31 | voli

45 13 0
                                    

| 20:00 |

Secara sengaja, keempat sekawan itu memakai pakaian yang sama. Kaus putih dengan celana pendek selutut dengan sepatu kets putih. Dari mana mereka mendapatkannya? Sebenarnya itu adalah pakaian olahraga pada saat mereka hidup. Tentu, siswa angkatan sekarang tak mungkin ada yang mengenalinya.

Pakaian pendek dan simpel. Namun tetap segar untuk dilihat. Apalagi jika yang memakai adalah mereka. Menganggumkan. Yakin sekali, atensi para siswi akan berpindah pada mereka.

"Gue yakin banget kita bakal menang," tutur Beomgyu. 

Suara tawa datang dari Kai. "Emangnya bisa, dengan kemampuan kita yang ga ada apa-apanya ini?" Lalu lanjut membenarkan sepatu. "Sadar diri dulu aja deh."

Tak hanya Beomgyu, mental yang lain jadi menurun karena mendengar itu. Juga pada Yeonjun yang jadi merasa dirinya bukan apa-apa. Sekarang keadaannya terbalik. Kai yang membunuh mereka semua.

Cowok yang duduk di ranjang langsung melompat. Menggenggam ponsel dan berjalan keluar begitu saja. Benar-benar lupa kalau sekarang sudah jam-jamnya para siswa masuk ke gedung sekolah.

Kebetulan, Minhee yang sedang duduk-duduk di bawah pohon langsung sadar dengan kemunculan Beomgyu. Sedari tadi ia menunggu di dekat gerbang sekolah, tapi ternyata malah muncul dari tempat aneh.

"Choi Beomgyu! Di sini!" panggil Minhee, melambaikan tangan. Sebisa mungkin tampak ceria dan tak tahu apa-apa soal peti kemas itu. Apa daya, gerak-gerik tubuhnya yang tampak mencurigakan tetap kelihatan oleh Beomgyu.

Lalu keluarlah yang lain, dengan raut wajah terkejut juga. Kalau Minhee tahu rahasia mereka ... bagaimana? Memang pada dasarnya, keempat cowok itu teledor sekali. Namun, karena mereka sama-sama pura-pura tak tahu, jadilah masalah tersebut terabaikan.

Berjalan menuju lapangan sekolah yang sudah dipenuhi dengan anak-anak lain. Kebanyakan adalah siswa kelas akhir yang memakai pakaian bebas untuk pensi tujuh belasan. Suasana bertambah ramai ketika siswa-siswa itu bersorak sebagai pembuka festival tujuh belasan.

"Heh gue bilangin ya! Ntar ... kalo habis lomba makan kerupuk gigi lo sakit lagi ... gue gebuk lagi lo!" Chaerin berlari-lari menyeimbangi langkah cepat Jisung. Suaranya sampai tersendat dan mengecil.

Jisung, dengan pakaian merah putih kerennya mendecih sinis. "Kepala lo bolong gitu ga gue marahin kan?" Lalu ditoyornya dahi cewek itu, tepat di bagian plester lukanya. "Ck, protektif banget."

"Chaerinn!"

Keduanya yang hendak bertengkar hebat langsung mengalihkan atensi. Itu dari Minhee, cowok yang berlari dengan pakaian olahraganya yang tampak berbeda dari tim voli-nya.

Jisung menyenggol Chaerin, berbisik, "Pacar lo dateng." Dan membuat Chaerin marah besar seperti orang kesetanan.

"Chae, lo ikut lomba apa?" Itu pertanyaan pertama Minhee.

Chaerin menoleh sambil berusaha menetralkan ekspresinya. "Estafet bendera sama anak-anak cewe kelas. Lo ... voli? Sama gengnya Yeonjun?"

Tatapan keduanya terarah pada keempat cowok yang tampak bersinar sendiri.

"I-iya. Gue ...."

Suara pengumuman dari tenda depan gedung sekolah membuat Minhee terdiam. Dengan segera, Chaerin langsung mendorong tubuh temannya ke sumber suara tadi. "Kalo gitu, sana cepet ke panitia buat pendaftaran ulang! Voli bakal dimulai duluan!"

Tanpa babibu lagi, Minhee langsung lenyap dari pandangan Chaerin. Dirinya dengan anggota timnya langsung pergi ke tenda panitia. Minhee, entah mengapa merasakan aura tak enak selama berada di sekitar keempatnya, terutama pada Beomgyu, cowok yang sedari tadi sibuk mengurusi ponsel.

20:00 [✔]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt