PART 5.1

12.7K 831 47
                                    

  "Sya... " Panggil Arshelio yang langsung tersenyum melihat gadis itu sudah sadar.

"Aww... " Ujar nya sambil memegang pipi nya yang sangat lebam.

"Mau kerumah sakit? " Tawar Arshelio yang membuat Sya langsung menggeleng lemah.

"Gue udah nggak kuat dengan semua ini Oreo... " Lirih Sya nyaris tak terdengar ditelinga Arshelio.

____________________

  Arshelio manatap gadis itu dengan penuh rasa kasihan. Wajah konyol yang sangat bertolak belakang dengan kondisi sulit yang tengah dihadang nya saat ini. Arshelio menggenggam tangan Sya erat, seolah-olah berusaha menstranfer kekuatan dari dalam sana. Meskipun nyata nya tetap sia-sia.

"Gue capek Arshelio. " Lirih nya lagi, yang terdengar melemah.

Laki-laki itu sangat yakin jika Sya sedang tidak becanda, bukti nya nama kebanggaan nya telah kembali terucap dari bibir gadis itu.

Tapi kalau boleh memilih, lebih baik gadis itu memanggil nya dengan nama Oreo saja, meski pun terdengar sangat konyol, setidaknya bisa membuat Sya tertawa.

"Gue anter lo pulang. " Putus Arshelio yang tak mungkin sanggup mendengar ucapan menyerah dari gadis itu.

Sya hanya bisa mengangguk lemah, seperti nya tenaga nya benar-benar terkuras habis untuk hari ini. Hingga untuk pura-pura tersenyum saja ia tak kuasa.

Arshelio memapahnya menuju parkiran sekolah. Sya hanya bungkam, melihat Arnand yang melirik nya sekilas, tanpa pertanyaan apa pun. Padahal Sya seperti ini karena ulah nya.

"Pulang nya pakek mobil gue aja, ntar mobil lo tinggal suruh jemput pak sopir. " Ujar Arshelio yang langsung diangguki oleh Sya.

Selama perjalanan Sya hanya bungkam, sambil memperhatikan jalanan yang mereka lalui. Mereka hanya sibuk dengan fikiran nya masing-masing.

Dua puluh menit kemudian mereka sampai dirumah Sya, Arshelio hanya mengantar gadis itu sampai depan pintu, kemudian kembali kesekolah sebelum habis jam istirahat.

"Non, kok bisa sampai gini sih? Gimana kalo sampai den Arnand tau." Ujar bi iyem sambil mengompres pipi lebam Sya dengan air hangat.

Sya hanya tersenyum miris mendengar penuturan pembantu nya.

"Gimana kalau sampai den Arnand tau."

Rasa nya Sya ingin sekali tertawa sekeras-kerasnya, dengan ucapan ajaib yang keluar dari mulut bi iyem.

"Biasa lah bi, anak cewek ya kek gini." Kekeh Sya, berusaha menutupi semua kesalahan yang suami nya buat.

"Kebalik atuh non, anak cowok yang harus nya kek gini. " Sekali lagi Sya hanya terkekeh mendengar kan ucapan bi iyem.

"Bi Sya, mau keluar bentar. Kalau nanti Arnand nanya, bilang aja Sya cari suami baru. " Kata Sya asal, dan sukses membuat bi iyem tertawa renyah.

"Non non___"

Entah lah, Sya sendiri tidak tau kemana iya akan pergi hanya untuk sekedar menghindari bertemu dengan suami nya.

Bukan apa, hanya saja Sya belum siap ingin memperpanjang masalah dengan Arnand. Sya belum sanggup ambil resiko jika sampai kalimat aneh-aneh keluar dari mulut nya. Takut nya, nanti sama-sama terpancing emosi.

Tanpa menggantikan seragam nya terlebih dahulu, Sya sudah melangkah kan kaki nya menuju pintu utama. Baru saja Sya ingin membuka pintu, tapi malah ada orang yang mendorong pintunya dari luar.

Sya terkesiap melihat sosok jangkung itu sudah berada di depan nya. Putus lah, harapan nya untuk menghindari suami nya. Kenapa tiba-tiba Arnand pulang secepat ini? Bahkan belum masuk jam istirahat kedua.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now