pembina yang berisi siswa tingkat akhir telah memberi masing-masing satu nasi kotak dan air minum untuk mengisi perut. Mereka makan secara serentak agar kekeluargaannya semakin terjalin. Setelah dirasa cukup fit dan membaik, mereka berlanjut mengikuti jadwal berikutnya yaitu mencari jejak.

Salah satu pembimbing menjelaskan bagaimana aturan permainannya. Peserta sudah dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai tadi, masing-masing kelompok harus masuk ke hutan. Di dalam hutan sudah ada kakak pembina lain yang dibagi menjadi beberapa pos. Para peserta harus mendatangi setiap pos dan nanti akan mendapat tantangan atau permainan dan pembimbing. Usai mendapat arahan, semua bubar dan menjalankan instruksinya.

"Duh, masih lama nggak sih nih?! Kaki gue udah lempoh, pegel banget ini. Kita istirahat bentar yuk!" Meisya mengeluh sambil menghentikan langkahnya.

"Tanggung, Mes. Kita udah lewatin empat pos, kurang satu pos lagi kita bisa istirahat. Lanjut aja ya, sekalian istirahat di camp." Aura menimpali.

"Bacot lo! Nggak tau apa kaki gue udah kayak mau putus? Atau, lo mau gendong gue?"

"Udah lah, Sya. Bener juga kata dia, mending istirahatnya sekalian di tenda aja." Baru kali ini Cella tak menyetujui omongan sahabatnya.

"Masih jauh .... Gue nggak kuat." Meisya merengek seperti balita.

"Mending kita cepet jalannya biar cepet sampai ke tenda. Daripada ngabisin waktu di sini," usul Ailen.

Meisya menekuk wajahnya, menyerahkan selembar kertas pada Ailen. "Ya udah sana! Lo di depan! Capek gue."

Ailen mengangguk, gadis itu bertukar tempat dengan Meisya setelah membawa selembar peta paduan. Mereka kembali melanjutkan perjalanan, berbekal senter yang mereka bawa masing-masing. Ternyata saat malam tiba, hutan ini akan terlihat lebih menyeramkan, lebih gelap, dan lebih mencekam. Suara hewan malam dan semak-semak yang bergoyang membuat suasana menjadi tambah merinding.

Ailen harus membagi konsentrasinya pada jalan dan peta agar tak tersesat, satu tangannya lagi menyoroti jalan depannya. Setiap pijakan mereka akan mengeluarkan suara gemerisik daun-daun yang telah kering.

"AKH!" pekik Ailen dengan tiba-tiba karena kakinya terasa sakit. Dengan refleks ia menghentakkan kakinya dan menyorot senter ke bawah.

"Kenapa lo?" tanya Meisya yang berada di belakangnya dengan curiga.

Alter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang