PART 5.2

12.8K 798 64
                                    

  "KENAPA? MAU TAMPAR? TAMPAR AJA, LUKA YANG TADI PAGI, BELUM SEMBUH KOK. SEKALIAN AJA KAMU BUNUH AKU, PAKAI GOLOK."

"HUFTT,,, SEBENARNYA KAMU MAU AP____" Ucapan Arnand terpotong, bersamaan dengan tumpah nya air mata gadis itu.

"AKU MAU KITA PISAH..."

__________________

  Laki-laki itu terdiam seribu bahasa, begitu mendengar penuturan tanpa beban yang diucapkan Sya barusan. Mata nya fokus pada wajah lebam istri nya yang kini dibasuh dengan tangisan.

Merasa bersalah? Benar, bahkan  mungkin sangat. Tapi ego nya mengalahkan semuanya. Biarkan saja, egois nya juga nanti yang bakal menghancurkan semua nya.

Arnand bingung apa yang harus dijawab nya sekarang. Mengiyakan nya? Arnand tidak sekonyol itu, mempunyai fikiran sesempit istri nya. Menolaknya? Bahkan ia sama sekali tak rela jika harus kalah dari ego nya sendiri.

"Kamu hiks kenapa diam saja hiks? " Tuntut Sya yang mulai melemah. Sya ingin sekali mendengar jawaban dari suami nya. Untuk apa gadis itu memaksa bertahan, jika Arnand sama sekali tidak pernah bisa mempercayai dan menghargai nya.

Sya menghapus air mata nya kasar, rasa perih akibat kejadian disekolah tadi, bercampur baur dengan rasa perih hati nya yang tergores karena kata-kata Arnand yang begitu menyakitkan.

"Ka_kamu____"

"KAMU NGGAK BISA JAWAB KAN? FINE, AKU ANGGAP DIAM KAMU ITU IYA. " Ujar Sya sambil berdiri dari kasur nya. Tanpa fikir panjang gadis itu menyambar kembali kunci mobilnya yang tadi sudah diletak kan ditempat nya.

Arnand melirik kearah jam yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya. Pukul 00.00 wib, bahaya jika Arnand membiarkan gadis itu keluar tepat tengah malam seperti ini.

Arnand berusaha meredam emosinya dalam-dalam, tidak ada pilihan lain selain harus mengalah pada istri konyol nya. Arnand langsung saja menarik pergelangan tangan Sya hingga berhasil kembali duduk di atas ranjang.

"KAMU MAU JADI APA, KELUAR TENGAH MALAM GINI ? " Tegas Arnand yang membuat Sya menggeram kesal, bukan lebih tepat nya marah.

"Aku mau jadi apapun kamu nggak usah peduli. Me is me and you are you. Understand? " Sinis Sya tetap kekeh mengambil kunci mobil nya, lalu meninggal kan Arnand begitu saja didalam kamar.

"S__SYA......! "

Sya sama sekali tidak mendengarkan panggilan Arnand. Seperti nya teriakan, bentakan, cacian dan hinaan dari Arnand sudah terbiasa bagi nya. Telinga nya seolah-olah tuli tak mendengar apa-apa. Satu hal yang selalu dilakukan gadis itu, tersenyum sumbang.

Arnand tidak bisa berkutik lagi ketika melihat kepergian Sya. Tiba-tiba saja penyesalan menyerang nya tanpa ampun. Kenapa hati bisa jadi sekaras ini?

Laki-laki itu menghempaskan tubuh nya diatas king size. Pandangan nya menerawang pada langit-langit kamar. Apa yang harus dikatakan nya nanti pada orang tua nya atau pun orang tua Sya?

Arnand merutuki kebodohannya sendiri. Dimana Arnand yang dulu nya mencintai Sya? Dimana Arnand yang dulu nya sangat peduli? Dimana Arnand yang dulu sangat menghargai kekonyolan istri nya?

"Arghhh.... " Teriak Arnand frustasi sambil mengusap wajah nya kasar.

Arnand kembali menatap tangan kanan nya seperti yang dilakukan nya disekolah tadi. Rasa nya sangat mustahil jika tangan yang biasa nya digunakan untuk mengusap surai istri nya, sekarang malah digunakan nya untuk menonjok nya dan hampir saja menampar istri nya lagi.

Sekali lagi, Arnand benar-benar kacau. Tak tau, ada apa dengan diri nya sendiri. Andai saja semua terjadi tidak diluar batas kesadaran nya, Arnand ingin sekali mematahkan tangan nya sendiri dari pada harus menampar gadis konyol itu.

ARNANSYA [Completed]Место, где живут истории. Откройте их для себя