63. || Cukup Dikenang

1.3K 83 32
                                    

HAPPY GRADUATION'S FOR ME! AKHIRNYA AKU LULUS SMA DAN KINI AKU HARUS HADAPI REALITA KEHIDUPAN YANG SEBENARNYA HM.

Tau gak perbedaan kalian dengan The Junas?

Kalau mereka kan The Junas, kalau kalian The Jones BWAHAHAHA

Sorry guys aku lama Up nya, Enjoy sama mulmed nya ya, lagu dari The Junas.
Happy Reading All



🎵🎶 Cukup Dikenang Saja-The Junas Feat Yasmin 🎶🎵




"Takdir sialan." Gumam Reva yang masih terdengar ditelinga Raka.

"Gak boleh ngomong begitu." Tegur Raka.

"Aku mau rawat jalan." Ujar Reva.

"Ngaco, kamu masih belum fit." Ujar Raka.

"Aku. Mau. Hadir di. Pemakaman. Anak-anakku." Ujar Reva dengan penuh tekan disetiap kata.

"Kamu.. kamu bisa hadir setelah kamu sembuh." Ujar Raka dengan lembut.

"Gak usah sok baik! Kalau kamu gak mau bantu aku untuk jalanin rawat jalan gak usah! Aku bisa urus sendiri. Palingan juga kamu gak mau bantuin aku makanya kamu gak mau aku rawat jalan. Sial." Ujar Reva lalu ia ingin turun dari brankar dan berniat menemui Dokter.

Raka mengusap kasar wajahnya. Ia menghampiri Reva dan menghalangi niatnya. "Oke, oke. Aku yang urus semua. Tapi kamu jangan kemana-mana. Kondisi kamu belum sehat sepenuhnya.." Ujar Raka membujuk.

Reva hanya diam dan kembali keatas brankarnya. "Aku bukan gak mau urusin kamu kalo kamu rawat jalan dirumah. Tapi kalau disini kamu akan dapatkan perawatan yang lebih intensif lagi." Ujar Raka yang coba menjelaskan.

"Udah deh, gak usah banyak ngomong. Pusing aku denger semua omong kosongmu." Balas Reva sambil menutup kedua telinganya.

"Sok perhatian. Biasanya juga aku dibuang. Dakjal." Gumam Reva pelan.

"Rev." Panggil Raka sambil menatap kedua anak nya.

"Apasih." Sahut Reva tak santai.

"Liat deh anak-anak kita.. Ganteng nya mirip aku." Ujar Raka sambil tersenyum sedih.

Reva melepaskan tangannya dari kedua telinganya lalu menatap kedua anaknya. Perlahan Reva mendekat ke brankar kecil bayinya. Telunjuk Reva perlahan mengelus pipi tembam Aldrian.

"Tumuy banget anak Mommy.." Kata Reva.

"Ganteng doang, tapi gak hidup." Kata Reva lagi.

"Rev. Percaya gak, kalau di ruangan ini sekarang.. Mereka lagi lihatin Daddy sama Mommynya. Percaya gak kalau mereka bahagia liat kita sama-sama." Ujar Raka.

Reva menoleh kearah Raka. "Percaya. Anak-anak aku selalu ada didekat aku. Aku yakin itu, bahkan sekarang aku merasa mereka lagi mainan disini.." Reva mengedarkan pandangannya dan menatap seisi ruangan, ia juga membayangkan anak-anaknya sedang bermain.

Air matanya luruh.. semua impian Reva hancur. Tidak ada yang bisa ia pertahankan. Anak-anak, maupun rumah tangga nya hancur berantakan. Sisa satu hal lagi yang harus Reva lakukan. Reva menatap Raka yang ternyata juga sedang menatap nya dengan tatapan kasih sayang.

Tatapan yang sudah lama tak Reva lihat sejak SMP, tatapan yang tak pernah Reva rasakan lagi kehangatannya dulu tapi, sekarang Reva melihat dan merasakan hal itu hadir kembali. Dadanya sesak. Ia belum siap memberikan surat cerai nya. Keadaan belum benar stabil. Ia baru kehilangan anak-anaknya, ia belum mau kehilangan Raka untuk waktu dekat ini.

My Life (RakaReva)Where stories live. Discover now