PART 6.2

26.3K 960 59
                                    

Hai semua,, apa kabar..?
Bahagia selalu ya...

Btw guys, Bismillah dulu ya sebelum baca, soal nya part terakhir. 😉

Oh iya, bagaimanapun endingnya jangan lupa vote dan Comment ya... Semoga yang sering kasih author semangat, bisa cepat kaya.. 🤣
Wkwkwk....

Miss you...💞

_______________________

    Air mata Sya kembali berlinang melihat suami nya yang berbaring lemah di brankar rumah sakit. Wajah nya pucat, mata nya tertutup, dan jangan lupakan dengan perban yang ada dikepalanya.

"S_Sya, aku minta maaf... "

Sya mendongak kan kepalanya, mendengar suara lirih Arnand. Laki-laki itu terlihat mulai mengerjapkan mata nya, berusaha menyesuaikan netra nya dengan cahaya lampu disana.

Sekarang orang yang dulu menyakiti nya sudah berbaring lemah tak berdaya. Sya memandang wajah suami nya dengan tatapan yang sulit diartikan, ntah itu harus iba, marah, atau kecewa.

Sya masih mematung ditempat berdirinya, bingung apa yang harus dilakukan nya saat ini.

Mereka yang mengerti suasana, satu persatu beranjak keluar meninggalkan kedua pasutri yang sedang bergulat dengan fikiran nya masing-masing.

Sekarang hanya tinggal mereka berdua. Laki-laki itu terus saja memperhatikan raut wajah istri nya, yang terlihat lusuh karena air mata.

Tiba-tiba saja bayangan isakan gadis itu terus menghantui pendengarannya.
A

rnand tau, semua nya terlalu berat bagi Sya. Semuanya tidak adil bagi istrinya.

Sya yang terlalu sabar selama ini, Sya yang terlalu dewasa selama ini. Membuat Arnand merasa malu dengan diri nya sendiri.

Gadis konyol ini terlalu baik untuk nya.  Tapi apa yang didapatkan nya, Arnand malah membalasnya dengan cacian, hinaan, dan deraian air mata. Memang Arnand tidak pantas untuk gadis konyol itu.

Sya menyeka air mata nya, yang mulai berjatuhan. Persetan, dengan Arnand yang akan mengatakan nya lemah. Bodo amat, dengan Arnand yang memandangnya cengeng. Biarkan saja laki-laki itu menyebutnya anak kecil. Sya tidak peduli lagi. Cukup, keadan sudah terlanjur membuatnya patah.

"Jangan nangis... " Ujar Arnand yang terdengar sangat tulus.

Lagi dan lagi isakan itu, membuat dada Arnand terasa sesak. Penyesalan, kebencian, dan kemarahan pada dirinya sendiri, membuat nya semakin menunduk, menyembunyikan air bening itu mengalir dari mata nya.

Ditambah lagi dengan kebungkaman gadis itu, semakin membuat Arnand merutuki kebodohannya sendiri. Percayalah, ini adalah kebodohan terbesar yang pernah dilakukan nya sepanjang hidupnya.

"S_Sya, a_ku bakal turuti kemauan kamu. Untuk berpisah setelah lulus nanti. Aku tau aku nggak pantas buat kamu, aku terlalu egois untuk kamu yang terlalu baik... " Arnand tersenyum sumbang, memandang langit-langit ruangan itu.

Bagai disambar petir, kalimat itu bisa meluncur bebas dari mulut nya. Tiba-tiba saja kerongkongan nya terasa panas, tidak terima dengan ucapan nya sendiri.

ARNANSYA [Completed]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu