11 | awal yang baru

132 26 0
                                    

| 20:00 |

Yeonjun belum mau masuk ke markas meski langit sudah bergemuruh. Matanya masih asyik menatap jalanan tepat di depan. Kakinya bergoyang sampai sesekali menyentuh dinding logam di bawahnya.


Namun, tak ada suara yang timbul.
Tentu saja, suara apa pula yang akan timbul dari sosok setan sepertinya?

"Heh ga usah overthinking gitu lah! Masuk woi, Yeonjun!" Teriakan Soobin teredam oleh suara petir yang menyambar-nyambar, tapi tentu orang yang dipanggil itu masih bisa mendengar.

"Gue gak overthinking, bodoh. Udah sana lo masuk duluan, gue masih mau di sini." Cowok itu berkilah, kembali memfokuskan pandangannya ke semula.

Soobin memutar bola mata. Ia baru saja akan masuk, tapi tiba-tiba saja telinganya berubah menjadi sangat panjang seperti elf, membuat salah satu sisinya bergesekan dengan dinding logam. "Sial banget anjir. Kenapa juga kita harus dikutuk gini?"


Belum ada satu menit setelah Soobin kembali masuk, hujan tiba-tiba turun. Yeonjun duga, ia tak akan merasakan hunjaman tajam air hujan.

Tidak, dia kini salah besar. Bahkan seragam sekolahnya dulu kini ikut basah seiring tetesan yang lain ikut turun.


Bukannya terkejut atau panik dan langsung berlari ke dalam markas, Yeonjun menghela napas mengeluh setelah sempat melirik pada sepasang tanduk mengerikannya. "Iya. Tanduk sialan ini juga bikin gue sadar, gue ga bisa bebas kayak dulu lagi. Berlarian ke sana-kemari dan tertawaㅡ"


Terhenti.


Kalimat Yeonjun yang padahal akan selesai itu mendadak terhenti, ketika ia mendengar suara anak sebayanya berteriak memanggil.

Itu bukan Soobin atau temannya yang lain. Dia manusia. Cowok bernama Kang Minhee yang juga bersekolah di sekolah lama Yeonjun itu kini memanggilnya, tidak salah lagi. Tas ranselnya diangkat di atas kepala untuk melindunginya dari serangan hujan.


"Woi lu budek apa gimana sih?! Turun! Sini cepet berteduh bareng gue!"

Yeonjun melotot. Dia kira cowok itu akan secara halus mengajaknya, tapi seperti kebanyakan cowok, pasti ia akan mengeluarkan kata kasar pada akhirnya. Jadi, tanpa mau ribet berdebat dengan si manusia, cowok yang masih bertanduk itu lompat.


Ia ditarik menuju halte dekat area taman yang suram. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih ketika mereka sampai. Yeonjun sih santai saja, asal Minhee tak mengganggunya seperti kumpulan siswa kepo beberapa tahun lalu.


"Kenapa lo pake tanduk mainan sih? Lo habis natalanㅡeh, natal masih lama, ya?" tanya Minhee yang sedang menaruh tasnya di sebelah.


Cowok yang ditanya itu hanya mengangkat bahu tak peduli. "Lagian gue juga gak lagi main-main," jawabnya asal.

Minhee berdecak. Ia mengecek isi tas, takut kalau air hujan menembus pertahanan bahan tas. Beberapa kali ia mendumel, mempermasalahkan orang tuanya yang tak mau menjemput di kala hujan deras begini.

20:00 [✔]Where stories live. Discover now