22

14.3K 1K 24
                                    

22 ; perubahan singkat

Pagi ini Ailen telah rapi dengan seragam sekolahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini Ailen telah rapi dengan seragam sekolahnya. Meskipun keadaanya belum terlalu baik, Ailen tidak bisa meninggalkan pelajaran. Ia punya tenaga yang cukup jika hanya sekedar untuk menuntut ilmu. Lagipula, kemarin Gerland juga membelikannya obat-obatan untuk meredakan pusing dan penambah vitamin. Entah, laki-laki itu sangat baik di waktu tertentu.

Hubungan Ailen dan keluarganya tak berjalan baik setelah kejadian itu. Miranda mengacuhkannya saat di meja makan, begitu pula dengan Dean dan yang lainnya. Ailen sendiri tak begitu memikirkannya, ia sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti itu. Sengaja pagi ini Ailen berangkat lebih maju dari biasanya, alasannya cuma satu. Ingin menghindari keluarganya itu.

Namun, berangkat pagi ternyata tak membuat Ailen terhindar dari sesuatu yang membuat hatinya buruk. Gadis itu tetap saja bertemu dengan orang yang ingin ia jauhi dari radius 100 kilometer. Seperti contohnya orang yang sedang melambai ke arah Ailen saat ini.

"Ailen!" Dari jarak sepuluh meter, Raka meneriaki Ailen sambil melambaikan tangannya. Cowok itu segera berlari ke arah Ailen, mengimbangi langkah gadis itu sambil menatapnya tak percaya. "Len, ini bener lo? Lo potong rambut jadi pendek gini? Umm... tapi nggak papa sih, lo masih tetep keliatan cantik."

Ailen tak menggubris sapaan itu. Memang Ailen memotong rambutnya jadi pendek, itu karena kejadian kemarin. Ailen tak mau mengingatnya. Ia hanya merapikan di sebagian sisi agar panjangnya tak berbeda.

Jika biasanya Ailen akan bersemu dengan godaan Raka, maka kali ini tidak. Tidak, setelah Ailen tahu semuanya. Bisa-bisanya Raka bersikap biasa saja setelah Ailen tahu rahasianya. Laki-laki itu memang pandai bersandiwara, Ailen memberi nilai A+ untuk itu.

Merasa diacuhkan, Raka segera menyusul Ailen yang meninggalkannya. Menyamakan langkah kakinya dengan kaki Ailen. "Ailen, lo kenapa cemberut gitu? Terus kenapa muka lo ada lebam-lebamnya?"

Apakah lebam itu sangat terlihat?

Ailen mempercepat jalannya. Yang ingin ia lakukan saat ini adalah menjauhi Raka dan menghindari segala pertanyaanya.

"Hei, Ailen! Lo kenapa menghindar dari gue? Lo marah? Gue ada salah apa? Ailen, tunggu!" Raka mencekal tangan Ailen sehingga gadis itu berhenti. Mata mereka bertemu. "Lo kenapa? Cerita ke gue."

"Harusnya kamu yang cerita ke aku!" ucap Ailen sedikit menaikan suaranya. Raka terkejut dengan Ailen yang tiba-tiba membentaknya. Namun, laki-laki itu lebih fokus dengan kalimat yang Ailen ucapkan.

"Gue harus cerita apa, Ailen? Kan lo yang berubah."

Oh, cowok itu tak mau jujur?

Ailen menyentak tangan Raka yang menyentuhnya, ia berbalik dan melanjutkan kembali perjalanannya tanpa memedulikan cowok di belakangnya yang berteriak.

"Tunggu, Ailen. Sebenernya ada apa sih? Kenapa lo tiba-tiba marah ke gue?" Raka menghadang langkah Ailen sehinga Ailen harus berhenti lagi.

"Stop, Raka." Ailen memukul dada Raka hingga cowok itu mundur beberapa langkah. Ia melangkah lebar meninggalkan tempat itu.

Alter ✔Where stories live. Discover now