41

13.1K 1K 12
                                    

Tuh kan beneran update.

Btw, ada yg nungguin nggak?
Nggak usah dijawab.

Pasti jawabannya enggak kan?

^

41 ; menaruh kepercayaan

"Kenapa lo selalu pulang akhir?" tanya Gerland ketika Ailen baru mendudukan bokongnya di kursi sebelah, memangku tasnya yang terlihat penuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa lo selalu pulang akhir?" tanya Gerland ketika Ailen baru mendudukan bokongnya di kursi sebelah, memangku tasnya yang terlihat penuh. Ailen lantas meluruskan pandangan.

"Tadi piket," jawab Ailen singkat. Setelah Ailen memasang seat belt nya, Gerland kemudian menghidupkan mesin mobil, meninggalkan pekarangan sekolah dengan kecepatan rata-rata.

"Lo udah makan?" tanya Gerland tanpa mengalihkan pandang dari jalan. Bukannya apa-apa, Gerland tahu jika gadis itu tak membawa uang, lalu bagaimana caranya untuk makan? Biar bagaimana pun, selagi Ailen masih tinggal di rumahnya, keperluan gadis itu menjadi tanggung jawab Gerland.

"Belum," jawab Ailen.

Gerland menghela nafas. Ketika ia melihat dari kejauhan ada sebuah warung makan, tanpa berlama-lama ia menepikan mobilnya di depan warung itu. Mematikan mesin kendaraannya, kemudian menatap Ailen yang masih duduk membisu.

"Lo nggak mau makan?"

Karena melamun, Ailen tersentak akibat pertanyaan itu.

"Cepet turun!" perintah Gerland, lalu keluar dari mobilnya. Ailen yang baru sadar apa yang terjadi, segera menyusul Gerland.

Ailen membuntuti langkah Gerland yang menuju kursi makan. Warung makan ini tidak besar dan tidak mewah, hanya seperti tenda kecil yang berada di pinggir jalan. Biasanya untuk tempat nongkrong kaum laki-laki setahu Ailen, namun untung saja kali ini sepi. Ketika Gerland mengambil duduk di kursi panjang, Ailen tanpa diperintah ikut duduk di sampingnya.

"Mau pesen apa, Mas, Mbak?" tanya seorang laki-laki muda yang berkerja sebagai penjual di warung itu.

"Nasi ada?" tanya Gerland.

"Woah, Ada. Lauknya mau sama apa, Mas?"

"Adanya apa?"

"Ada tahu goreng, tempe goreng, sambel, pete, tahu kecap, tempe kecap, ikan asin, bandeng, ayam goreng, ayam kecap, telur puyuh dikecapin, tahu isi sayur, tahu isi bakso, telur goreng, jengkol, te-"

"Ayam goreng sama sambal aja," potong Gerland cepat sebelum penjual itu kehabisan oksigen.

"Minumnya?"

"Es teh."

"Oh siap, Mas. Itu Mbaknya mau pesen apa?" Kini penjual itu bertanya pada Ailen yang sedari tadi diam saja. Gerland lantas menatap tajam penjual itu.

Alter ✔Where stories live. Discover now