09 | t u n t a s

139 27 2
                                    

20:00

. . .

Bu Taeyon
| Salah satu teman sekelas kalian, hwang hyunjin kini telah berpulang
| Sekolah diliburkan total agar para siswa bisa berziarah ke makamnya
| Ibu ikut turut berduka cita ya, Nak Kim @Kim_hyun
| Juga untuk Nak Jaemin @Jaemin dan Nak Heejin @Heejin
| Semoga lekas sembuh

Kim_hyun
| Iya bu :)

Siyeon
| Kim...
| Gue... ikut berduka cita juga

Renjun
| HAH HWANG MENINGGAL???
| terus jaemin sama heejin kenapa???

Nakyung
| Jaga omongan lo @Renjun
| @Kim_hyun turut berduka cita y
| Btw HEEJIIIN gws yaa :<

Kim_hyun
| Y

Jeno
| kim @Kim_hyun
| gue turut berduka cita
| jangan sedih terus
| yang kuat ya : )

Kim_hyun
| Lo semua bisa gak sih ga kasihani gue???
| Gue gak apa-apa!
| Lo semua sana minta maaf ke makam hwang
| Sana minta maaf ke arwahnya langsung!

. . .

Jaemin mendengus kasar dengan napas yang terasa panas. Ia duduk mendekap lutut dengan punggung bersender pada dinding. Matanya yang memerah tak sanggup lagi untuk mengeluarkan air mata, jadi ia hanya bisa meraung dan meraung seperti orang gila.

Kejadian semalam sungguh tak terduga. Perkiraan mereka ditemukan pukul enam pagi, saat semua staf sekolah sudah mulai hadir dan menemukan dirinya, Hwang, dan Heejin dengan keadaan bersimbah darah.

Hwang-lah yang dapat luka paling parah. Lehernya terus mengeluarkan darah, membuat pasir taman menjadi lautan merah. Belum lagi dengan tubuh cowok itu yang lebam di mana-mana akibat siksaan ayah kandungnya.

Dan dokter bilang, Almarhum Hwang meninggal di tempat karena terlalu banyak kehilangan darah dan terlalu lama dibiarkanㅡsemalaman bukan waktu yang singkat, bukan? Tapi lain lagi dengan alasan Kim, yang bilang kalau Hwang sudah terlalu sering menampakkan diri di depan para penunggu peti kemas.

"Bisa dibilang, Hwang sudah diberi tanda oleh mereka."

Itu kata Kim ketika cewek itu sudah mulai tenang ketika menemani Jaemin untuk berobat di rumah sakit. Tidak bisa dipungkiri, Jaemin jadi merasa sangat bersalah sudah mencoba untuk menghancurkan si kembarㅡmeski pada akhirnya pun salah satu dari mereka benar-benar hancur.


Ponsel Jaemin terarah pada wajahnya, melihat pantulan dirinya yang kacau di sana. Poni yang terpotong tak rapi, juga lilitan perban di dahinya akibat cakaran dari arwah semalam. Dia sempat kaget karena dokter juga bilang lukanya hampir saja membusuk parah jika ia tak cepat-cepat dilarikan ke sini.

Sudah sangat terlambat bagi Jaemin untuk bersedih dan sudah sangat terlambat pula kalau cowok itu masih mau berdiam diri di kamar setelah berobat sebentar. Dia belum menjenguk Heejin yang masih dirawat dan juga belum segera bersiap untuk mendatangi proses pemakaman Hwang Hyunjin.

































































20:00 [✔]Where stories live. Discover now