15

14.8K 1.1K 34
                                    



So, vote commennya .....

15 ; pagi yang mengerikan

Menoleh ke kanan dan kiri, setelah dipastikan tak ada kendaraan yang melaju, Ailen melangkahkan menyeberangi jalan raya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Menoleh ke kanan dan kiri, setelah dipastikan tak ada kendaraan yang melaju, Ailen melangkahkan menyeberangi jalan raya. Sedikit berlari, kemudian menghela nafas lega setelah sampai di depan gerbang. Tanpa berlama-lama lagi, Ailen segera memasuki lingkungan sekolah yang mulai ramai.

Namun, baru beberapa langkah Ailen tiba di halaman, seseorang dari arah belakang dengan sengaja menyenggol bahu gadis itu. Ailen yang tak siap langsung jatuh ke aspal, mendongak untuk melihat siapa yang mendorongnya. Seketika satu helaan jengah Ailen hembuskan.

"Kalo jalan nggak kayak siput bisa kan?" Orang yang tadi menabrak Ailen, kini memarahi Ailen. Hei, siapa di sini yang berhak marah? Ya begitu, memang siapa lagi di sini yang bisa semena-mena selain Gerland.

Tanpa mengindahkan ucapan orang itu, Ailen mencoba berdiri. Ia sedikit meringis karena kakinya terasa perih. Ternyata lutut Ailen terkena batu kecil yang melukainya sehingga lutut Ailen sedikit mengeluarkan darah. Gerland menyadarinya, namun ia hanya diam saja.

"Cepet minta maaf sama gue karna lo udah halangin jalan gue!" Gerland memasukan tangannya ke saku celana, menatap Ailen tanpa minat.

"Maaf," ujar Ailen cepat. Ia tak mau bermasalah dengan cowok pembuat onar itu di pagi ini.

"Yang ikhlas!"

"Aku minta maaf, Gerland."

"Permintaan maaf diterima." Gerland melepaskan tas di punggungnya, kemudian melemparkannya pada Ailen. "Bawain!"

Untung saja Ailen dapat menangkap tas itu dengan sempurna. Ailen pikir setelah kejadian kemarin, Gerland akan berubah. Ternyata tidak. Laki-laki itu tetap saja menindasnya. Ailen menghela nafas dan mengikuti langkah Gerland dengan tas navy yang ada dipelukannya.

Sampailah mereka di depan kelas, namun Gerland tak berhenti melangkah. Ailen berhenti dan mengernyit, mungkin laki-laki itu lupa kelasnya. "Ger-"

"Gue tahu. Ikutin gue aja!" seru Gerland tanpa berbalik.

Ailen tak bergerak dari tempatnya. Ia takut Gerland akan membawanya kemana-mana. Laki-laki itu punya sejuta cara licik untuk menyakiti Ailen. Gerland yang merasa tak diikuti, langsung berbalik. Ia menatap Ailen yang berdiri di depan kelas, kemudian berdecak kesal. Tanpa aba-aba Gerland menghampiri Ailen dan menarik tangannya.

"Lo budeg ya? Gue bilang ikutin malah diem aja!"

Ailen menarik tangannya, namun cengkeraman laki-laki itu sangat kuat sehinga dengan terpaksa Ailen mengikutinya. "Mau kemana? Bentar lagi masuk."

Alter ✔Where stories live. Discover now