6. || Labrak Dinda

934 53 47
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo di koreksi aja ya
Happy Reading^^



🎶🎵 Hatiku Menanti-Yotari 🎵🎶






"Sakit rasanya melihat mu tertawa dan tersenyum karna wanita lain. Aku cuma penikmat senyuman mu bukan menjadi alasan mengapa kamu tersenyum."
~Reva.


















Bentar aku mau tanya dulu sebelum nya.
Kalian tim siapa? Comment ya🤔

Raka untuk Reva

atau

Raka untuk Dinda
















Raka sangat merindukan Alana. Ingin sekali rasanya ia memeluk Alana, namun sayang. Tidak bisa.

Kalau Alana masih hidup mungkin sekarang Raka jauh lebih bahagia. Mungkin juga Raka sudah menikahi Alana. Berbeda dengan sekarang, pernikahan yang tidak dia inginkan ada di depan mata nya.

Rasanya ia ingin menghilang dari bumi ini. Raka menutup mata nya dan menarik nafasnya dalam-dalam. Wajah Alana pun kembali muncul dalam fikiran nya.

"Pak Raka."

Deg!

Suara ini...Suara yang Raka sangat rindukan. Raka membuka mata nya dan betapa terkejutnya Raka saat melihat sosok gadis yang ia sangat ingin peluk.

***

"Suara lo bagus Din."

"Aku suka banget lagu ini. Di puji Vero jadi malu!!." Dinda menutup wajah nya.

"Cuih alay lu! Eh Din kayak nya ada yang ngupingin lo nyanyi deh." ujar Vero teman sekantornya Dinda.

Dinda menatap pintu ruangan nya. Ia menyipitkan kedua matanya. "Eh! Itu Pak Raka!." pekik Dinda.

"Dia ngapain nguping gitu?!." bisik Vero.

"Aku juga gak tau." Dinda melangkah mendekati Raka.

Ia membuka pintu ruangan nya dan menatap kemana arah mata Raka menatap. Ah wajah Raka nampak sedih. Raka menutup mata nya dan menarik nafasnya dalam-dalam.

"Pak Raka." panggil Dinda.

Raka membuka matanya dan menatap lekat wajah Dinda. Dinda yang ditatap seperti itu pun terkejut setengah mati. Raka menangkap kedua bahu Dinda dengan tatapan binar.

"E–eh Pak. K–kenapa Pak??." tanya Dinda.

"Sayang?! Kamu hidup lagi sayang?." tanpa aba-aba Raka langsung menarik Dinda kedalam pelukan nya.

"Pak Raka manggil aku sayang?! Seriusan? Eh tapi kok dia bilang hidup lagi? Emang aku kapan mati nya?." ucap batin Dinda.

Raka melepaskan pelukan nya dan langsung menangkup wajah Dinda. Raka mulai mengikis jarak antara wajah mereka. Dinda ketakutan setengah mati. Seperti nya Raka sedang tidak sadar.

"Pak! Bapak mau ngapain? Gak boleh cium-cium!." pekik Dinda yang berusaha meloloskan diri nya, namun sayang usaha nya tidak berhasil.

My Life (RakaReva)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon