7

26.5K 3.6K 19
                                    

"Yang Mulia, ini adalah laporan keadaan terkini kerajaan Alley yang dikirim Duke Cassano."

Laki-laki bersurai hitam yang sedang sibuk dengan berkas-berkas dihadapannya mendecak kesal "Ck! Kenapa begitu banyak pekerjaan hari ini?" Ujarnya lalu menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya.

Cristian berjalan mendekati Rajanya lalu memberikan sebuah gulungan kertas berisi laporan yang dikirim oleh Duke Cassano. "Ini laporannya Yang Mulia."

"Kau saja yang bacakan," sergah Elden saat sang jendral memberikan gulungan kertas itu. "Mataku rasanya ingin keluar karna seharian ini terus membaca," gerutuya yang masih bersandar sambil menatap langit-langit ruangannya.

Cristian membuka gulungan kertas tersebut dan mulai membaca isinya. Ia kembali menggulung kertasnya saat ia selesai membacanya.

"Keadaan Alley saat ini baik-baik saja Yang Mulia. Para penduduknya tidak melakukan perlawanan. Duke Cassano memerintahkan patroli diseluruh penjuru kerajaan Alley untuk meminimalisir upaya perlawanan ataupun pemberontakan," ucap Cristian menjelaskan isi laporan.

Elden mengangkat lengan kanannya untuk menutup matanya. "Hmm baiklah. Antonio memang bisa diandalkan," ucapnya.

"Bicara soal Alley..." Elden menurunkan lengannya kembali lalu menegakkan duduknya. "Bagaimana dengan tahanan perang itu?" Tanyanya sambil menatap Cristian.

"Sesuai perintah anda Yang Mulia, saya menempatkannya di kastil belakang istana, Kastil Rose," jawab Cristian.

Mendengar itu, Elden tersenyum miring. "Hmm, julukan putri kastil memang sangat cocok untuknya."

"Oh iya Yang Mulia, karena sedang membicarakannya saya jadi penasaran dengan apa yang telah terjadi padanya pada saat kita tiba di istana," ujar Cristian sambil mengingat kembali kejadian dua minggu lalu, saat mereka tiba di Istana dari perang menaklukkan kerajaan Alley.

Elden menopang pipi kirinya dengan tangannya. "Oh, saat dia ditemukan tak sadarkan diri di kereta barang itu?"

Dua minggu sebelumnya...

Rombongan pasukan Vantiago yang dipimpin oleh Raja Elden William De Vantiago telah tiba di Ibu Kota. Semua penduduk kota berdiri membentuk barisan di pinggir jalan sambil menunduk hormat saat sang penguasa melewati mereka.

Aura intimidasi yang dikeluarkan laki-laki bersurai hitam yang sedang menunggangi kuda itu membuat suasana kian mencekam. Tak ada satupun dari para penduduk yang berani mengangkat wajah untuk melihat sang Raja. Kedatangan yang seharusnya disambut sorak kemenangan itu malah diselimuti rasa takut.

Sementara itu, Istana Utama sedang disibukkan dengan persiapan untuk menyambut sang pemilik istana. Prajurit dan pelayan istana dengan tergesa-gesa menyiapkan segala sesuatunya dengan perasaan takut yang menyelimuti mereka. Jika ada sedikit kesalahan yang mengusik sang Raja, maka kepala mereka tidak akan ada lagi ditempatnya.

Hal itu bukanlah tidak mungkin bagi Elden. Laki-laki berusia 25 tahun itu memang di kenal sebagai Raja paling menakutkan selama sejarah berdirinya Vantiago. Ia tak akan segan, bimbang apalagi takut untuk menghabisi siapa saja yang menurutnya bersalah.

Elden telah memimpin kerajaan Vantiago selama 6 tahun. Dengan kata lain, ia menjadi Raja saat usianya masih 19 tahun. Walau masih sangat muda, Elden adalah raja paling berpengaruh di kerajaan barat. Selama 6 tahun kepemimpinannya, kerajaan Vantiago berada dipuncak kejayaannya.

Tak heran, walaupun Elden adalah raja tiran yang sangat menakutkan, dia sangat dihormati dan disegani oleh rakyatnya.

"Yang Mulia Raja memasuki gerbang istana!" Teriak salah-satu prajurit yang berdiri di gerbang istana

Princess CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang