64. || Tidak Ingin Berakhir

1.1K 78 45
                                    

Ayok kita menghargai para penulis cerita Wattpad dengan mengetikkan kata 'semangat' di comment atau reaksi kalian saat membaca disetiap part dan memberikan mereka Vote disetiap part, jika kalian tahu tindakan kecil ini berpengaruh besar untuk penulis dan pahala kalian 😉
Happy Reading guys!



🎵🎶Jangan Rubah Takdirku-Andmesh🎶🎵







"Cinta kita memang tidak semudah yang dibayangkan.."

"Dulu kita saling menyakiti dan hampir menyerah.."

"Tapi kini kita ada tuk saling menyempurnakan"

"Ku berdo'a untuk bisa hidup dan menua bersama mu.."

Raka tersenyum kepada Reva saat menyanyikan lirik bait terakhir. Reva pun membalas senyuman Raka. "Aamiin." Ujar Reva yang mengaminkan walaupun sebenarnya dihati nya sedikit ragu.

Seperti biasa, setiap sore Raka dan Reva berada di balkon kamar Reva untuk sekedar menghirup udara segar atau mendengarkan Raka bernyanyi, dan mengulang kisah yang sebelumnya hancur berantakan.

"Udah dong, udah tiga hari kamu nyanyi terus.. Aku bosan." Ujar Reva.

"Aku lagi berusaha lho supaya romantis." Ujar Raka sambil menaruh gitar miliknya.

"Aku capek duduk di kursi roda terus.." Keluh Reva.

"Kamu lupa? Dua hari yang lalu kamu coba berdiri sendiri gak panggil-panggil aku, gak tau nya jatoh." Kata Raka yang meningatkan Reva.

"Makanya ajarin aku jalan lagi dong! Aku capek dikursi roda terus.. Tepos nih pantat aku." Ujar Reva dengan nada sebal.

"Emang dari sana nya tepos." Ejek Raka.

Raka berdiri dihadapan Reva sambil mengulurkan tangan nya kepada Reva. Reva mengernyit bingung. "Ngapain?" Tanya Reva.

"Ck, katanya bosan dikursi roda. Ayo belajar jalan." Ujar Raka dan Reva tersenyum senang.

"Lama." Dalam sekali tarikan Raka berhasil menarik tangan Reva hingga Reva berdiri, Reva hampir saja jatuh. Tapi untung nya Reva jatuh kepelukan Raka.

"Pelan-pelan aja bambang!" Kata Reva sambil memukul dada bidang Raka.

Raka hanya tertawa mendengar ucapan Reva. Raka memegang kedua tangan Reva dan menuntun Reva berjalan bolak-balik. "Kaki aku keram.."

"Bisa pasti bisa." Ujar Raka yang menyemangati Reva.

Dari balkon kamar Raka terlihat sangat jelas kedua pasangan itu sangat serasi, dan tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka kecuali maut. Dinda menghela napas nya. Dinda menyadari semua kesalahan nya. Sekeras apapun ia berusaha dan memaksa Raka untuk menjadi miliknya terus, ia tetap tidak bisa menggapai nya.

Raka hanya milik Reva seorang. Dirinya hanyalah figuran dan pelengkap kisah rumah tangga mereka yang harus ada cobaan. Sudah tiga hari Dinda tidak bisa tidur dengan benar, jika ia pergi dari Raka apakah laki-laki diluar sana ada yang mau menerima nya? Tidak mungkin ada. Semua laki-laki menginginkan keturunan dari diri mereka masing-masing.

"Apa aku harus tetap bertahan? Atau aku pergi dari mansion ini?" Tanya Dinda kepada dirinya sendiri.

Dinda menggeleng dan memukul kepala nya satu kali. Setelah itu ia menyeka air mata nya dan masuk kembali kedalam kamar Raka. Reva pun melihat Dinda yang sedari tadi juga memperhatikan mereka berdua.

"Kamu disini, dan kamu harus jalan ketempat aku berdiri disana. Oke?" Tanya Raka yang membuyarkan fokus Reva.

"Eh.. Iya iya. Tapi aku takut, kalau jatuh gima–"

My Life (RakaReva)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن