26. || Raka Bimbang

761 46 11
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi aja ya
jangan jadi pembaca gelap
Happy Reading tsay ^^




"Ah gak mungkin. Masa secepat itu gue lupain Alana. Gak akan ada yang bisa gantiin dia dihati gue, sekalipun Reva calon istri gue." ujar Raka lagi dengan mantap.

"Reva.."

Reva menoleh. "Eh Tante Adin? Ya ampun Reva pikir tadi siapa yang panggil. Apa kabar Tante?" tanya Reva.

"Baik sayang, kamu gimana kabarnya? Udah lama bangett gak liat kamu. Kamu tau gak si Gibran jadi uring-uringan terus tuh pas kamu jarang main kerumah." ujar Adin yang berstatus sebagai Ibu kandung Gibran.

"Ah masa sih Tan? Mungkin karna kita dulu keseringan sama-sama." ujar Reva sambil tersenyum.

Adin memandang lekat Reva lalu setetes air mata jatuh dari sudut mata Adin. "Eh Tante kok nangis?" tanya Reva.

"Ah gak sayang. Tante cuma ingat aja, dari dulu sampai sekarang Tante berharap kamu yang jadi istri Gibran. Tapi sekarang kamu mau menikah sama Raka." ujar Adin dan Reva merubah raut wajah nya jadi sedih.

"Maafin Reva, Tante." ujar Reva.

"Eh ini bukan salah kamu sayang. Selamat ya sebentar lagi kamu jadi menantu pertama dari Keluarga Adelard Sanjaya. Kakek Prans menyiapkan harta warisan untuk Raka dan keluarganya sudah sangat lama" ujar Adin yang membuat Reva sedikit bingung.

"Harta warisan apa ya Tan?"

"Tiga puluh perusahaan akan Raka pimpin dan menjadi milik Raka seutuhnya. Bukan hanya di Indonesia, bahkan kepenjuru negara lainnya. Lima belas rumah mewah, dua puluh lima vila, dua pesawat pribadi, enam pulau pribadi, empat puluh unit mobil mewah, lima belas tanah masing-masing tanah lima hektar." ujar Adin yang membuat Reva membuka lebar mulutnya.

"Seriusan Tan?" tanya Reva untuk mempastikan.

"Itu hanya beberapa yang Tante ingat. Selebihnya Tante lupa."

"Astaghfirullah! Masih ada? Ya ampun Tan, aku gak ngerti mau ngomong apa lagi." ujar Reva.

"Kamu orang beruntung. Seandainya Gibran yang dapatin kamu." ujar Adin.

"Gib! Gib!." panggil Yudis.

Gibran menyentil dahi Yudis. "Gue udah sering bilang kalau manggil gue yang lengkap anjim!." ujar Gibran.

"Bodo! Eh itu nyokap lo lagi ngomong sama Reva noh." Yudis menunjuk Adin dan Reva dengan dagunya.

"Wes! Hati-hati nyokap lo ngomong macem-macem, lo tau sendiri kan nyokap lo gimana?" ujar Kana.

Tanpa pikir panjang Gibran berdiri dan langsung menghampiri keduanya. "Lagi ngomongin apa?" tanya Gibran.

"Eh anak Bunda yang ganteng. Ini Mami lagi bujukin Reva buat jadi calon istri kamu." ujar Adin.

"Astaghfirullah, Bun! Calon bini orang Bun istipar" ujar Gibran.

"Heh! Kamu nyebut istighfar kayak ngeliat Bunda ini setan aja!"

"Iya emang. Eh– kagak Bun, kan Bunda nya Gibran ini malaikat tak bersayap." Adin menatap sengit Gibran.

"Rev, dicariin yang lain tuh. Yuks kumpul lagi. Jangan ngumpul sama Ibu-Ibu." ujar Gibran.

My Life (RakaReva)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon