PART 0.4

22.7K 1.5K 13
                                    

  Ketua OSIS tampan dengan segudang prestasi nya, kira-kira siapa kaum hawa yang tidak tertarik pada nya. Sudah berwibawa, bijaksana, pintar, dan plus pula dengan kegantengannya. Wajah blasteran Indo-Korea nya sangat mendukung keindahan postur tubuh nya.

"Nand, gue nggak bisa urus sendiri. Plisss, bantuan gue kali ini aja. " Pinta Aluna yang notabene nya adalah sekretaris OSIS Erlangga. Ya, dia Aluna Steffany seorang gadis yang berambut pirang sebahu dengan dengan bulatan mata coklat nya.

Jangan ditanya soal prestasi, otak Aluna sangat bersaing ketat dengan Arnand Celvano Axelle, meskipun belum pernah berhasil mengunggguli laki-laki itu,tapi nama mereka selalu bersanding megah didunia Olimpiade, baik itu bidang Matematika maupun IPA.

Dan menurut gosip yang beredar di Erlangga, gadis itu memang dari dulu sudah menaruh perasaan pada ketos dingin nya, namun tak kunjung mendapat kan respon.

"Kalau anda tidak bisa, seharus nya anda tidak pernah mencalonkan diri dari awal menjadi sekretaris saya." Balas nya sinis.

Semua orang yang berada disana hanya terdiam mendengar ucapan Arnand barusan, mereka paham betul siapa ketos itu.

"Ta_tapi___"

"Sudah saya bilang kan dari dulu. Maaf, saya harus permisi." Potong Arnand dingin, sambil berlalu meninggalkan ruangan kebesaran nya.

Setiba nya diluar ketiga orang sahabatnya itu sudah menunggu, Saga, keano, dan Sean, ya itulah mereka.

"Udah selesai? " Tanya Saga.

Arnand hanya mengangguk sekali. Dan langsung mendahului langkah ketiga sahabat nya. Heran? Mungkin sama sekali tidak. Mereka sudah terbiasa dengan sikap dingin seorang Arnand Celvano Axelle.

Sore ini, mereka sepakat akan ngungsi kerumah Arnand. Buat apa lagi coba? Kalau bukan harus mengerjakan tugas Matematika yang diberikan oleh pak Ganteng. Pak genteng? Iya, kata kaum ciwi-ciwi.

" Nand, lo nggak minat gitu sama Aluna? Udah baik, cantik, pinter lagi. Kalau lo nggak mau mending buat gue aja, gimana?" Celetuk Keano asal, pasal nya dia sudah lelah sendiri melihat penyakit dingin bin datar Arnand yang tak penah sembuh-sembuh.

"Enak aja lo kalau ngomong. Aluna kan jodoh gue. "Sungut Saga sambil memasang wajah pura-pura serius nya.

"Sejak kapan lo punya surat izin nikung sahabat sendiri." Dramatis Keano.

Arnand mulai jengah mendengar penuturan sahabat nya, Satu-satunya cara yang bisa dilakukan oleh Arnand saat ini hanya lah berpura-pura tuli.

"Makan tuh Aluna, belum tau aja gimana dia sebenarnya. Gue sih mending Sya, Senakal-nakalnya Sya, dia tidak lho pernah cari muka. " Itu Sean yang membuka suara.

Sya? Ngomong-ngomong, gadis itu apa kabar? Memang sudah dua hari ini, Sya tidak masuk sekolah setelah pingsan dilapangan kemarin lalu.

Seketika mendengar nama gadis itu, Arnand langsung menatap tajam kearah Sean.

Seakan-akan mengakui kesalahannya Sean langsung menutup mulut nya, berbicara tidak penting waktu Arnand mengerjakan tugas mereka, itu merupakan kesalahan yang sangat fatal. Tapi percayalah bukan itu yang maksud Arnand.

"Oh iya Nand, ngomong-ngomong kemaren itu lo kan yang gendong Sya ke UKS? Wah, lo udah pinjem jodoh gue berarti. " Balas Saga menimpali.

Ampun dah, sama cowok yang satu ini.Memang nya ada berapa jodoh yang Tuhan titipkan kepada makhluk nya atas nama Altherio Sagara Syam?

"Hm." Gumam Arnand singkat.

"Sya nggak cocok sama Altherio Sagara Syam. Seperti yang kita dengar Sya itu cocok nya sama Arshelio Fernando, ketua basket Erlangga. " Jelas Keano serinci mungkin.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now