34 | makhluk lain

49 12 2
                                    

| 20:00 |

Choi Beomgyu, cowok pencari perhatian itu kemarin lusa sudah secara sah pergi ke tempat seharusnya. Sudah dua orang dan itu berarti giliran Soobin cepat atau lambat akan tiba juga. Dan kini penghuni peti kemas tinggal Yeonjun, Kai, dan Soobin.

Cowok itu lagi-lagi membilas wajah dari ujung dahi sampai ujung dagu. Entah yang ini sudah keberapa kalinya, tapi Soobin hanya bisa melakukan itu untuk mengalihkan semua pikiran buruknya. Kepalanya terasa sangat berat kala pikiran itu terus menyerbu.

"Soobin ... lo gak papa?" tanya seorang siswa. Kebetulan ia adalah teman sekelas Soobin.

Kentara sekali kalau Soobin jadi gugup setelah sadar sedang diperhatikan. Kepalanya terangkat menatap cermin, tepatnya pada pantulan wajah basahnya sendiri. "G-gue gak papa." Netranya berpindah pada sosok di belakangnya lewat pantulan cermin.

Teman sekelas Soobin itu pergi dan Soobin mengira keadaannya sudah aman. Tidak, tidak semudah itu untuk Choi Soobin. Ia mendadak kembali tertunduk pada wastafel. Telinga runcingnya bergetar. Suara asing mendadak masuk ke pendengarannya.

"Suara ini ...." Saat Soobin menoleh dan benar saja, sosok yang berada di pikirannya muncul. Mendorong dan mencekiknya sampai menyudut ke wastafel. "K-kak ... Namjoon!"

Namjoon di tempat hanya diam menatapi wajah cowok yang berumur jauh di bawahnya. Tangannya juga tak berkutik, tetap mencekik Soobin tanpa alasan. Juga tetap tenang menghadapi mangsanya bergerak terus-menerus untuk lepas dari cengkraman.

"Err!"

Telinga Soobin tampak bergetar dan bertambah runcing. Sedangkan pemiliknya terus menggeram menahan sakit dan panas. Kalau sosok Namjoon tidak segera pergi, cowok itu akan berubah menjadi wujud iblisnya.

"Soobin! Soobin, lo gapapa?!"

Soobin membuka netra lebar-lebar. Di hadapannya sudah ada Yeonjun yang memasang wajah panik. Saat tangannya akan bergerak menumpu tubuh, ia terhenti. Baru sadar kalau dirinya sedang duduk di lantai toilet, di bawah wastafel.

Cepat-cepat cowok bertubuh tinggi itu berdiri. Mengedarkan pandangan ke seluruh toilet untuk mencari sosok yang tadi sempat menyerangnya. Nihil. Benar-benar tak ada jejak.

Apa Kak Namjoon nyembunyiin diri lagi?

"Yeonjun ... lo ada liat Kak Namjoon di sini?"

Alis hitam Yeonjun saling bertaut. "Kak Namjoon sama gue tadi. Kenapa lo nyariin?" Agak aneh juga rasanya, kalo Soobin mengalihkan pertanyaannya dengan pertanyaan barusan. Soobin tak kunjung menjawab, sampai Yeonjun akhirnya terpintas suatu alasan. "Lo liat Kak Namjoon tadi?"

Cowok berwajah imut itu melesatkan kepala, menoleh pada sang pelontar pertanyaan. "Iya! Kak Namjoon emang suka dateng-pergi mendadak gitu, ya? Habis selesai urusan sama lo, pindah ke gue? Terus, dia ada dendam gitu sama kita? Dia tiba-tiba cekik leher gue tadi."

Demi apa pun, Yeonjun tetap tak mengerti dengan apa yang Soobin katakan. Semua fakta yang didengarnya barusan benar-benar bukan kebiasaan Namjoon. Ia tahu betul bagaimana sosok Namjoon yang sebenarnya.

"Kayaknya ... yang lo temuin tadi itu cuma makhluk lain deh?"

"Makhluk lain? Arwah maksud lo? Ya masa gue ga bisa kenal makhluk semacam kita?!" Soobin berteriak marah. Padahal di dalam rongga dada, jantungnya sudah berpacu. "Gue liat tadi itu beneran Kak Namjoon!"

"Enggak, bukan arwah! Gue rasa harusnya lo ngerti, Bin. Di dunia ini nggak cuma ada arwah, setan, dah iblis kayak yang orang awam tau. Banyak, masih banyak makhluk yang belum orang-orang tau." Jari telunjuk Yeonjun menunjuk lurus pada cowok di depannya. "Dan lo sendiri juga, lo itu iblis jelmaan manusia!"

20:00 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang