PART 4.9

11.1K 719 35
                                    

  Sya menghembus kan nafas nya kasar, saat mengetahui suami nya tidak pulang kerumah se malaman. Entah itu kenapa, Arnand sama sekali tidak memberi nya kabar. Biarkan saja, palingan juga tidur dirumah Sea. Selama masih belum dikolong jembatan, ya apa peduli Sya.

Sekarang gadis itu sudah siap dengan seragam ala Erlangga Afshein nya ke sekolah.

Jika dilihat dari penampilan nya sekarang, pasti semua orang sangat menginginkan berada diposisi nya, hidup dengan kemewahan tanpa harus susah payah merengek pada orang tua meminta ini dan itu, sekolah ditempat favorit yang setiap orang mengimpikan nya, fasilitas yang lengkap yang tidak akan membuat nya kekurangan apa-apa.

Ferfect bukan? Apa lagi yang orang lain cari jika bukan itu semua . Dan jangan lupakan wajah cantik nya yang membuat semua orang terpesona. Semua orang memuji pahatan wajah nya yang hampir sempurna.

Tapi, tetap saja raut bahagia nya hanya pencitraan belaka. Bohong, jika iya tidak kecewa dengan semua sikap Arnand belakang ini. Bohong, jika dia tidak sedih dengar perlakuan dan kata-kata tusukan yang keluar dari mulut suami nya belakang ini.

Sya hanya memperhatikan penampilan nya lewat kaca, seperti apa diri nya sebenarnya. Rasa nya, kembali sesak jika mengingat nasib malang nya dalam kata cinta.

         (Anggap saja dikamar guys)

"Ck, bodoh. " Umpat nya, sambil tersenyum sumbang kearah pantulan diri nya dibalik cermin meja rias kamar nya.

"Lo cantik Sya, lo beruntung dari yang lain nya. Ngapain lemah karena cinta. " Gumam Sya sendiri. Tanpa fikir panjang gadis itu langsung keluar dari kamar nya.

"Bi, Sya berangkat dulu ya. " Pamit Sya kepada bi iyem, asisten rumah tangga nya.

"Nggak sarapan dulu non? "

"Disekolah aja nanti bi. " Ujar Sya sambil bersigegas memasuki mobil yang yang masih dalam garasi.

"Apa gue pantas marah sama Arnand? Apa gue pantas membenci Sea? Apa gue pantas membalas dendam? " Tanya gadis itu pada diri nya sendiri.

Kepala Sya benar-benar terasa pening, memikir kan semuanya. Otak kecil nya mulai melemah, jika itu bersangkutan dengan suami nya.

"Gue emang nggak pantes buat Arnand. Gue terlalu bodoh, gue terlalu konyol. GUE BENCI SAMA DIRI GUE SENDIRI. ARGHHH..." Teriak Sya frustasi sambil memukul stir mobil nya keras.

"Hei, mbak kalau nggak bisa nyetir, nggak usah bawa mobil. " Hardik seorang pejalan kaki, yang hampir ditabrak Sya karena ia mengerem mendadak. Sya mengusap wajah nya gusar.

"Maaf... " Lirih nya, sambil kembali melajukan mobil nya menuju sekolah.

Sesampai nya di Erlangga, Sya berjalan menuju kelas dengan mata nya yang tak pernah berhenti celingak-celinguk keseluruh penjuru sekolah, mencari keberadaan suami nya, yang ternyata tidak ada.

"Guys, lo pada tau nggak? Tadi malam gue habis jalan lho sama ketos. Dia bawa gue ke restoran yang romantis banget... " Ujar Sea dengan setengah berteriak keseluru penjuru kelas.

"Dan, Arnand juga nginap dirumah gue lho semalam. " Lanjut nya, yang membuat seisi kelas terbelalak. Eh mbak, jadi murahan aja bangga.

Sya berhenti sejenak didepan pintu kelas, mendengar pengakuan Sea barusan. Pantas saja suami nya lupa jalan pulang. Sya berusaha mengontrol emosi nya, dengan tetap tenang, aman dan tentram menuju meja nya.

"Masak sih, kan Arnand cowok Sya? "

"Seriusan? Arnand mau sama Sea?"

"Lah, cantikan juga sya dimana-mana?"

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now