06 | d i m u l a i

183 43 15
                                    


• 20:00 •


"Sekolah mendadak diliburkan."


Jaemin menoleh pada Jeno dengan mata berbinar. Tampaknya ia senang bisa skip praktikum Kimia nanti. "Serius lo? Kenapa? Wah keajaiban dunia."

"Anjir lo malah kesenengan sih?!" Cowok bermata sipit itu mengguncang bahu temannya kencang. "Di sekolah kita ada yang meninggal woii meninggalll anjirrr!"

"S-siapa yang meninggal?!"

"Tadi pagi kalo gak salah ada orang yang mau mindahin peti kemas yang udah hangus di pinggir taman itu. Sekitar tiga orang? Ya, sekitar itu deh." Jaemin meneguk saliva yang terasa menggumpal di ambang kerongkongan. "Terus, gue denger ada keributan di sana. Semua orang udah pada jerit-jeritan, sampe akhirnya ada notif dari ponselㅡ

kalo sekolah mendadak diliburkan di tengah hari gini."

Sontak cowok berponi itu mengecek grup kelasnya yang sudah ramai tak karuan. Benar saja, semua sedang membicarakan peristiwa di siang bolong ini.

. . .

Bu Taeyeon
| Sekolah diliburkan untuk semua warga sekolah
| Silakan segera meninggalkan area sebelum sekolah ditutup

Jinyoung
| beneran diliburin???

Lia
| Iya itu kan pemberitahuannya udah jelas banget anjir @Jinyoung

Jinyoung
| ya maap

Nakyung
| [sent a photo]
| Ini tadi gue foto pas gue kebetulan lewatin TKP

Renjun
| ANJIR ANJIR NGAPA LU FOTO NAKYUNG???
| LU TAU KAN GUE TAKUT DARAH???

Nakyung
| Itu gue cuma foto keramaianya doang bg ^^ @Renjun

Heejin
| Emang dasarnya tu cowok penakut Na ^^

. . .

Bodohnya, setelah tau benar-benar terjadi peristiwa siang ini, Jaemin malah menolehkan kepala pada jendela, persis di mana ia lihat tiga pria terbaring di tengah genangan darah. Matanya memelototㅡlupa dengan fakta kalau dari atas sini ia bisa lihat semuanya.

"ANJIR JAEMIN?! KENAPA LO MALAH LIAT KE SANA?!" Jeno langsung menangkup wajah Jaemin dan menariknya agar menatapnya kembali. Sayang sekali, tampaknya kesadaran Jaemin sudah tinggal setengahnya lagi.

Jaemin terhuyung. Kepalanya mendadak terasa sangat berat. "Maaf, gue lupa." Baru saja cowok itu akan berdiri, badannya langsung ambruk lagi ke bangku. "Gue mual, Jen," katanya lemah.


"Duh, yaudah ayo ke toilet!"


"Jaeminㅡheh Jaemin kenapa?!" Heejin yang baru datang langsung syok melinat cowok yang dicarinya kini terlinat sangat lemas.


"Mual dia. Udah sana lo pergi dulu, gue mau anter Jaemin ke toilet."

"Gue ikut!"

Jeno mengantar Jaemin yang masih meracau tak jelas sambil sesering mungkin hampir muntah di tengah jalan. Heejin sendiri masih mengikuti keduanya dengan wajah sangat cemas. Antara dia cemas dengan Jaemin atau cemas karena peristiwa hari ini yang sangat tak terduga.


Heejin tak bisa diam. Ia terus mondar-mandir di depan toilet siswa sambil menunggu Jaemin. Samar-samar bisa ia dengar suara muntahan Jaemin yang membuatnya bergidik. Ia baru bisa tenang ketika melihat Jaemin sudah berada di ambang pintu toilet dengan napas tersenggal.


"Jaemin, kita harus ke sana."

Jaemin mengangguk lemas, mengikuti langkah Heejin menuju lantai bawah meski Jeno sudah meneriakinya dari ambang pintu.

Benar saja, seperti apa yang terlihat di foto Nakyung, tempat kejadian sudah sangat ramai. Banyak siswa, staf sekolah, bahkan beberapa polisi juga ikut membantu menertibkan keadaan. Saat keduanya sampai barulah sirine ambulan terdengar, membuat para siswa menepi.

"Beneran kejadian... lagi." Heejin tertawa miris. Perkiraannya tak sampai sini. Para arwah itu benar-benar liar di luar dugaannya. Itu berarti ia harus lebih berhati-hati lagi.

Sementara itu, persis di belakang mereka berdirilah Kim dan Hwang yang gemetaran. Meski tahu mendekati tempat keramat ini adalah suatu hal yang sangat nekat, tapi keduanya tak peduli. Asal bersama dan di tempat ramai, mereka kira para arwah itu tak akan menunjukkan diri.

Namun,
perkiraan mereka lagi-lagi salah besar.

Karena terlihat sangat ketakutan, arwah-arwah itu jadi segan menampakkan diri di depan keduanya. Menyeringai, seakan mengejek. Hanya satu yang tak mereka sadariㅡsosok arwah berdarah di sekujur tubuhnya, yang terus menggerakan bibir seakan bertanya,


"Can't you see me?"

***
























Cowok itu tinggal sendirian di kelas. Kalau tidak ditinggal pulang duluan oleh penghuni kelas, ya ditinggal pergi ke area TKP. Tapi sekarang dia pasrah dan akan pulang ke rumah saja.

Tapi, matanya tak bisa diam sampai menemukan sesuatu di atas meja Heejin. Sebuah buku catatan kusam, dengan sebuah pulpen di atasnya. Paket lengkap.

Setelah memastikan tak ada orang lagi di ruang kelas itu, Jeno berlari mendekati meja itu dan membuka bukunya. Halaman satu sampai seterusnya kosong, membuat cowok itu jadi amat kesal karena merasa ditipu.

Tapi lain lagi ketika Jeno iseng membuka lembaran bagian belakang. Coretan mencurigakan tertera jelas di sana, berlanjut sampai ke lembar ke-sebelas dari belakang. Anehnya, yang nama yang ditulis di sana tampak familier.

Dirinya, Jaemin, Siyeon, Kim Hyunjin, Hwang Hyunjin, danㅡoh pengecualian dengan nama-nama ini, ia benar-benar buta.

Yeonjun, Soobin, Hueningkai, Taehyun, dan Beomgyu itu siapa?

Ah entahlah. Yang penting sekarang ia harus memotret bukti ini untuk ditunjukkan pada orang-orang yang bersangkutan. Ya, mereka harus tau ini atau cepat atau lambat sesuatu yang buruk akan menimpa mereka.


20:00 [✔]Where stories live. Discover now