PART 4.3

12.3K 744 11
                                    

Ting Nong.

Suara bel rumah nya, memotong ucapan Arnand barusan.

"Koran, ada tamu kek nya. Bentar ya aku lihat dulu. " Pamit Sya yang membuat Arnand mengusap muka nya frustasi.

Arnand mengikuti istri nya dari belakang. Sesampai nya mereka didepan, Sya langsung membukakan pintu rumah.

"Sya, ini tas kamu ketinggalan dimobil aku. "

Degh....

_________________

Sya menggigit jari nya takut. Sekarang gadis itu merutuki kebodohannya sendiri, bagaimana bisa kebohongan nya akan terbongkar secepat ini. Gila memang, demi apapun kebohongan nya nggak elite banget. Orang-orang bisa menyimpan kebohongan bertahun-tahun, lah ini Sya? Baru juga beberapa menit.

Jangan ditanya lagi bagaimana raut wajah Arnand , yang lebih sangat menakutkan dari pada singa menurut Sya. Sya ingin kabur aja ke laut Selatan kalau begini ceritanya.

Lain hal nya lagi dengan Zhieno, yang hanya tersenyum santai. Sambil sesekali membalas tatapan perang dari mata elang nya Arnand. Toh, maksud nya juga baik untuk mengantar tas Sya yang ketinggalan.

Apa yang harus dilakukan Sya sekarang? Bahkan untuk sekedar bernafas lega saja Sya tidak berani menghirup nya dengan bebas didepan kedua mahkluk tersebut.

Arnand langsung saja menarik paksa tas Sya yang sedang berada digenggaman Zhieno. Laki-laki itu hanya tersenyum miring kearah Arnand, yang sudah susah payah menahan amarah nya.

"Udah selesai kan? Sana balik. " Usir Arnand terang-terangan tanpa basa-basi sedikitpun.

Sya menelan saliva nya susah payah. Arnand terlihat lebih seram dari pada gundoruwo pada malam ini.

Zhieno melirik Sya sekilas. "Terima kasih untuk hari ini Sya. Kapan-kapan kita ngumpul lagi ya..." Ujar Zhieno tanpa dosa, dan itu sukses membuat gadis itu melototkan mata nya sempurna. Sebenar nya apa mau laki-laki itu? Sya benar-benar kesal.

"Masuk." Titah Arnand datar, setelah kepergian Zhieno.

Sya masih bungkam, tak berani berbicara apa pun, bahkan untuk pindah dari tempat berdiri saja Sya tak kuat.

"M.a.s.u.k..." Titah Arnand sekali lagi, dengan sengaja menekan setiap huruf yang keluar dari mulut nya.

Sya menggigit bibir bawah nya, benar-benar takut akan kemarahan suami nya.

Padahal Arnand juga pernah melakukan kesalahan bahkan jauh lebih buruk dari apa yang pernah dilakukan Sya. Tapi entah mengapa, Sya meresa kesalahan nya sangat mengancam nyawa nya saat ini.

Melihat tak ada pergerakan dari istri nya, Arnand langsung saja mengangkat tubuh mungil Sya kepangkuan nya. Lalu menggendong nya ala bridal style menuju kamar nya.

Tentu saja membuat Sya terkejut, refleks Sya melingkar kan tangan nya dileher suami nya.

"E__eh mau ngapain? Turunin, koran. "

"Diem! "

Arnand langsung saja mendudukkan Sya di tepi ranjang nya. Terlihat jelas bahwa gadis itu sangat takut melihat perubahan raut wajah suami nya.

"Jelaskan..!" Perintah Arnand berusaha kembali mengatur emosi nya, yang sedari tadi sudah mulai tersulut.

Sya menundukkan kepalanya, menatap lantai kamar nya. Seperti nya tidak ada yang menarik dari wajah tampan suami nya.

Arnand menarik nafas nya gusar, lalu mengangkat dagu Sya pelan. Mata nya menatap manik cantik istri nya yang terlihat hampir berkaca-kaca.

Arnand yang peka, dengan ketakutan istri nya langsung saja mencium pipi istri nya sekilas, lalu menarik nya kedalam dekapan hangat nya.

ARNANSYA [Completed]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora