PART 4.4

12K 672 4
                                    

  "What? Satu minggu lagi? " Frustasi Sya yang sukses mengundang perhatian siswa-siswi seangkatan nya.

Aula seolah.

Ya, sekarang disini lah seluruh siswa-siswi kls 12 SMA Erlangga Afshein berada. Sengaja mereka dikumpulkan, karena ada pengumuman tentang waktu pelaksanaan ujian akhir sekolah.

Sheryl memutar bola mata nya jengah. "Ngggak usah teriak-teriak gitu juga kali Sya. Protes aja sana sama Pak kepsek." Acuh Sheryl.

Sya mengerucut bibir nya kesal, kenapa pengumuman nya harus tiba-tiba gini? Padahal kepsek Erlangga daddy nya sendiri.

Sya memperhatikan wajah teman-teman seangkatan satu persatu. Ralat, yang tertangkap netra nya saja. Ya kali, Sya melirik satu persatu, sedangkan jumlah mereka lebih dari tiga ratus manusia.

Seketika pandangan nya tertuju kedepan, laki-laki yang menjadi komandan barisan saat itu menatap nya intens, seakan-akan menyuruh gadis itu untuk berhenti mengoceh.

Ya, siapa lagi kalau bukan Arnand Celvano Axelle suami Sya, yang notabene nya masih ketos Erlangga Afshein. Kenapa? Karena belum ada calon yang pantas, yang bisa menggantikan jabatan nya.

"Ada lagi pertanyaan? " Tanya Pak Arka Afshein yang sedang berdiri tegap memegang mikropon.

Mereka semua nya menggeleng. "TIDAK PAK." Jawab semuanya serentak.

"Komandan, bubarkan! " Intruksi kepsek sambil berlalu meninggalkan semua siswa-siswi nya.

Sya dan Sheryl berjalan gontai menuju kls nya, diikuti oleh semua penghuni setia kls 12 mipa 2.

"Daddy ngeselin, kenapa nggak bilangin dari kemaren coba, kalau gitu kan gue bisa siap-siap. " Gadis itu masih setia dengan ocehan nya, sambil meneguk sebotol minuman dingin yang memang sengaja dibeli nya tadi.

"Emang lo pernah pakek persiapan sebelum ujian? " Ujar Sheryl dengan nada yang sedikit mengejek.

Lah, emang bener kan perkataan Sheryl, biasa nya Sya tak pernah mempedulikan masalah ujian, toh nilai jelek udah selalu setia menghiasi raport nya.

"Nggak pernah sih. " Sya menjawab nya dengan begitu santai, hingga kesan nya menambah kekesalan pada  sahabat nya.

"Terus, ngapain juga lo pusing Afriel Anatasya Afshein? Heran dah gua.. " Sheryl mengusap wajah nya frustasi, memang kalau ada yang punya sahabat seperti Sya harus ekstra sabar.

"Hm Sher, gue boleh pinjem catatan lo nggak? " Sheryl membulat kan mata nya, tak percaya. Jin apa yang sedang merasuki gadis itu? Atau malah malaikat kebaikan.

Sheryl mengerjapkan mata nya berulang kali, kemudian menepuk-nepuk pipi nya sebelah kanan dan kiri secara bergantian. Apa kah dia sedang bermimpi?

"Nggak boleh ya? Nggak papa deng. " Mendengar ucapan Sya barusan, membuat Sheryl ragu, apakah ini benar sahabatnya nya? Atau malah jelmaan nya?

Sheryl menungkup kan punggung tangan kanan nya kearah kepala Sya. Suhu badan nya normal, tidak panas, juga tidak dingin. Gadis itu semakin mengerutkan kening nya heran.

"Heh, Jin laknat, keluar lo dari tubuh sahabat gue. Apa mau gue ruqiyah dulu? "

"Lah, kenapa gue bilang jin laknat ya? Kan dia membawa pengaruh yang baik buat Sya. Heh deng, pusing gue." Gumam Sheryl yang masih bisa terdengar jelas di telinga Sya.

"Hah? Lo bilang gue jin laknat? Mata lo buta? cantik-cantik gini gua manusia kali. " Ujar Sya tak terima. Sheryl memperhatikan mata Sya dalam-dalam. Apa benar ini adalah Sya, sahabat nya?

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now