PART 1.1

16.5K 1.1K 19
                                    

"Sya sayang, nanti malam ikut mommy sama daddy ya, ketemu sama rekan bisnis sekaligus sahabat SMA nya daddy sama mommy." Ujar Dheffani lembut.

"Lah, ngapain emang nya mom?" Pasal nya, Sya tidak pernah diajak oleh orang tua dalam dunia pekerjaan.

" Udah ikut aja, nanti kamu juga bakal tau." Sambar Pak Arka tanpa melirik kearah putri nya sedikitpun. Sya menatap kedua pasutri itu sekilas, dengan tatapan bodo amat.

" okey. " Jawab Sya singkat. Sedangakan kedua orang tua hanya tersenyum lega.

"Owh iya, dress kamu buat nanti malam udah mommy siapin dikamar kamu, dan jangan lupa dandan yang cantik." Sya melirik sang mommy nya curiga. Tumben banget Dheffani membelikan Sya dress tanpa harus diminta.

" Jangan-jangan, mommy sama daddy mau jual Sya ya? Aaaaa, Sya nggak mau ikut mommy sama daddy nanti malam."

Dheffani dan Pak Arka saling bertatapan, heran dengan tingkah konyol putri nya. Mana ada orang tua yang rela jual anaknya.

" Oalah, anak kamu tuh mas. " Ujar Dheffani kepada sang suami nya yang terlihat acuh.

"Enak aja, aku nggak pernah lahirin anak. " Balas pak Arka tak mau kalah.

"Kalian nggak mau ngakuin Sya sebagai anak? Ya udah, Sya kabur aja kalau begitu." Sya mendramatis didepan kedua orang tua nya yang hanya terlihat santai.

" Mana ada orang yang mau kabur, kasih pengumuman dulu. " Ejek Dheffani.

"Ish daddy, mommy nggak sayang lagi sama Sya..." Daddy dan mommy nya hanya tersenyum geli, melihat sifat kekanak-kanakan putri semata wayang nya itu.

Ditempat yang berbeda, Arnand baru sampai diparkiran rumah nya setelah pulang dari rumah Sya. Arnand melangkahkan kaki nya gontai setelah keluar dari mobil nya.

"Udah pulang? " Pertanyaan formalitas itu muncul dari sang papa yang tengah berkutat dengan laptopnya. Arnand hanya menganggukan kepala, lalu duduk disamping Zidan.

"Mama mana pa? " Tanya nya heran, pasal nya mama nya yang menyuruh nya pulang cepat hari ini.

"Biasa, lagi buang-buang uang ke mall." Jawab Pak Zidan Axelle santai. Arnand hanya terkekeh mendengar penuturan papa nya yang selalu seperti itu.

"Lah, terus ngapain Arnand disuruh pulang cepat? Orang mamanya nggak ada dirumah?"

Pak Zidan melirik putra nya sebentar. kemudian langsung menutup laptop nya.

"Kamu ini, kan papa ada. Ya udah sana istirahat, nanti malam kamu mau ikut papa sama mama kan?" Ucap pak Zidan sambil menyelonong masuk kekamar.

"Apaan sih? Tau gini mending gue dirumah Pak Kepsek aja, bisa gangguin Sya gitu. " Gumam Arnand lirih, namun masih bisa didengar oleh papa nya.

"Arnand, ternyata selama ini kamu gangguin anak orang? "

"E_eh nggak pa, becanda doang. " Ucap Arnand kikuk, sambil menggaruk tengkuk nya yang sama sekali tidak gatal.

"Awas aja kamu. "

Huftt,,,

Arnand menarik nafas nya lega. Kemudian langsung menuju kamar bernuansa abu-abu gelap itu. Arnand merebah kan badan nya diatas ranjang untuk menghilang kan sedikit rasa lelah nya.

Tiba-tiba bayangan Sya masuk dalam fikiran nya begitu saja. Perkataan konyol gadis itu selalu terngiang-ngiang di pendengaran nya. Arnand menutup mata nya, berharap bayangan itu hilang seketika, namun tetap saja tidak bisa.

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now