PART 1.8

15.4K 995 23
                                    

  "Mom, dad, Sya pamit ya. Jangan kangen. Sya nggak akan tanggung jawab." Kekeh Sya sambil menyalami kedua orang orang tua nya, dan kemudian diikuti oleh Arnand.

"Ye, siapa juga yang mau kangen sama anak kek gini. " Sya mengerucutkan bibir nya kesal, mendengar gurauan Dheffani.

"Liat aja ntar, mommy sendiri yang bakal nangis-nangis suruh Sya pulang. " Sombong Sya, sambil melipat kedua tangan dibawah dada. Debat dengan wanita paruh baya itu, memang tidak ada menang-menang nya.

Arnand hanya tersenyum simpul mendengar kan dialog konyol kedua perempuan itu. Pantas saja sikap Sya seperti ini, toh udah keturunan dari mommy nya sendiri.

Pak Arka menggelengkan kepalanya, singkat."Sudah, Arnand jagain anak daddy ya. Kalau ada apa-apa hubungin daddy aja. " Titah Kepsek itu terdengar serius.

Arnand kembali mengangguk patuh mendengar nasehat mertua nya. Toh, menjaga istri sudah menjadi tanggung jawab suami juga.

Arnand dan Sya langsung pamit, menuju mobil nya. Tak ada acara nangis-nangisan gadis itu sebelum meninggal kan rumah tercinta nya.

Didalam mobil.

"Emang kapan sih papa ngasih hadiah rumah untuk kita? Kenapa lo nggak ngasih tau gue? "

Arnand tersenyum tulus mendengar pertanyaan sang istri. Memang benar, Sya tidak mengetahui kalau Zidan, alias mertua nya memberi mereka rumah sebagai hadiah pernikahan mereka.

"Nggak sopan ngomong lo-gue sama suami." Sarkas Arnand yang justru terdengar menjengkelkan.

Sya menatap suami nya jengah. Pertanyaan apa jawaban apa. Emang salah milih suami Sya kayak nya.

"Eh, lo kok jadi kek mommy sih? Heran dah, mertua sama mantu sama aja. " Sya mengalih kan pandangan nya kearah luar. Seperti nya jalanan jauh lebih menarik dari pada wajah ganteng suami nya.

"...... "

Arnand bungkam. Jangan sangka Arnand mangacuhkan Sya begitu saja. Laki-laki itu hanya ingin melihat wajah kesal gadis itu. Arnand mengulum senyum nya sesekali melirik kearah Sya.

"Berasa kek ngomong sama koran benaran gue. Emang ya sekali es batu selama nya tetap es batu, nggak bakal berubah jadi ice cream. " gadis itu, masih setia bermonolog sendiri.

Hufttt....

Sya menarik nafas nya kasar.

"Jaman sekarang, ternyata masih ada mayat jadi-jadian, nggak bisa bicara tapi arwah nya gentayangan dimana-mana. "

"......."

Satu jam kemudian, akhir nya mereka sampai dirumah baru mereka. Arnand melirik ke samping, dimana tempat istri kecil yang sudah tidak berbicara lagi. Eitsss, bukan berarti mati ya guys.

"Lah, pantesan diem, tidur ternyata. " Gumam Arnand sambil memperhatikan wajah natural istri nya yang terlihat sangat cantik.

Wajah Sya terlihat sangat polos, dalam kondisi tidak sadar seperti ini. Tanpa ada ocehan, kekonyolan dan kata-kata ngawur. Ah, rasa nya Arnand sangat beruntung memliki istri seperti itu. Tapi lain hal nya lagi ketika dia bangun.

Karena tidak mau menganggu tidur istri kecil nya, Arnand berinisiatif untuk menggendong Sya ala bridal style menuju dalam rumah.

Setelah sampai didalam kamar, Arnand langsung membaring kan tubuh Sya diatas king size. Lalu mengecup kening Sya sekilas.

Laki-laki itu, langsung berlalu menuju kamar mandi.

"Eghhh... "Lenguh Sya saat terbangun dari tidur nya.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now