PART 4.6

10.8K 714 24
                                    

"Ya ampun, lo kenapa sih Sya? " Ujar Sheryl yang baru masuk langsung mengemasi tas Sya yang isi nya keluar berserakan.

"Gue habis gelut sama Arnand. " Sheryl hanya menggaruk tengkuk nya yang sama sekali tidak gatal. Gelut? Gelut seperti apa maksud sahabatnya ini.

___________________

"Gelut? Kek kucing ama lidi, maksud nya?" Polos Sheryl yang membuat gadis itu langsung tertawa geli dengan ucapannya sendiri.

Sya memutar bola mata nya jengah, lama-lama Sheryl membuat nya darah tinggi nya kumat. Gadis itu selalu menganggap sepele rasa kesal Sya, hingga membuat nya geram sendiri.

Sahabatan sama Sheryl, bener-bener menguji kesabaran. Andai saja, Sya punya teman dekat selain gadis berambut sepunggung itu, pasti Sya dengan senang hati sudah membuang Sheryl kelaut China Selatan saja.

"Huftt, kelautan aja lo sana. Bikin gue tambah puyeng tau nggak.."

Sheryl tersenyum geli melihat wajah kesal Sya. Memang terkadang kebahagiaan seorang sahabat itu, melihat sahabat nya ter aniaya.

Eh nggak deng, ter aniaya maksud nya bukan makna yang sebenarnya ya, yang punya sahabat pasti tau.

Apa lagi, kalau sahabatan nya sudah sudah bertahun-tahun lamanya. Nggak ada lagi, yang bisa ditutup-tutupin, seperti Sya dan Sheryl.

"Dih, tega amat buk. "

"Biarin." Ujar Sya tak acuh sambil sesekali menggoyang-goyangkan pulpen yang berada ditangan nya.

"Misi, princess gue ada? " Sya dan Sheryl langsung menoleh kearah pintu kelas. Saga. Ya Saga, siapa lagi princess nya kalau bukan Sheryl.

"Pergi lo sana. " Usir Sya kepada Sheryl yang membuat kedua orang itu langsung tersenyum. Sya memutar bola mata nya jengah.

Andai saja Arnand seperti Saga, pacar sahabat nya. Yang datang manis-manis menjemput Sheryl ke kelas nya, pasti Sya sudah merasa orang yang ter beruntung se Erlangga. Tapi nyata nya, entah lah Sya juga tak tau harus bagaimana cara menjelaskan nya.

"Sepi amat nih kelas, udah berasa kek kuburan aja. Apa penghuninya lagi nemuin malaikat Izrail ya? Tau ah, boring gue lama-lama. " Gumam Sya sambil kembali melipat kedua tangan nya diatas meja dan merebahkan kembali kepalanya disana.

Seperti nya tidak ada yang menarik dari dunia nya sekarang, kenapa hidup nya jadi terasa beda ya setelah mengenal Arnand? Sya benar-benar jengah.

Sya melangkah kan kaki nya keluar kelas, entah kemana tujuan nya, yang jelas jalan aja dulu. Siapa tau bisa sampai ke negeri oppa.

Seketika langkah nya terhenti, begitu melihat Sea yang duduk dipinggir lapangan, menyaksikan para pemain yang sedang bermain basket, yang ternyata salah satu nya adalah Arnand.

Sya tidak ambil pusing, yang ia ingat ketika melihat Sea hanya buku catatan. Ngapain juga harus minta temanin Sheryl, toh palingan Sheryl lagi asik pacaran.

Dengan tanpa ragu Sya mendekati Sea, lalu duduk disamping nya. Sya menimbang-nimbang terlebih dahulu sebelum membuka pembicaraan.

"Ngapain lo disini? " Sinis Sea, yang baru menyadari kehadiran Sya. Namun perhatian tetap tertuju pada lapangan basket, hm lebih tepat nya mengarah pada Arnand.

"Gu_gue mau minjam catatan lo. Boleh? " Tanya Sya hati-hati.

Sea memicingkan sebelah mata nya kearah Sya. Lalu mengangkat sebuah buku bersampul biru, yang Sya yakini itu adalah catatan yang dia maksud.

"Ini? " Tanya Sea dengan senyuman smirk nya. Sya hanya mengangguk antusias. Bodo amat lah, merendahkan sedikit harga diri nya demi nilai nya nanti.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now