55 | abadi [end]

78 11 0
                                    

| 20:00 |

"Hueningkai!"

Napas Yeonjun terengah-engah. Sekujur badan dan kepalanya terasa sangat sakit. Untunglah setengah menunggu beberapa saat, tubuh dan kepalanya mulai normal kembali. Bahkan sekarang, ia sudah mulai sadar sedang berada di mana sekarang.

Hamparan rumput hijau dan langit biru jernih. Barusan... ia tidur di atas rumput. Jadi segeralah Yeonjun berdiri dan membersihkan pakaiannya. "Tunggu." Pakaian serba putih ini, mengapa ia memakainya?

Apa-apaan semua ini? Mengapa semua yang dialaminya sekarang terasa sangat aneh? Bukannya, beberapa detik lalu ia masih di rumah keluarga Huening?

"Huh, lo manggil Huening? Dia masih ada di dunia. Pasti masih hidup seneng-seneng tuh, setelah bakar kita hidup-hidup." Soobin yang duduk-duduk di atas pohon, kemudian melompat turun. Baru saat itulah ia sadar, ia sedang berada di dekat pohon mapple.

"Di dunia? Maksud loㅡheh, Choi Soobin?! Bukannya lo udah mati?"

Soobin mengerling. "Apaan deh. Lo kan juga udah mati? Kita semua udah mati, makanya ada di sini!" Cowok berambut kebiruan itu berjalan menuju sekumpulan cowok berpakaian serba putih lainnya. "Woi, liat deh! Kayaknya Yeonjun kelamaan tidur tuh, sampe amnesia!"

Tawa timbul dari sekumpulan cowokㅡyang juga dikenal Yeonjun. Salah satunya yang berambut kecokelatan mendekat. "Yeonjun? Lo sehat? Udah mati kok tetep ga jelas?" ejeknya. Tentu saja itu hanya candaan.

Perlahan, Yeonjun mulai sadar dengan apa yang dialaminya. Semua peristiwanya ketika hidup kembali, itu hanyalah mimpi buruk. Semua mimpi itu berawal setelah menumpahkan minyak ke sekitar markas dan membakar keempat temannya hidup-hidup.

"Jadi... Minhee dan yang lainnya cuma ilusi?"

***

Ini sudah kesekian kalinya dalam seminggu, ia mengunjungi tempat ini. Tempat penuh guci, foto, dan semua kenangan milik orang yang sudah mati. Guci milik keempat temannya ditempatkan di kotak kaca yang sejajar.

Choi Yeonjun, Choi Soobin, Choi Beomgyu, dan Kang Taehyun

"Halo? Gimana kabar kalian di alam sana? Gue harap kalian bahagia di sana." Kai meraba pembatas kaca milik temannya satu-persatu. "Sekali lagi, gue mau minta maaf. Maaf buat semua yang udah gue lakuin di masa lalu. Meski ini ga bakal ubah situasi, tapi gue bakal terus minta maaf sampai kapan pun."

Suara getar pada Hueningkai, berganti menjadi isak tangis. "Berbahagialah di sana. Jangan peduliin gue di sini. Gue gapapa, gue bisa urus diri gue sendiri." Setelah meletakkan bunga di depan rak, Kai kembali berdiri tegak. "Gue pamit."

| FINISHED |

i-ini beneran udah end kan? T_T

thanks a lot, buat semua pembaca 20:00 yang udah sabar banget ikutin alur cerita ini

apalagi buat yang udah dukung aku dengan vote + comment huhu

sebenernya sider juga ga masalah sih, karnaa yang penting kalian suka cerita ini

jadi aku harap, kalian suka sama story 20:00 ini yaa

buat kelanjutan author's note bisa di next ya <3

sekali lagi, makasih banyak buat semuanya!

20:00 [✔]Where stories live. Discover now