PART 0.6

18.8K 1.3K 9
                                    

  "Lo sejak kapan ada disini? " Tanya Sya telak.

"Sejak lo ngomong ngawur dari tadi." Cengir Arshelio sambil tersenyum geli.

Sya hanya melirik sekilas kemudian berlalu menuju kelas nya. Bodo amat lah, Arshelio mau ngomong apa.

Oh Tuhan, siapapun yang masih peduli dengan Arshelio, tolong buang Sya kelaut Hindia saja. Orang seganteng Arshelio aja diabaikan, gimana nasib laki-laki dengan tampang pas-pasan..?

Brakkk...

Suara hantaman pintu kls 12 Mipa 2 sukses membuat siswa-siswi berteriak histeris.

Bagaimana tidak, sedang fokus-fokuss nya menatap lembaran soal ulangan tiba-tiba saja terdengar suara gaduh yang berhasil memecahkan konsentrasi mereka semua.

Dapat dipastikan suasana kelas langsung riuh mendadak. Ck, ulah siapa lagi kalau bukan Anatasya.

"Eh pak ganteng, pagi pak. "Kilah Sya yang baru sadar ada guru kiler nya yang sedang fokus menatap layar laptop nya seketika langsung menghadap kearah nya tajam. Tatapan mata nya itu lho___

" Duh, pak Ganteng pake acara marah segala lagi, udah kayak semut yang ketemu ulat aja. Apa sih gue ngawur mulu. " Bathin Sya konyol.

"Afriel Anatasya Afshein, apa yang sedang kamu lakukan? Jam berapa sekarang? Dan kemana seragam kamu? " Tanya pak ganteng beruntun. Sya hanya cengingran tak jelas, sambil sesekali menggaruk tengkuk nya yang sama sekali tidak gatal.

Oh iya, nama asli nya juga bukan pak Ganteng, itu juga nama konyol pemberian dari Sya, yang sukses menukar nama orang-orang sekejap mata. Ya beliau memiliki nasib yang sama dengan pak Kumis.

Berbicara tentang pak Ganteng, beliau itu masih lajang, umur nya sekitar 22 tahun, berbadan tinggi tegap. Putih? Mungkin sangat. Namun kegantengan nya bisa hilang begitu saja, jika harus berurusan dengan Sya, yang selalu bisa memancing emosinya.

"Bapak nanya nya kebanyakan, saya bingung harus jawab yang mana dulu. Satu-satu atuh pak. " Jawab Sya dengan wajah super polosnya tanpa dosa.

Perjanjian yang dibuat nya dengan mommy nya semalam seakan-akan hilang ditelan bayi. Ralat, bumi. Fix, salah kan saja Dheffani yang membuat janji dengan anak nya konyol nya.

Okey back to topic.

"Saya nggak suka putri kepsek itu, seenak nya saja datang ke sekolah. Saya akan___"

Kring kringgg....

Suara lonceng barusan berhasil meredam emosi pak ganteng. Sya menarik nafas nya lega, seperti nya dunia memang tak mengizinkan gadis itu tersiksa.

"Baiklah, silah kan kumpul kan tugas kalian. Dan kamu Anatasya ikut saya sekarang...!" Perintah pak Ganteng yang terdengar sangat tidak ingin dibantah.

Oh tidak, seperti nya kali ini keberuntungan tak memihak kepada Sya. Gadis yang malang bukan?

Sya terus saja mengekori pak Ganteng dari belakang. Ia sedang malas tebar pesona atau pun kesombongan, jadi lah Sya berjalan menunduk hanya memperhatikan lantai.

"Astaga, kemana ini? " Fikir Sya sambil celingak-celinguk kesana kemari.

Andai saja tadi Sya mengikuti Arshelio yang mengajak nya membolos, pasti nasib nya tak akan seperti ini. Sya hanya pasrah, ia terus berjalan mengikuti sang guru terhormat tanpa melihat kanan, kiri, samping, dan belakang. Dan begini lah jadi nya.

"Ya ampun pak ganteng mana, sih? Kok nggak ada ya? Jangan-jangan pak ganteng punya jurus menghilang lagi?
Apa pak ganteng punya sayap? No no no, pak Ganteng pasti udah bebasin hukuman gue, cabut aja deh. "Gumam Sya sambil melangkah kan kaki nya berbalik kebelakang. Sya tersenyum senang, dan___

ARNANSYA [Completed]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon