54 | terakhir dari akhir

34 10 0
                                    

| 20:00 |

Tatapan tajam ditunjukkan si wanita. Sambil menggendong gadis berkuncir dua, ia duduk dan memperhatikan anak cowok di hadapannya. Wajahnya tampak resah. Sesekali melirik arloji di pergelangan tangan. "Cepetan, saya enggak ada waktu banyak."

Bagi seorang Choi Yeonjun, kalimat barusan itu kasar sekali. "Mama mau ke mana? Mau ke acara nikahan sodara?"

Wanita berambut curly panjang kecokelatan itu menatap sinis. "Maaf saya bukan mama kamu. Iya, ke nikahan Tante Yoon. Iya kan, Dek?" Beralih ke wajah anak sulungnya dengan senyuman amat manis.

Sungguh, wanita itu tak punya hati. Seakan sangat sengaja menunjukkan kalau ia tak ada hubungannya lagi dengan keluarga Choi, beralih dengan keluarga suami barunya, keluarga Yoon. Yeonjun ingin sekali menangis. Tapi, kelihatannya menangis di depan anak kecil bukan hal tepat.

"Kalo gitu, yaudah. Yeonjun cuma mau bilang kalo kangen mama." Satu-satunya cowok di sana pun akan pamit undur diri.

Sebelum itu, Yoon menarik tangan Yeonjun. Menyejajarkan telinga mantan anaknya dengan mulutnya lalu berkata, "Kamu udah mati. Seharusnya jangan muncul lagi di depan saya. Setelah ini, pergi ke alam baka dan jangan muncul lagi."

Wajah Yeonjun berubah kaku dan pucat. Buru-buru pamit dan pergi dari sana.

"Mama? Kenapa kakak itu manggil mama pake 'mama' juga?" tanya si adik kecil di pangkuan ibunya.

Yoon tersenyum manis ke anaknya. "Dia cuma anak temen mama, yatim piatu. Jadi ya gitu, semua ibu-ibu dipanggil 'mama'." Syukurlah, Yeonjun sudah jauh dan tidak mendengar kalimat itu.

MISI SELESAI


***

MISI ㅡ 02

Ungkaplah kejujuran sampai tidak ada rahasia lagi di antara kalian

[ batas waktu: sampai dinding menghimpit kalian ]

Brak!

"Shht! Lo hobi banget sih geprek barang?!"

Kai cemberut. Langsung bad mood setelah dimarahi Yeonjun barusan. Sudah begitu, cowok itu juga masih kesal karena menemukan kertas misi lagi di atas buku diari Yeonjun. "Habisnya, ini misi ga selesai-selesai. Gue 'kan mau hidup tenang."

Tertawalah Yeonjun. Ia mengusak rambut Kai dengan penuh kasih sayang. Ternyata anak ini sama sekali gak berubah. Tetap berlaku kayak bayi. "Kita dihidupin lagi kan bukan buat hidup seneng-seneng. Ah lo mah manja."

"SIAPA YANG LO BILANG MANㅡ"

"Shtt! Keluarga lo bisa bangun nanti!" potong Yeonjun. Kai ini sudah diomongi berkali-kali juga tetap tak paham ternyata. "Hmm, tapi apa maksudnya misi kedua ini? Gue sama sekali ga ngerti." Ditatapnyalah kertas yang diletakkan di tengah-tengah kasur.

"Nah kan, lo aja ga ngerti!"

Aduh Kai berisik banget, batin Yeonjun kelelahan. "Udah, mending kita pikirin besok lagi aja. Sekarang masih jam setengah dua, besok 'kan masih harus sekolah."

Pandangan Yeonjun yang semula terfokus pada jam dinding, beralih ke Kai. Betapa terkejutnya ia mendapati bule itu sudah terlelap di ranjangnya. Hari ini hari yang berat, untuk Kai maupun Yeonjun. Memang seharusnya mereka tidak terjaga terlalu lama.

20:00 [✔]Where stories live. Discover now