PART 1.5

17.9K 1.1K 22
                                    

  Hari berlalu begitu cepat, tak terasa dalam hitungan menit status kedua pelajar SMA itu akan segera berubah dari siswa-siswi menjadi suami istri.

Sya menatap diri nya didepan cermin,
Wajah cantik nya yang sedang dirias oleh sang perias dan baju pengantin putih yang hanya akan dikenakan nya sekali seumur hidup.

Gadis itu benar-benar tak percaya, jika semua nya akan terjadi secepat ini. Bahkan diusia yang sangat muda pula, disaat remaja sebaya nya sibuk dengan mencari jati diri, dia nya malah terjebak dalam pernikahan dini. Bagi nya ini merupakan mimpi yang sengaja terjadi dalam kenyataan.

Mungkin hari ini adalah hari yang ditunggu oleh semua orang. Hari terbahagia dalam hidup mereka, bahkan hari ini adalah hari baru yang tak akan pernah membuat semua orang lupa.

Perubahan status, pembukaan hidup baru, suasana beba, semua itu merupakan peralihan terbesar dalam hidup manusia.

Bohong, jika Sya tidak merasakan semua itu, hanya saja gadis itu belum bisa menghapus bayang-bayang masa lalu nya. Bukan, Sya bukan belum bisa menerima kenyataan, namun semua ini terasa terlalu cepat.

Tolong sadar kan Sya, bagaimana pun masa lalu tetap lah masa lalu. Sejarah tetap lah sejarah yang sampai kapan pun tak akan pernah berubah. Tapi apa lah daya seorang Anatasya.

"Udah selesai mbak. " Ucap sang perias, sambil meneliti penampilan gadis itu kembali.

Sya tersenyum puas, saat melihat penampilan nya yang sudah ferfect. Meskipun pernikahan nya karena perjodohan alias terpaksa, namun Sya juga mau seperti semua orang pada umumnya. Ia hanya mau, menikah satu kali seumur hidup.

"Sya, kamu sangat cantik hari ini, sayang

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


"Sya, kamu sangat cantik hari ini, sayang. " Ujar Dheffani bangga.

Sya yang melihat sang mommy didepan ruangan itu langsung menghambur kepelukan mommy nya tanpa babibu.

Air mata nya lolos begitu saja. Entah itu air mata bahagia atau malah sebalik nya. Sya sendiri tidak tau.

"Eh, ngapain nangis sayang? Nanti cantik nya ilang lho. Lagian udah mau jadi istri masa masih cengeng gini. " Dheffani mengusap punggung putri nya lembut penuh kasih sayang.

"Mom, hiks Sya hiks sayang sama mommy, hiks. " Sya sengugukan didalam dekapan mommy nya.

Dheffani tersenyum senang mendengar ucapan Sya yang terdengar begitu tulus. Diumur yang baru menginjak 17 tahun itu, putri semata wayang nya harus ia lepas kan begitu saja. Siapa juga yang nggak akan sedih, jika berada diposisi wanita paruh baya itu.

"Iya sayang, mommy juga sayang sama kamu. Udah ya, jangan nangis lagi, udah ditungguin tuh sama calon suami. "

Sya langsung melepaskan pelukan mommy nya. Dheffani tersenyum sambil menghapus sisa air mata putri nya. Lalu mengecup kedua pipi gembul anak nya, secara bergantian.

ARNANSYA [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora