PART 4.8

10.9K 724 12
                                    

Brakkk...

Suara kepala Sea terbentur ke lantai, karena tenaga Sya yang terlalu kuat ingin menjambak Aluna namun Sea malah memegang nya dari belakang. Tentu saja, Sea pingsan.

Bersamaan dengan kejadian itu, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang datang dengan nafas yang masih memburu.

"SEAAA......! "

__________________

Gadis itu langsung menggigit jari telunjuk nya, takut. Kekonyolan apa lagi yang dilakukan nya didepan suami nya.

"Ar_Arnand, a_aku____"

"BERHENTI BUAT MASALAH....! " Bentak Arnand yang membuat Sya bergedik ngeri. Tiba-tiba saja dada nya terasa sesak mendengar bentakan itu, entah lah rasa nya sekarang ia ingin menumpah kan air mata nya didepan dunia.

Dengan sigap Arnand langsung mengangkat tubuh Sea menuju ruang UKS dibantu oleh Sean. Sya bergetar hebat, saat melihat Arnand yang sama sekali tak mempedulikan nya.

Untuk menghilangkan sedikit rasa malu nya, eitsss bukan malu tapi rasa sedih nya, gadis itu melangkah kan kaki nya menuju toilet.

Sya berdiam lama, memperhatikan wajah nya yang acak-acakan didepan cermin. Seketika mata nya beralih pada tangan nya yang sedikit memar karena cengkraman Aluna yang terlalu kuat.

Gadis itu tersenyum miris, segitu buruk kah dirinya dimata Arnand? Jangan kan untuk mengobati luka nya, untuk bertanya mengapa saja, rasa nya tidak mungkin.

Apa yang harus dilakukan nya sekarang? Minta maaf sama Sea? Bahkan dia tidak melakukan kesalahan apapun. Sya bingung akhir-akhir ini hidup nya terlalu mengenas kan.

Sya keluar dari toilet, dengan penampilan yang sudah lumayan bagus dari sebelumnya. Rambut nya sudah rapi dengan geraian seperti biasa, muka nya sudah ditaburi bedak putih meskipun hanya sekedar bedak bayi, bibir nya sudah dipolesi liptint agar tidak terlihat pucat.

Huftt...

Sya menarik nafas nya dalam-dalam. Tujuan yang ada difikiran nya adalah UKS. Entah itu untuk minta maaf atau justru untuk mempermalukan diri nya kesekian kali nya.

Tersenyum, Sya berusaha buat tersenyum sebagus mungkin, agar tidak ada orang yang dapat membaca kesedihan dan kekecewaan dari raut wajah nya.

Karena Erlangga yang terlalu luas, membuat Sya hampir menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit menuju ruang serba putih itu.

Sya menyipitkan mata nya dari jendala ruangan tempat Sea beristirahat. Seketika senyuman nya berubah jadi raut kebencian.

Tentu saja, istri mana yang tidak cemburu melihat suami nya begitu mengkhawatirkan perempuan lain, terlebih-lebih Arnand menggenggam tangan Sea dengan sangat erat.

"Ngapain? " Tanya seorang laki-laki yang membuyarkan lamunan Sya. Gadis itu langsung menoleh kearah sumber suara.

"Mau minta maaf tapi nggak jadi." Ujar nya telak.

"Ngapain minta maaf, harus nya dia yang minta maaf sama lo. Sekalian, sama cowok lo juga, masak iya bebih mentingin cewek lain dari lo." Tukas Zhieno santai, dengan sebelah tangan dimasukan nya dalam saku celana.

Memang sekarang panggilan mereka sudah dirubah jadi lo-gue, Sya sendiri yang minta. Kenapa? Ya, karena Sya tidak ingin lagi terjadi kesalahan pahaman antara dia dan suami nya.

Sya memperhatikan Zhieno yang tiba-tiba ada disamping nya. Kalau difikir-fikir iya juga sih kata Zhieno.

"Nggak usah ikut campur . " Ujar Sya dingin, tanpa mempedulikan ucapan Zhieno barusan.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now