Part 2.1

14.5K 972 12
                                    

"Ta_tapi Sya,,, woy Sya, lo belom makan. Elah, tuh anak. " Tanpa pamit Sheryl menyusul Sya, sekilas sebelum pergi, gadis itu menyempat kan diri menatap satu persatu dari mereka dengan tatapan sangat tajam.

"Awas lo, berani sakiti sahabat gue." Lanjut nya tepat ditelinga Arnand.

______________

Sya menatap pemandangan sekolah dari rooftop Erlangga Afshein, dengan tatapan kosong yang sulit diartikan.

Kejadian yang baru saja menimpa nya terus membayang di ingatan nya. Sya bukanlah gadis yang kuat, tentang masalah hati, entahlah Sya tidak tau ada apa dengan perasaan nya.

"Gue bodoh Nand, bisa mencintai lo secepat ini. Gue terlalu mudah luluh, sampai gue lupa tentang hati gue yang juga teramat mudah rapuh. " Sya bergumam sendiri sambil mengacak rambut nya frustasi.

Satu hal yang dirasakan Sya saat ini, cemburu. Ya, mungkin sekarang sudah waktu nya buat Sya sadar tentang perasaan nya terhadap ketos nya.

" Kenapa gue bisa sesakit ini? Bahkan lebih dari rasa sakit yang diberikan Zhieno. "

Sekelebat masa lalu mulai merasuk dalam benaknya. Sya benci pengkhianatan, Sya benci kebohongan, Sya benci orang ketiga. Tapi mengapa, seolah-olah semesta selalu mempertemukan nya dengan tiga hal itu?

Sya tidak tau apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia tidak mau, kejadian yang sama kembali menimpa diri nya.

"Sebenarnya, lo sayang nggak sih sama gue? Kenapa lo nggak peduli? Lo nikahin gue karena apa? Apa hanya karena terpaksa? " Sya menarik nafas nya dalam-dalam.

Okey, jangan sampai menangis untuk yang kedua kali nya karena cinta. Cukup, dimasa lalu. Anggap saja dimasa lalu, Sya masih kanak-kanak.

"Kenapa banyak sekali cobaan hidup. K. E. N. A. P. A ? " Gadis itu mengepalkan tangan nya.

Refleks, Sya meninju kan tangan nya pada tembok itu. Sakit? Jangan ditanya, bahkan darah segar mengalir begitu saja dari tangan mungil nya.

"Namanya juga cobaan, ya banyak lah. Yang dikit itu cobain. "

Sya terdiam sejenak saat mendengar suara yang sangat familiar ditelinga nya. Langkah kaki nya semakin dekat kearah Sya. Tanpa membalik badan pun Sya sudah tau siapa
Laki-laki itu.

 Tanpa membalik badan pun Sya sudah tau siapaLaki-laki itu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


" Udah, gue nggak kenal sama Sya yang bisa mengeluh. Sya itu gadis yang kuat, nggak kenal sama masalah, Sifat konyolnya sangat andal membuat semua orang tertawa. "

Arshelio terkekeh sendiri dengan perkataan nya barusan. Benarkan? Keseharian Sya seperti itu. Semua orang juga tau.

"Gue nggak akan biarin orang lain buat lo terluka. "

Sya membelalak mata sempurna. Apakah Arshelio mendengar semua ucapan Sya barusan? Tentang pernikahan?

What the hell ?

ARNANSYA [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora