7. || Riki Terciduk

827 57 19
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi aja ya
Happy Reading^^



🎶🎵 Menepi-Ngatmombilung (cover Metha Zulia) 🎵🎶


Raka meraih tangan mungil Dinda dan membawa nya keluar dari restaurant. Sementara Reva hanya bisa tersenyum getir melihat tunangan nya bersama orang lain.

Raka berhenti melangkah saat sudah berada di depan mobil yang mereka tumpangi tadi. Raka membuka kan pintu mobil untuk Dinda. Sementara Dinda masih tertunduk, perlahan air mata nya jatuh.

Raka memegang bahu Dinda. Lalu ia mengangkat dagu Dinda. "Sakit tamparan nya?." Dinda menggeleng.

"Terus kenapa nangis?."

"Gak seharusnya Bapak berperilaku kasar dengan Bu Reva. Karena bagaimana pun juga Bu Reva itu yang akan menjadi calon istri Bapak bukan saya. Dan seharusnya Bapak membela Bu Reva tadi."

"Salah tetap salah. Dan yang salah harus minta maaf. Tapi Reva tadi tampar kamu yang jelas gak salah. Gak usah kamu fikirin lagi ucapan Reva, mungkin dia PMS." ujar Raka dan Dinda tertawa sambil menghapus jejak air mata nya.

"Ya sudah kita balik ke kantor." ujar Raka dan Dinda pun masuk kedalam mobil begitu pun dengan Raka. Raka pun melajukan mobil nya dengan kecepatan rata-rata.

***

Reva bangkit dari tempat duduk nya dan kembali bersama Caramel dan Jihan. "Are you okey Rev?." tanya Jihan.

"Gak ngotak emang si Raka. Udah tau punya tunangan malah jalan sama cewek lain."

"Itu tadi Sekretarisnya." ujar Reva.

"Wuih! Cantik juga ya, rambutnya juga mirip Alana gitu loh." ujar Caramel.

"Mel!." tegur Jihan dan Caramel membungkam mulutnya.

"Sorry." ujar Caramel. Tapi memang Caramel dan Jihan akui, kalau Dinda memang cantik.

"Iya gak papa Caramel."

"Terus lo masih mau lanjutin pernikahan lo yang tinggal 2 minggu lagi bakal lo hadepin?." tanya Jihan.

"Gue gak tau."

"Semoga jalan yang lo pilih nantinya gak salah ya Rev." timpal Caramel dan Reva tersenyum.

***

"Pak." panggil Dinda.

"Kalau lagi berdua panggil nama aja. Umur kita juga gak beda jauh." ujar Raka yang masih fokus dengan jalanan di depan nya.

"Ihh, gak ah gak enak banget kalau pake nama. Gak terbiasa Pak."

"Makanya di biasain."

"Oke oke kita coba." Dinda menegakkan tubuh nya dan berdeham sementara Raka hanya geleng-geleng kepala dan tertawa kecil.

"Raka." panggil Dinda sementara Raka berhenti tertawa saat nama nya di panggil.

Raka membelokkan stir mobil nya kearah pinggir jalan lalu ia berhenti dan menatap Dinda dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Tubuh Raka menegang, mengapa saat Dinda menyebut nama nya terdengar mirip sekali dengan suara lembut Alana.

My Life (RakaReva)Where stories live. Discover now