42. || Masalah Baru Lagi

749 58 60
                                    

Tangan aku gatal masa mau update dari kemarin tapi nggak bisa :)
Ya udah enjoy ya baca nya, semoga suka ya! Siapin hati!
Happy Reading ^^







🎵🎶 Masih Berharap-Isyana Sarasvati 🎶🎵








Sudah satu bulan Raka mendiami Reva, sudah satu bulan Raka tidak pernah membalas chat atau telfon dari Reva saat berada diluar rumah, sudah satu bulan Raka selalu membuang sarapan pagi, siang dan malam yang dibuat Reva, tidak perduli dengan susah payah Reva yang membuatnya dan tidak perduli dengan seberapa banyak makanan yang Raka buang.

Sudah satu bulan Raka benar-benar menjaga jarak dengan Reva, Reva tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan agar Raka mau memaafkan dirinya. Hubungan nya dengan Darren pun menjadi renggang, biasanya hari-hari Reva dipenuhi dengan canda tawa dari Darren tapi semenjak malam itu, Reva memutuskan untuk menjaga jarak dari Darren.

Reva tidak mengembalikan atau membuang baju-baju yang dibeli Darren untuknya, ia sangat menghargai pemberian orang. Darren pun nampak merasa bersalah. Disaat Darren ingin memperbaiki kesalahan nya, Reva selalu menjauh. Reva sangat berbeda. Mereka hanya akan mengobrol saat sedang meeting dan hanya membahas tentang pekerjaan.

Seperti sekarang ini, Reva dan Darren berada disatu mobil yang sama, Reva mengamati berkas-berkas yang akan ditunjukkan kepada client yang akan ia dan Darren temui di restaurant. "Apa urutan nya sudah benar Pak?" Tanya Reva.

"Gak usah pake Pak, gak usah formal banget Rev. Biasanya juga 'gue-lo' jangan pake Pak" Kata Darren.

Reva tersenyum sedikit "Bagaimana apa sudah benar urutan nya Pak?" Ujar Reva lagi.

Darren menghela napas. "Gue bukan Bapak lo, kapan coba gue nikah sama emak lo." Ujar Darren. Namun Reva hanya menatap dirinya datar lalu ia menutup kembali berkas-berkas dan melihat kearah luar jendela.

"Sudah satu bulan Rev. Satu sebulan lo diemin gu–"

"Gak papa." Ucap Reva yang memotong ucapan Darren.

"Lo selalu bilang gak papa, dasar cewek." Keluh Darren.

"Yang saya lakukan kepada Bapak sekarang ini gak sebanding dengan apa yang saya alami saat dirumah." Ujar Reva tanpa menatap Darren.

"Apa Bapak tau gimana sakitnya setiap masakan yang saya buat dan hidangkan selalu dibuang?"

Reva menatap Darren dengan mata berkaca. "Apa Bapak tau gimana ras–" Reva menghela napas nya lalu menatap kearah luar jendela. "Sudah lah Bapak gak akan tau."

***

"Client datang jam berapa Pak?" Tanya Reva.

"Sebentar lagi, kita makan aja duluan." Jawab Darren yang mulai memakan makanan nya.

Reva menatap Darren dan berpikir sejenak. Reva sangat risih karena hanya berdua saja dengan Darren. "Sebenarnya.. Kita gak akan ketemu client." Ujar Darren.

"Hah? Kenapa gak jadi Pak? Terus ngapain kita kesini?"

"Rev. Gue pengen perbaikin semua, fine gue minta maaf soal kejadian kemarin. Maaf kalau perbuatan gue kemarin bakalan berdampak besar banget. Re please lah.." Ujar Darren sembari memohon.

Reva menatap Darren dalam diam. Lalu detik berikutnya ia menghela napas. "Oke gue maafin." Reva menjeda ucapan nya. "Tapi tolong banget, kalau lagi rapat sama dia jangan suka mancing." Kata Reva.

My Life (RakaReva)Where stories live. Discover now