24 | dongeng peri

54 16 0
                                    

| 20:00 |

KANG TAEHYUN

Katakan dengan jujur
Dia itu perimu atau monster peliharaanmu?

***

Kalian tentu tahu, tak sekali-dua kali Taehyun diperlakukan semena-mena, bukan? Oleh siapa? Kalau bukan oleh orang tuanya, siapa lagi? Lagi-lagi cowok itu harus pasrah terkurung di kamar suramnya. Bahkan, karena terlalu terbiasa dikurung seperti itu, Taehyun malah senangㅡsetidaknya ia bisa bolos sekolah.

Kala itu, Taehyun sedang duduk-duduk di depan jendela kamar. Menampak sisa tetesan hujan semalam. Hari itu adalah hari ketiganya dikurung. Ia mulai bosan dan jengah.

"Pirii, hai kamuu!"

Mendengar suara itu, Taehyun bergidik. Suara perempuan? "Aduh, horor."

Karena takut dengan suara itu, ia beralih duduk di ranjang. Baru saja tubuhnya akan direbahkan, makhluk kecil terbang duduk di bahu kanan Taehyun. Cowok itu mengira ada lalat besar yang menghampirinya. adi sebelum makhluk kecil itu duduk, Taehyun sudah menepisnya terlebih dahulu.

"Aw! Kok kamu jahat banget?" Makhluk itu mencoba untuk bangkit. Tapi sepasang sayapnya yang tergores besi jendela, membuatnya lemah. "Sakit ...," rintihnya sambil sedikit terisak.

"A-astaga. Kamu ini makhluk apa?!" Taehyun yang tak peduli, memilih untuk menghindar. Punggungnya bahkan sampai menabrak dinding. "Pergi gak! Pergi, atau aku bakal teriak!"

Namun, peri kecil itu terlalu lemah untuk bangkit atau bahkan hanya sekadar membalas pertanyaan Taehyun. Sayap tipisnya benar-benar kelemahannya. Kalau tak ditolong secepatnya, ia bisa mati di tempat.

"Hey, kamu!" Sekali lagi, Taehyun memanggil.

Tapi lagi-lagi peri itu tetap bergeming. Kini ia mulai sadar, ada yang tak beres dengan makhluk kecil itu. Jadi ia turun dari ranjang dan menghampiri makhluk tak berdaya itu. "Kamu ... gapapa?"

Ia melotot melihat sayap peri itu robek di salah satu sisinya. Jadi ia cepat-cepat membawanya ke meja belajar. Menyatukan sayap itu kembali dengan plester plastik seadanya. Syukurlah, peri itu bisa membuka mata kembali.

"Kamu siapa?" tanya Taehyun. Buru-buru menggeser gunting dan plester untuk menjauh.

Si peri menggeleng lemah. "Air—"

"Ah, butuh minum ya? Sebentar, aku ambilin—" Baru saja Taehyun akan beranjak dari duduk, peri itu menarik lengan bajunya pelan. "Kenapa?"

Peri itu menggeleng pelan. "Aku butuh air sampo."

"H-hah?" Taehyun yang hendak bertanya, langsung batal kala melihat wajah peri itu makin memucat. Tentu saja peri itu tidak bercanda dengan permintaannya. Tapi ia juga bingung, karena ia tak bisa keluar kamar.

Bukan Taehyun kalau tidak berbuat nekat. Apalagi jika menyangkut nyawa. Jadi ia memanjat dinding dan loncat dari jendela. Berjalan menuju pintu masuk rumah dan memastikan bahwa tak ada orang tuanya di dalam. Baguslah, sepertinya keduanya sedang berada di luar rumah.

Cepat-cepat ia lari menuju ke kamar mandi di sudut rumah. Berjinjit untuk mengambil botol sampo yang ada di rak paling atas. Bukannya mengambil kursi terlebih dahulu, cowok itu tetap keras kepala untuk buru-buru mengambil botol sampo.

BRAK!

"Aduuh!"

Nahas, Taehyun terpeleset ketika tangannya hampir mencapai rak teratas. Lengan kirinya yang pertama jatuh, jadi lecet dan basah. Sebenarnya, seluruh badan bagian depannya kini basah kuyup.

"Eh, nyampe!" serunya senang ketika melihat botol sampo ada di dekat telapak tangan kanan. Jadi, tanpa berlama lagi ia segera bangkit dan membawa botol sampo itu kembali ke kamar. Masa bodoh dengan badannya yang basah, setidaknya ia harus menyelamatkan satu nyawa sebelum terlambat.

Memasuki kamar lewat jendela lagi, Taehyun lantas duduk di depan meja. Tangannya buru-buru membuka tutup botol sampo dan memiringkannya sembilan puluh derajat, sampai airnya keluar. Benar-benar air, bukan gumpalan sampo yang bisa digunakan untuk ditaruh di atas kepala.

"Ini, minum ...."

Peri itu bangkit dengan tertatih-tatih. Taehyun menganga lebar, kala makhuk kecil itu benar-benar meminum tumpahan air sampo sampai habis. Raut wajahnya pun kembali segar, bukan seperti manusia yang keracunan seperti normalnya.

"Udah enakan, kan? Sekarang bilang ke aku, kamu ini apa?" Pertanyaan yang sama kembali dilontarkan oleh Taehyun.

Dengan senyum manis, peri itu mendongak dan menjawab, "Aku peri sampo." Mengepakkan sepasang sayap dan mendarat di bahu Taehyun. "Aku harap kita bisa jadi teman baik. Karena aku tau kamu kesepian banget, kan? Aku juga kesepian, hihi. Maka dari itu, aku datang kepadamu untuk mencari teman."

Peri sampo sangat baik. Terlampau baik, karena telah mau menampung segala dendam dan kemuraman Taehyun selama bertahun-tahun. Entah bagaimana dengan peri sampo sendiri sebenarnya.

Sejak hari itu, Taehyun dan peri sampo menjadi sangat akrab. Mereka memang hanya bisa berkomunikasi di belakang orang-orang, tapi setidaknya itu bisa membuat hubungan keduanya tetap terjalin. Selama bertahun-tahun, mereka menjadi sahabat, sampai akhirnya hubungan mereka mulai merenggang.

Entah siapa yang salah di sini. Tapi hubungan mereka mulai merenggang, dikarenakan momen mereka yang terputus. Taehyun yang mulai sibuk dengan teman-teman satu gengnya. Pun dengan si peri yang telah menemukan tuan baru.

Mereka sama-sama tak mengetahui, bahwa kenyataannya mereka sudah tidak saling membutuhkan lagi.

20:00 [✔]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu