17. || Ingin Menikung

844 51 7
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi ya
Jangan jadi pembaca gelap
Happy Reading^^



🎶🎵 Halu-Feby Putri 🎵🎶


Setelah menempuh jarak yang cukup jauh, akhirnya Darren dan Reva sampai di tujuan. "Ini kantor lo?." Reva menatap gedung pencakar langit yang ada di depan nya. Ya walaupun gedung itu tidak setinggi gedung baru kantor Raka nanti.

"Santai aja kali ngeliatnya." Darren mengusap wajah Reva.

"Ihh! Make up gue luntur, lo yang gue tonjok!." ujar Reva.

"Ya udah, ayok masuk." Darren berjalan terlebih dahulu lalu Reva mengekori Darren dari belakang.

Huh! Apa-apaan ini? Reva baru saja memasuki loby tapi ia sudah di hadiahi tatapan tajam dari karyawan-karyawan Darren, tidak semua cuma wanita-wanita saja yang menatap nya tajam, tapi kalau pria-pria itu menatap kagum kearah Reva. Tapi tak masalah bagi Reva, Reva tetap mengangkat dagu nya. Ia tidak boleh menundukkan wajah nya.

Reva berfikir Darren sama dengan Raka. CEO yang cuek, dingin, tegas, pemarah ya seperti itu lah kira-kira mirip di cerita-cerita novel. Bedanya dari Raka adalah Darren terus saja mempamerkan senyum manis nya, tentu itu membuat kegantengan Darren bertambah, bahkan Reva sempat terpesona. Darren dan Reva berdiri didepan lift khusus CEO.

Darren dan Reva pun masuk kedalam lift. Darren menekan tombol lantai 40. "What?! Lantai 40? Seriusan lo? Ini mah masih sempat mandi dulu gue." ujar Reva lalu ia bersandar.

"Gak usah alay, gue tau kantor baru calon suami lo lebih tinggi dari gedung kantor gue." balas Darren.

Ya memang benar, semua berita tentang Raka yang sedang membangun gedung kantor pencakar langit sudah menjadi tranding sekarang di majalan, koran maupun berita online, bagaimana tidak menjadi tranding? Ia membangun gedung  kantor 70 lantai. Entah lah, mungkin Raka terlalu lama menyimpan uang-uang nya sehingga ia membangun gedung hingga 70 lantai.

"Gue fikir lo kayak Raka. Yang gak mau pamer senyum ke karyawan-karyawan." ujar Reva.

"Kalau gue senyum itu banyak manfaat nya. Yang pertama, karyawan gue bakalan betah kerja sama gue dan gue juga memberi mereka ruang buat deket sama gue dalam artian keakraban Bos dengan Karyawan." 

"Yang kedua, kalau gue senyum semua beban gue kayak hilang satu persatu, dan juga kalau gue senyum itu berarti gue bersyukur dengan apa yang Tuhan kasih ke gue. Gitu Reva cantik." pipi Reva bersemu, ah Reva hampir terbuai, untung saja dia punya calon suami. Jika tidak dia akan khilaf.

"Thanks, gue emang cantik." Reva mengibas rambutnya dan Darren tertawa.

"Gue juga gak kalah ganteng." ujar Darren sambil merapihkan dasi nya dan menunjukkan wajah angkuh.

"Lama banget sih ini, kepala gue sakit satu lift sama orang PD nya tingkat dewa."

"Eh lo ngaca ya." Darren menoyor jidat Reva dengan jari telunjuk nya.

"Kenapa sih suka banget begitu!." Darren tidak menjawab, namun ia hanya tertawa.

Setelah beberapa lama akhirnya mereka sampai di lantai yang mereka tuju. "Ini ruangan lo." ujar Darren sembari menunjuk ruangan yang berada di depan ruangan CEO.

My Life (RakaReva)Where stories live. Discover now