PART 0.7

18.6K 1.3K 10
                                    

  Sekarang Arnand sedang bergulat sendiri dengan fikirkan nya. Jujur saja, Kata-kata gadis tersebut masih terus terngiang jelas didalam benak nya. Bagaimana bisa laki-laki itu terus  mondar-mandir didepan rumah Sya saat ini, hanya karena ucapan konyol Sya kemarin lalu.

Ya, hari ini adalah hari minggu, jadi Arnand berinisiatif untuk meminta maaf kepada Sya secara langsung. Entahlah, itu karena apa?

Tapi sesampai nya didepan pagar rumah Sya, ego nya mengalahkan semua nya.

"Eh ada nak Arnand. Ngapain mondar mandir disini? Mau ketemu pak Arka ya..?" Tanya satpam rumah Sya yang sudah lumayan kenal dengan nya.

" E_eh, iya Pak. " Jawab Arnand kelagapan sendiri.

"Ya udah, masuk atuh den..." Tanpa persetujuan dari Arnand, satpam pun langsung membuka kan gerbang rumah Sya. Mau tidak mau Arnand memasuki memasuki mobil nya dan kembali melajukan kan nya ke halaman rumah Sya yang terlihat luas, nyaman dan asri.

Saat Arnand ingin menekan bel rumah Sya, pintu rumah nya langsung terbuka, memperlihatkan kan sosok tuan rumah  yang sudah rapi dengan pakaian nya, baru keluar dari dalam sana.

"Lah, lo? Ngapain kesini? Mau ketemu daddy? Daddy lagi di luar kota. Pulang aja sana. " Sarkas Sya yang membuat Arnand melongo.

Ciri-ciri tuan rumah yang tidak mempunyai periketamuan, Arnand langsung diusir begitu saja. Kalau seperti ini, Orang-orang akan perfikir seribu satu kali sebelum bertamu di mansion mewah milik keluarga Afshein.

"Dih, main ngusir aja. Gue kesini mau ketemu lo. " Seperti nya tidak perlu ber basa-basi dengan tuan rumah seperti Sya.

Tuan rumah itu menatap tamu nya sesaat, mencari kebenaran dari tatapan datar tamu nya.

"Cih, ngapain nyariin gue? Gue punya salah apa lagi sama lo? Sumpah demi semut yang suka makan ikan, gue lagi buru-buru bapak Arnand Celvano Axelle. " Entah mengapa Sya selalu emosi berhadapan dengan tamu yang notabene nya adalah ketos Erlangga.

"Gue cuma mau minta maaf sama lo soal kemarin itu, gue tau lo nggak lagi becanda." Pungkas Arnand dengan sabar menghadapi tingkah sang tuan rumah.

"Maaf? Tau apa lo soal kesalahan? Bukan kah ketos Erlangga Afshein serta jajarannya hanya tau tentang dihargai tanpa pernah mencoba menghargai? Gue sih nggak papa diremehin, udah terbiasa juga soal nya. Tapi bagaimana dengan yang lain? Terutama junior Erlangga Afshein? " Sya tersenyum sumbang kearah Arnand.

Untuk yang kesekian kali nya, laki-laki itu harus menerka teka-teki tanpa soal dari Sya, gadis aneh yang dilabeli dengan sifat identik konyol nya.

"Gue bingung sama lo. Kenapa lo terus-terusan bawa jabatan sekolah kesini? Bahkan gue nggak tau apa-apa. "Tak tau mengapa Arnand sangat tidak suka mendengar penjelasan Sya.

Sedang kan Sya, hanya mengedikkan bahu nya acuh. Arnand menatap manik mata gadis itu lekat, entah sejak kapan akhir-akhir ini gadis itu selalu menjadi trending topic dalam otak nya.

"Lo kesini mau minta maaf kan? Permintaan maaf lo udah sampai. Gue udah nggak ada waktu. " Tanpa babibu Sya melangkah kan kaki nya meninggalkan laki-laki itu.

Namun tentu saja Arnand tidak akan membiarkan Sya lepas begitu saja, dengan secepat kilat Arnand meraih pergelangan tangan gadis itu, yang sukses membuat nya membalikkan arah menghadap Arnand.

"Duh, kok jantung gue jadi deg deg kan gini ya, apa gue punya riwayat penyakit jantung ..? " Bathin Sya, karena Arnand tak kunjung melepaskan pergelangan tangan nya.

"Woii Sya, lama benar dah. Udah ditungguin dari tadi. " Suara itu membuyarkan lamunan Sya, bersamaan dengan Arnand yang melepaskan genggaman tangan nya.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now