14. || Pantang Menyerah!

907 53 9
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi aja ya
Jangan jadi pembaca gelap ya ☺️
Happy Reading^^



🎶🎵 Luka Yang Ku Rindu-Petrus Mahendra 🎵🎶

Reva mengambil mangkuk besar lalu di isi air hangat. Ia mengambil handuk kecil yang tadi ia beli di minimarket. Sebetulnya ia membeli handuk kecil itu untuk dirinya sendiri. Tapi demi calon suami apa sih yang gak?.

Ceklekk..

Reva membuka pintu kamar Raka dan langsung duduk di tepi kasur, mangkuk yang berisi air pun di taruh diatas nakas. Ia memandang wajah tentram nya Raka walaupun ada beberapa bekas pukulan di wajahnya.

Entahlah apa yang terjadi dengan orang ini. Tapi kalau tidur sangat tampan, ah tapi kenapa kalau bangun sangat menyebalkan ya?. Reva merendam sedikit handuk kecil itu kedalam mangkuk dan di bersihkan nya wajah Raka dengan pelan. Saat Reva mulai mengobati luka Raka, Raka meringis namun mata nya tetap terpejam.

Reva tetap melanjutkan kegiatan nya. Dan sekarang ia mengambil kotak obat dan mulai mengobati luka lebam Raka. Namun tangan Raka menahan tangan Reva. "Jangan pergi." ujar Raka dengan keadaan yang sama masih terpejam.

itu Raka, anggap aja di muka nya ada beberapa luka lebam gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

itu Raka, anggap aja di muka nya ada beberapa luka lebam gitu..

Reva tersenyum lebar. Ia kembali mengobati Raka. "Jangan pergi." ujar Raka lagi.

Reva menggenggam tangan Raka. "Iya sayang. Aku disini gak akan ninggalin kamu." ujar Reva.

"Jangan pergi..Dinda." senyum Reva langsung memudar begitu saja.

Bagaimana bisa calon suami nya ini malah menyebutkan nama gadis lain saat tertidur. "Kamu tidur aja nyakitin perasaan aku Rak. Seistimewa itu kah Dinda?." Reva bermonolog.

"Gue yakin lo bisa menangin hatinya Raka lagi." sumber suara itu bukan dari Raka melainkan dari Alvano yang bersedekap dan menyender di dinding.

Reva memang sengaja membuka pintu kamar Raka agar tidak ada yang curiga apalagi mereka bukan muhrim nya. mulia sekali hatimu nak...

"Lo denger kan nama siapa yang dia sebut." Reva memandang sendu wajah pulas nya Raka.

"Gue tau. Tapi kalau lo nyerah, berarti lo tunjukin ke Dinda kalau lo kalah." Alvano tidak bermaksud apa-apa. Ia hanya menyemangati teman kecil nya ini.

"Tapi..Dinda kayak nya sudah ngisi hati nya Raka." Reva tertunduk lemas.

"Terus lo mau gitu perjuangan lo dari dulu sia-sia gitu aja? Dinda itu orang baru Rev cuma sementara, sementara lo itu calon istri, belum tentu juga kan si Dinda mau sama Raka."

My Life (RakaReva)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang