41 | datang lagi

26 10 0
                                    

| 20:00 |

"Choi Yeonjun?!"

Baru bangun tidur, Soobin sudah menemukan Yeonjun berdiri di sebelah ranjangnya. Membelakangi dan mendiamkannya seakan sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi, yang dipikirkan Soobin hanyalah buku diari Yeonjun yang telah dicurinya.

Cowok jangkung itu buru-buru bangun dari ranjang dan mengambil buku dari tasnya. Kalau sudah terpojok begini, ia tak punya pilihan lagi selain menyerahkan sendiri bukunya.

"Yeon... Yeonjun, ini buku lo."

Yeonjun tetap bergeming di tempatnya. Bahkan tubuhnya tak bergerak sama sekali, seperti tak bernapas.

"Yeon? Gueㅡ"

Mulut Soobin terbungkam. Tangannya yang memegang buku bergetar hebat. Tak sanggup melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Sedangkan itu, Yeonjun mulai menoleh dan menampakkan wajahㅡwajah hancurnya. 

Semua terjadi begitu cepat, sampai pada akhirnya Soobin terbangun dari mimpinya. Dadanya naik-turun karena napas yang tak stabil. Cowok itu masih berusaha untuk tetap tenang, tapi tak kunjung bisa.

"Choi Yeonjun?!"

Napas Soobin kembali tercekat kala menampak cowok yang menghantui mimpinya berada di sebelahnya persis. Ternyata sekarang ia ada di meja sekolah, tertidur di tengah jam istirahat.

Sama seperti di mimpi, Soobin buru-buru mengambil buku Yeonjun dari tas. "Yeonjun... ini buku loㅡ"

Yeonjun memutar tubuh, maju beberapa langkah pada Soobin. Lantas tersenyum lebar seakan sedang memamerkan wajah hancurnya yang menakutkan.

"AAARGH!"

Lagi-lagi Soobin terbangun. Pikirannya berkecamuk tiada henti di dalam kepala. Bayangan akan wajah Yeonjun yang hancur dan berdarah-darah itu tak juga hilang. Ia tak bisa tenang.

Setelah lumayan tenang, ia bangun dari ranjang dan mengecek tasnya. Mengeluarkan semua barang dari tas sampai akhirnya menemukan yang dicari. Buku diari Yeonjun masih aman di sana. Untunglah.

Mimpi itu bukan yang pertama kalinya. Selama tinggal di rumah, ia sudah berkali-kali mendapat mimpi serupaㅡbertemu Yeonjun dengan wajah hancur dan mengembalikan buku diari miliknya. Lantas setelahnya ia akan terbangun di dalam mimpi.

... dream in a dream.

***

"Choi Soobin?"

Semua anak membisu serempak. Tak ada yang berani menjawab. Hal itulah yang membuat Kai makin kesal. Yang bisa ia lakukan pun hanya membisu sampai guru bisa mengerti keadaan.

"Choi Soobin membolos lagi ya? Ckckck." Guru pria di depan sana menggumam.

Sudah seminggu sejak hilangnya Soobin. Entah ke mana perginya anak itu. Tapi, setelah mendapat petunjuk dari postingan cowok itu terakhir kali, Kai dan Yeonjun jadi tahu di mana Soobin pergi. Hanya saja, mereka belum berani menghampirinya. Lagi pun pasti Soobin punya alasan tersendiri untuk kembali ke rumah dan membolos sekolah.



"Ekhem!"

Refleks, Yeonjun menaikkan bahunya. Terkejut karena suara yang tiba-tiba itu. "Oh, Hueningkai?" Ia menaruh sendok bubur dan menggeser kursi. "Sini, duduk di sini."

Kai duduk di sebelah Yeonjun. Menaruh mangkuk bakso di sebelah mangkuk bubur milik Yeonjun. Tanpa pembicaraan apa-apa lagi, cowok itu hanya memakan makanannya sendiri. Menikmati bakso hangat ditemani bisingnya kantin.

"Soobin masih ga masuk sampe hari ini." Kai memberanikan diri untuk bicara duluan.

Yeonjun meletakkan sendok begitu saja. Membuat suara melengking muncul. "Huh, Soobin belum masuk juga? Ini udah terhitung tujuh hari lho?! Dia bisa bener-bener dikeluarin dari sekolah."

20:00 [✔]Where stories live. Discover now