PART 3.5

14.9K 933 26
                                    

  Hari yang suram, seolah-olah mentari yang bersinar terang mengejek gadis yang tengah memporak-poranda kan kamar yang bernuansa abu-abu itu.

Memang, terkadang cinta membuat kita egois. Tanpa pernah menghiraukan ada orang lain yang kita buat menangis.

Cinta itu membuat sebagian orang lupa, bahwa kebahagiaan itu tak sepenuhnya milik nya.

Ada hati yang lebih pantas, dari ego yang teratas. Ada rasa yang lebih patut, dari pada kehilangan yang terus membuat kalut.

Entah lah, bahkan kita tidak pernah ingin kecewa, padahal selalu mengecewakan mereka. Kita tidak pernah ingin tersakiti, padahal selalu menyakiti hati yang tak berdosa.

Hidup se ego itu ya? Sampai dia yang sama sekali tidak pernah ikut campur pun, terkadang kita anggap penghalang yang besar. Ck, cinta memang membuat banyak orang menjadi begok.

Harus nya, kita lebih sadar banyak hal yang tidak bisa genggam dengan tangan sendiri. Dunia ini, bukan hanya tentang hak perorangan tapi juga tentang hak dia, kita, dan juga mereka.

Jangan terlalu ambiusius untuk mengejar, apa yang mustahil kita dapat kan. Biarkan saja semua nya memain kan peran nya masing-masing. Tapi buat seseorang seperti Sea, mungkin tidak bisa kita berkata seperti hal itu.

"ARGHHH... "

Bukan, gadis itu sama sekali tak pernah menyesali perbuatannya. Bahkan disini, seolah-olah cuma dia yang menanggung beban kepedihan nya.

"Sampai kapanpun gue nggak akan pernah biarkan lo bersama dia Nand." Ujar nya sambil melemparkan semua barang-barang yang terletak diatas meja rias nya.

Ia tidak peduli dengan semuanya, apa yang ia ingin kan, bagaimana pun harus ia dapat kan. Ck, terkadang kita hanya sebatas sama-sama pernah hadir, bukan bersatu dalam taqdir.

"DEK, KAMU JANGAN GILA DEH. BUKA PINTU NYA." Tegas Sean setengah panik didepan pintu kamar Sea bersama perempuan paruh baya itu.

"Sea, buka dulu pintu nya sayang." Ujar Sera dengan mata yang berkaca-kaca.

Sera? Tentu saja ini sangat menyakitkan bagi wanita paruh baya itu. Setelah sekian lama membesar kan kedua anak nya tanpa seorang ayah, sebagai seorang ibu ia tidak akan pernah rela melihat anak nya tersakiti seperti ini. Sekalipun memang anak nya salah.

"Se_sea hiks, Sea ben_ci hiks Arnand bund."

Hati Sera langsung hancur mendengar isakan putri semata wayang nya. Air mata itu yang di elakan Sera selama 18 tahun membesarkan kedua anak nya. Terlebih itu Sea.

"Jangan berlebihan Sea, Arnand itu suami orang. " Bahkan sampai sekarang Sean benar-benar tidak tau apa yang harus dilakukan nya.

Semenjak perceraian kedua orang tua nya, memang Sean lah yang menggantikan posisi ayahnya untuk Sea, adik kembaran nya.

"Se_Sea hiks nggak peduli hiks bang. " Sea memang keras kepala, dari kecil pasti Sean yang selalu mengalah dari Sea. Tapi untuk kali ini, semuanya tidak seperti dulu lagi.

Jujur, Sean masih butuh bantuan Arnand untuk melembutkan hati Sea, seperti dulu lagi. Namun nyata nya sekarang sudah berbeda.

"Ayolah Sea, kamu jangan keras kepala. " Bujuk Sean, sambil menahan setitik rasa sakit yang menjalari tubuh nya.

Persahabatan nya sudah berubah, bahkan hubungan antara Sean dan Arnand mulai merenggang. Tidak Arnand saja, melainkan juga Keano, Saga dan juga Sya.

"Hiks,, S_Sea keluar sayang. Bu_bunda hiks nggak mau kamu kenapa-napa." Suara Sera terdengar lirih, tak sanggup lagi menahan tangisan nya.

Sea terpaku sebentar. Isakan itu?
Sea benar-benar benci mendengar suara tangisan bunda nya. Cukup sudah penderitaan Sera menghidupi mereka sendirian selama ini. Sea, tak ingin bunda nya kembali merasakan rasa sakit itu.

ARNANSYA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang