47

15.3K 1K 27
                                    


Mulmed : Kodaline - All I Want

Yang di mulmed cuma hiburan aja
(cocok sama hati aku saat ini/hiks/ngelap ingus)

^

47 ; yang selalu dibohongi

Ailen tak mengerti mengapa hidupnya selalu dikeliling kepalsuan oleh orang-orang yang ingin menghancurkannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ailen tak mengerti mengapa hidupnya selalu dikeliling kepalsuan oleh orang-orang yang ingin menghancurkannya. Modus mereka dengan cara memberi kebaikan dan ujung-ujungnya meninggalkan, kejam memang. Sebenarnya, Ailen yang bodoh atau dunia yang terlalu keras?

Mengapa Ailen terus kalah pada permainan yang sama?

Raka dan Gerland, kedua-duanya sama saja. Sama-sama berada di pihak Meisya. Ailen tak berpikir jika di dunia ini ternyata ada orang yang mementingkan ego semata, mengorbankan orang lain demi orang yang mereka sayang. Dan malangnya, Ailen berada di pihak yang dikorbankan. Sampai di sini Ailen berpikir, mungkin benar jika lahirnya dia di muka bumi ini adalah suatu kesalahan.

Tak ada orang yang menginginkannya, semua membencinya. Hadirnya dia hanyalah penambah dosa. Ailen tak pantas bahagia.

Ailen lelah, ia ingin kembali ke tempat asalnya saja.

Kini, Ailen duduk di tepi ranjang kamar yang bukan miliknya. Lingkaran hitam di sekitar mata bengkaknya menandakan seberapa kacaunya gadis itu, semalam dirinya tidak bisa tidur nyenyak lantaran dibayang-bayangi ucapan Meisya. Dengan pakaian rapi, ia menunggu seseorang yang sudah berjanji untuk mengantarkannya pulang.

Namun saat jam sudah menunjukan pukul 10.00. Tak ada tanda-tanda cowok itu akan datang, Ailen merasa bahwa kini ia telah dibohongi lagi. Ailen mendengkus kesal, harusnya ia tak mempercayai perkataan Gerland yang mengatakan bahwa cowok itu akan mengantarnya. Sampai kapan pun, pembohong tetaplah pembohong.

Dengan tangan kosong, Ailen keluar dari kamar. Ponsel dan barang-barangnya yang lain tidak ia bawa karena itu bukan miliknya. Langkah berat Ailen sampai di depan kamar cowok yang beberapa jam lalu ia tunggu. Saat akan mengetuk pintu, bersamaan dengan itu juga sebuah suara menghentikan pergerakannya.

"Ailen..."

Pintu di sebelah kamar Gerland terbuka, menampilkan Gealin yang tampak anggun dengan dress merah mudanya. Selama Ailen tinggal di sini, ia belum pernah melihat Gealin berpakaian seformal ini saat pagi hari.

"Eh, kak." Meskipun Ailen kecewa dengan Gerland, namun ia tidak boleh bersikap kasar pada kakaknya. Gealin tidak tahu apa-apa.

Gealin mendekat ke arah Ailen. "Ngapain lo di sini? Mau bangunin Gerland? Harusnya kalo mau bangunin curut itu sih lo harus dateng pas matahari belum muncul. Kalo jam segini mah udah pasti Gerland udah bangun."

Ailen mengangguk paham. Ia tahu jika Gerland itu kebalikan dengan Gealin. Jika Gealin suka tidur dan bangun kesiangan, maka Gerland jarang tidur dan bangun kepagian.

Alter ✔Where stories live. Discover now