60. || Pembunuhan Terhadap Reva

948 73 74
                                    

Wakaaaa! Halo! Hayuk siapin jantung nya biar pas baca gak kepental-pental. Please lah guys vote dan comment nyaaa
Happy Reading lah wakk



🎵🎶 Cintaku Hilang-Devano Danendra 🎶🎵






Reva masih menunggu lift. Ia mengapus sisa-sisa air matanya di pipi. Pintu lift terbuka dan segera ia memasuki lift. Namun saat ia memencet tombol lift tiba-tiba ada kaki yang muncul guna menahan pintu lift yang hampir tertutup.

Reva tersenyum saat melihat orang itu, orang itupun hanya membalas nya dengan tatapan. Reva mengabaikan itu. Ia mulai memencet tombol lift. Tapi orang yang berada di belakang nya tidak memencet tombol lift, mau kemana dia? Apa mau ke loby juga ya? Pikir Reva.

Keadaan menjadi mencekam. Reva menatap lurus kedepan lebih tepatnya ia menatap pantulan dirinya dan orang yang dibelakang nya dari pintu lift. Orang itu hanya masih menatap Reva dari belakang. Reva sangat ketakutan, tapi ia berusaha tenang. Tak lama kemudian mata Reva dan orang tersebut bertemu karna orang itu menatap mata Reva dari pantulan pintu lift.

Reva tersentak lalu memutuskan pandangannya. Pintu lift terbuka lagi dan beberapa orang masuk kedalam lift. Kesempatan itu digunakan Reva untuk pergi dari lift secara diam-diam. Perasaannya tidak enak. Reva menghela napas nya, akhirnya ia bisa pergi.

"Tapi lewat mana dong pulangnya?" Gumam Reva.

"Siang Bu Reva." Sapa beberapa karyawan.

"Eh iya siang." Jawab Reva. "Umm, saya mau tanya tangga darurat diarah mana ya?" Tanya Reva.

"Oh disana Bu." Ujar salah satu karyawan sambil menunjuk pintu tangga darurat.

"Makasih." Ujar Reva lalu ia berjalan menuju tangga darurat. Setelah masuk ia menatap tangga tersebut.

"Masih jauh sih, cuman gak papa lah. Dari pada gue satu lift sama orang kayak tadi." Ujar Reva.

Reva menuruni tangga dengan perlahan. Saat sudah di lantai 10 ia ingin menaiki lift lagi setelah tangga ini habis dan ia menemukan pintu keluarnya. Namun tiba-tiba terdengar suara dari pintu atas seperti ada yang masuk dan ingin menggunakan tangga darurat.

Reva mendengar suara langkah menuruni tangga satu persatu. Jantung Reva tiba-tiba memompa lebih cepat saat ia melihat orang yang tadi ada di lift sedang menatapnya, buru-buru Reva menuruni tangga agar cepat sampai di lantai 5.

"Reva!" Teriak orang tersebut yang tiba-tiba sudah berada di belakang tak jauh dari Reva.

"LO SIAPA!" Ujar Reva sambil merapatkan diri kedinding.

"Akhirnya gue nemu lo. Pundi-pundi uang gue." Ujar orang tersebut dan perlahan melangkah menuju Reva.

Tentu Reva langsung menjauh namun tetap waspada, ia juga mengelus perutnya yang tiba-tiba terasa sakit. "Sakit Bu perutnya?" Tanya orang itu dengan nada mengejek.

Keringat pun sudan membanjiri tubuh Reva. "A-awhh!" Reva mencengkram pegangan tangga guna melampiaskan rasa sakit di perutnya. Ini pasti kontraksi lagi akibat tertekan.

Reva menarik napas dan membuang napasnya dengan perlahan, sambil tetap menuruni tangga satu persatu. "Nak, Mommy mohon kali ini kerja sama ya sama Mommy. Mommy tau kita sedang dalam bahaya, tapi Mommy janji akan menyelamatkan kalian." Ujar Reva.

"Terus yang nyelamatin diri lo siapa?" Tanya orang itu.

Reva menatap was-was. Orang tersebut mengeluarkan pisau dibalik bajunya. Reva terkejut dan nyeri di perutnya semakin bertambah. "Lo jangan macam-macam sama gue!" Pekik Reva.

My Life (RakaReva)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن