20:00 [✔]

13 | rasa curiga

| 20:00 |

"Lo tau gak sih? Ish, gila banget parah. Masa tadi ada orang asing nyolong di koperasi?!" Berita hangat khas pagi hari yang dibawakan oleh Chaerin membuat Jisung ketawa enggak bisa berhenti. "Terus, gue juga yang harus ganti!"

Jisung duduk di kursi kantin, menghentikan tawanya sebelum memesan batagor dua porsi. "Terus, gue harus bayarin uang ganti rugi lo, karena lo udah curhat ke gue?"

Chaerin mencibir, membuka tas ransel merah muda di sebelahnya untuk mengambil botol minum. "Gak lah, ish. Gue bercanda aja."

Cowok itu menggeleng dan tersenyum miring menanggapinya. Ada-ada aja.

Keduanya terdiam. Suara kesibukan mereka masing-masing teredam oleh beberapa orang yang baru masuk kantin. Mereka sih, tak peduli kalau sampe ketahuan berduaan juga. Toh, pasti mereka tahu kalau Jisung-Chaerin itu sahabat paling aneh dan top satu sekolah. Iya, mereka cuma sahabat, kok.

"Monggo niih batagornyaa."

Sejurus kemudian, Chaerin menjerit ala-ala cewek alay. "Aaa bulek Shin kok repot-repot anterin ke meja kita siiih? Kan bisa panggil Chae aja biar ke stan bulek aja." Belum lagi dengan manyunannya yang membuat Jisung harus bergidik dan membuat bulu kuduknya berdiri.

Tahu diperhatikan, Chaerin melirik tajam. "Heh, ape lo?!"

Jisung mengangkat bahu, mengambil piring untuk didekatkan ke posisinya duduk. Ia mulai makan dengan khidmatㅡah, sepertinya tidak juga karena Chaerin terus-menerus bawel menceritakan soal gosip-gosip sekolah.

"... terus katanya di sekolah hari ini banyak kejadian aneh."

"Hah, apa?" Jisung mengangkat kepala, melirik kanan-kiri dengan linglung.

"Ck, lo dengerin gak sih?! Hari ini aneh banget tau! Coba deh, tadi ada orang gak jelas nyolong roti. Berdua lagi ... gue ga tau sih muka mereka gimana, yang jelas ditutupin banget. Kalo dari suaranya sih ya, gue ga pernah denger."

"Terus kalo lo ga kenal atau ga pernah denger suaranya berarti dia orang aneh? Gak ya, anjir." Cibiran itu setidaknya membuat Chaerin kesal tak terkira. Sudah tak mau membantu masalah cewek itu, sekarang Jisung malah memajukan bibir bawahnya sambil julid ala-ala meme.

KLETAK!

"YA GUSTI KANJENG PARK CHAERIN! LO BISA GAK SIH GA MUKUL GUE PAKE GARPU?! Sakit anjir! Lo mukul pake ujungnyaa aargh mana kotor pula!"

Sepertinya Chaerin benar-benar tak menyadari kalau Jisung sangat marah sekarang. Cewek itu malah melotot sambil mengayunkan garpu bekasnya makan, sedangkan cowok di seberangnya rusuh mengambil tisu sembari menahan sakit dan kesal.

"Dah lah, gue nyerah sama cewek iblis macem lo! Gue makan di tempat lain aja!"

Awalnya Chaerin tertawa, tapi ketika Jisung berdalih berdiri sambil membawa piring batagornya, ia langsung pucat.

"Sung, kok ngambek sih?"

Jisung hanya melirik, lalu berbalik untuk pergi dari meja yang tadi didudukinya.

"SUNGㅡ"

BRUK!

Jisung dan Yeonjun saling menabrak bahu, membuat keduanya refleks menutup mata.

"Adooh!" racau Jisung, juga refleks melepas pegangan tangan dari piring. Tapi beruntung, Yeonjun segera merunduk untuk menangkapnya sebelum benda putih pipih itu menjadi barang terpecah belah.

"Anjay ketangkep," gumam keduanya bersamaan.

Jisung menatap Yeonjun yang sedang menatapnya kikuk. Lantas, piring itu dikembalikanlah pada si pemegang. Mereka tak berinteraksi lagi, karena Jisung setelah itu hanya menerima piring dan mengangkat kedua alis, lalu asal pergi begitu saja.

Minhee di sebelahnya bertanya keadaan Yeonjun dan dijawablah oleh cowok itu dengan anggukan. Mereka tampak akrab karena terus berjalan beriringan ke salah satu meja untuk memesan menu yang sama dengan Jisung-Chaerin.

Sampai sini sebenarnya tak ada yang salah,

kalau saja Jisung tak balik ke meja yang diduduki Chaerin untuk mengambil tasnya, dan tak sengaja melihat tubuh Yeonjun segera memudar tanpa siapa pun sadari, kecuali dirinya.

Yeonjun tampak panik, karena Minhee masih mengajak ngobrol dirinya. Tatapannya menyapu ke seantero kantin,

membuat pandangannya bertabrakan dengan sorot bingung dari Jisung.

"Loh?" Sekali lagi, keduanya bergumam bersamaan.