42 | hilang

32 12 0
                                    

| 20:00 |

Matahari petang membuat kelopak mata cowok itu perih. Terpaksa harus terbangun dan membuka mata meski kantuk masih melanda. Yang dirasakannya pertama kali adalah silau. Soobin tertidur di sofa dan menghadap jendela, yang membuat cahaya matahari langsung menusuk mata.

"Choi Soob?"

Soobin dengan cepat duduk ketika mendengar suara lembut nan familier itu. "Ma? Mama udah pulang?"

Baru saja akan berdiri, tubuhnya langsung berhambur ke lantai. Dunia seakan runtuh saat itu juga. Bersamaan dengan itu, kesadaran yang ada pada diri cowok itu kian berkurang. Semua gelap.

"Oh? Mimpi...." Soobin menghela napas berat.

Baru saja membangunkan diri, tapi badannya sudah lemas maksimal. Untuk berbicara pun rasanya sesak. Perutnya pun terasa serasa dihunjam oleh ribuan mata panah tajam. Dan ia tebak, sudah pasti untuk berjalan pun akan susah.

Cowok itu mengedarkan pandangan pada sekitar. Masih di tempat yang sama seperti terakhir kali, ia tertidur di ruang tamu. Masih kosong, sepi, dan suram. Cahaya matahari sore pun seakan mencoba masuk melalui celah-celah jendela danㅡtunggu, bukankah seharusnya mama sudah pulang saat ini?

"Pirii! Soobin baru bangun tidur? Sudah makan? Kenapa wajahmu lesu sekali?"

Makhluk kecil bersayap cantik itu datang lagi. Langsung menyerang Soobin dengan berbagai pertanyaan. Raut khawatir jelas tercetak di wajahnya.

Soobin tersenyum dan menggeleng. "Belum makan."

Langsung saja si peri panik. Terbang ke sana-ke mari mencari makanan yang bisa ia beri pada Soobin, tapi tak kunjung menemukannya. Yang ada di pikiran makhluk kecil itu hanyalah makanan dan makanan. Makin khawatir ketika ingat Soobin belum makan sejak pagi tadi.

Soobin hanya bisa terkekeh karena itu. Peri sampo memperlakukannya seakan ia akan mati saja. Yah, sebenarnya itu masih wajar karena peri sampo sudah seperti mamanya sendiri. Menemani masa kecilnya di saat susah dan senang.

Omong-omong, di mana Mama Soobin? Mengapa sosok itu tak kunjung muncul juga? Apa Soobin sekali lagi harus menahan rindunya?

Gak, enggak. Soobin menggeleng lemah. Mama pasti cuma pergi sebentar, sugestinya pada diri sendiri. Tentu saja. Apa alasan Mama untuk meninggalkan Soobin sekali lagi? Mama tak mungkin kembali ke dunia asalnya, bukan?

***

"Mama hilang?!" Dada Soobin tampak naik-turun drastis setelah mengulang pernyataan itu. Melihat anggukan ketakutan dari peri sampo, cowok itu sampai menahan napas. "Mama kanㅡenggak. Arghh, jadi kita harus cari mama di mana?"

Tampaknya peri sampo ikut kebingungan. "Mau cari di sekitar rumah dulu?"

Tanpa berpikir apa pun lagi, Soobin langsung mengangguk dan berlari ke arah dapur. Bukan tanpa alasan ia memilih tempat itu. Melainkan, karena ia ingat sekali di mimpinya, suara mama berasal dari arah dapur.

Tidak ada apa pun yang bisa ditemukan di sana. Hanya ada peralatan dapur yang kotor terkena debu karena sudah lama tak disentuh.

"Makanan?"

Soobin menemukan sebungkus plastik penuh berisi biskuit cokelat di atas meja makan. Ia sangat bingung, siapa gerangan yang meninggalkan sebungkus plastik itu? Tampaknya biskuit itu belum lama dibuatㅡmasih kokoh dan aromanya masih kuat.

"Oh? Itu biskuit dari mama!" Peri sampo berseru.

"Dari mama?" Soobin menoleh pada peri sampo dan mengernyit curiga. "Kamu tau? Jadi kamu juga tau keberadaan terakhir mama?"

"E-enggak! Aku cuma tebak aja ini pasti dari mama." Demikianlah jawaban dari peri sampo.

Tak mau meributkannya lagi, Soobin pun beralih ke tempat selanjutnya dengan membawa plastik itu. Memakan biskuit dan masuk ke kamar tidur mama dan ayahnya dulu. Cowok itu yakin sekali akan menemukan setidaknya satu petunjuk di sana.

"Pirii! Buku ini, buku ini!"

Keributan kecil membuat cowok satu-satunya di rumah itu segera berpaling. Ternyata peri sampo menemukan sesuatu yang menarikㅡbuku diari Yeonjun. Buku dengan kertas tua yang tersibak di atas meja rias. 

"Jangan!"

Larangan keras barusan membuat Choi Soobin mengernyit bingung sekaligus kaget. Tangannya yang hendak menutup buku untuk dibawa ke sisi ranjang jadi batal.

"Jangan tutup buku itu! Liat, sepertinya ada petunjuk kecil di halaman itu."

Benar saja. Dua halaman yang terbuka lebar tadi menunjukkan sesuatu yang mencurigakan. Tentang cermin dan labirin. Sepertinya petunjuk di mana mama berada akan ditemukan di sana.

Soobin dan peri sampo sama-sama duduk, memperhatikan kedua halaman itu dengan saksama.



Maze in the Mirror

sesuatu yang tersesat pada akhirnya akan ditemukan

lempar dadu dan tunjukkanlah angka 19

perlahan namun pasti, makhluk ...

Setelahnya, tak ada apa pun selain tulisan dengan bahasa prancis sambung yang amat rumit. Juga dengan ilustrasi cermin dan labirin di halaman sebelahnya.

"Kenapa ini? Kenapa kepotong?" Jujur saja, Soobin geram karena tak bisa membaca lanjutan kalimat terakhir. "Ini... kayak bekas goresan benda tajam nggak sih?"

Peri sampo memajukan kepala untuk melihat detail yang dimaksud. Benar saja, kata-kata selanjutnya memang tak bisa terbaca karena tergores parah, bukannya memang sengaja digantung.

"Aku nggak tau." Hanya itu yang bisa dikatakan peri sampo. Datar dan singkat.

Jawaban peri sampo benar-benar tak membantunya. Soobin makin resah karena tak peka dengan segala petunjuk yang ada. Dia ingin membantu dan berusaha, tapi tak bisa. Sesak rasanya.

"Piri? Ini apa?" Peri sampo menemukan secarik kertas yang terselip di antara halaman-halaman lain.

Soobin segera menarik kertas itu dan membacanya bersama si peri. Itu surat dari mama, pesan pertolongan sebelum mama benar-benar menghilang.



temukan mama di sini

kamu akan menemukan mama di sini

lempar dadu dan dapatkan angka 19, lalu kamu akan masuk

tolong mama, choi.



"Pirii, mama butuh bantuan!" Peri sampo mulai panik, beterbangan ke mana-mana seperti nyamuk. Lalu berhenti dan kembali duduk di atas pangkuan Soobin. "Kamu, tau kan harus apa sekarang?"

"H-hah?"










***

happy reading guys!

jadi gimana buat chapter ini? ada petunjuk yang kalian dapet? pastinya ada dong ya hehe

btw, maze in the mirror juga ada lagunya

coba kalian denger sambil baca liriknya deh, pasti dapet penerangan buat chapter selanjutnya

see u!

20:00 [✔]Where stories live. Discover now