PART 0.3

24.8K 1.5K 13
                                    

  "Baiklah, apakah kalian semua sudah mengerti?" Tanya pak Kumis kepada seluruh siswa-siswi nya.

Ayo lah, sebenarnya bukan pak Kumis nama guru fisika itu. Itu hanya sebuah nama pemberian dari siswi nya, siapa lagi kalau bukan Sya.

Semua murid-murid hanya mengangguk mengerti, kecuali Sya yang sibuk dengan makanan yang disimpan nya dikolong meja.

"Afriel, apa yang sedang kamu lakukan?" Tanya pak Kumis, yang tentu saja heran melihat kesibukan siswi nya yang satu itu.

"Maaf Pak, saya tidak suka dipanggil Afriel. Cukup Sya saja. " Santai Sya, tak henti-henti nya memasukan potongan coklat kecil dalam mulut nya.

Pak Kumis hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar jawaban putri kepsek Erlangga, sedangkan teman-teman nya yang lain sudah tersenyum geli menyaksikan wajah polos Sya yang nyaris tanpa dosa. Dan tak sedikit pula yang menatap tak suka kearah nya.

"Ok Anatasya__"

"Sya pak, S-Y-A." Belum sempat Pak kumis melanjutkan pembicaraan nya
sudah di intruksi duluan oleh Sya. Benar-benar nih murid, langka.

"Woy, Afriel Anatasya Afshein, kalau ngomong itu jangan suka pakai otak. " Sahut Arshelio asal. Ya, Arshelio cowok yang selalu suka mengganggu kesenangan Sya.

Tidak dapat dipungkiri kalau cowok itu jomblo berkarat hanya karena menunggu Sya siap untuk jadi pacar nya. Walau banyak yang ngantri namun tidak ada yang dapat mengubah keputusan konyol nya.

Tapi apa lah daya seorang Sya tidak pernah serius dalam hal itu. Kalau soal otak, mungkin mereka datang barengan pas ngambil jatah otak, maka nya otak mereka sebelas duabelas sama-sama konyol nya.

Hidup nya terlalu simpel, hanya tentang konyol, tertawa, lelucon, dan sesuka hati nya.

"Heh, demi oreo yang diputar, dijilat, lalu dicelupin humor lo receh banget."

Tidak, apa yang dilakukan gadis ini, apakah dia mau sang guru terhormat nya menjadi penonton drama kekonyolan mereka? Oh no!

" Idih, emang humor lo dolar..?" Bukan nya berhenti, eh Arshelio malah memancing dikolam susu. Parah emang nih orang.

"Afriel Anatasya Afshein...! Arshelio Fernando...! Silahkan keluar. " Ucap pak kumis tegas.

"Serius pak? ya ampun, pak kumis emang ter the best lah pokoknya. " Masih Afriel Anatasya Afshein, siapa sangka Sya akan sesenang itu. Dengan sekejap mata mood nya langsung membaik 99,9%.

Lalu bagaimana dengan Arshelio Fernando?

"Lah pak, kok keluar sih? Nanti ada yang kangen lho sama saya. Biasa tampang ganteng kelewatan Xu Kai ,ya gini. " Cengir Arshelio yang sukses membuat seisi kelas tertawa.

Dua mahkluk ajajb ini, benar-benar membuat guru nya pusing tujuh keliling. Hm, mereka memang sebelas dua belas lah.

"Berdiri dilapangan. " Tegas pak kumis berusaha menahan amarahnya.

Tanpa fikir panjang, mereka segera meninggal kan kelas tercintanya, dan menuju lapangan Erlangga.

10, 20, 30 menit kemudian, matahari mulai terik dan sukses mencuri kesejukan dari sepasang siswa-siswi yang tengah berjemur tersebut.

"Sya, lo capek ya? " Tanya Arshelio kearah gadis itu.

Karena merasa aneh dengan Sya yang pasal nya tak pernah diam ketika berhadapan dengan tiang bendera, membuat Arshelio berfikir keras tentang nya sekarang.

Sya hanya bungkan tanpa ada sepatah ocehan atau pun kekonyolan yang keluar dari mulut nya. Sebuah keajaiban bukan?

Dilain sisi Arnand sedang berjalan melawati koridor sekolah, sambil memperhatikan siswa-siswi yang mungkin melanggar aturan sekolah.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now