19

22.9K 3K 89
                                    

"Selamat datang kembali Jendral".

Cristian melompat turun dari kudanya. Wajahnya nampak kelelahan namun tetap memberikan senyum pada prajurit yang menyambut kedatangannya. Ia beranjak pergi setelah menyerahkan kudanya pada prajurit untuk dibawa ke kandangnya.

Langkahnya berat, sangat kelihatan ia sedang kelelahan. Itu wajar, mengingat perjalanannya yang cukup jauh. Ia menempuh perjalan dari Vantiago ke Alley kemudian kembali ke Vantiago hanya dalam waktu dua hari-- yang biasanya memakan waktu paling cepat tiga hari.

Kedatangannya di Alley yang tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu itu membuat Antonio dan para prajurit Vantiago yang ditempatkan di sana terkejut.

Wajah bingung Antonio saat itu seketika berubah serius mengira kedatangan Cristian pasti karena sesuatu telah terjadi di Vantiago. Namun berbeda dengan pikirannya, apa yang terjadi berikutnya sungguh diluar akal sehatnya. Cristian tanpa terduga memberikannya sebiji anggur. Benar-benar hanya sebiji membuat Antonio ternganga tak percaya.

"Dari Yang Mulia Raja." Cristian menyodorkan sebiji anggur polos tanpa wadah tersebut dan dengan bingung diterima Antonio.

Belum sempat laki-laki itu bertanya, Cristian langsung menunduk hormat lalu dengan segera beranjak pergi dari hadapan Duke muda itu. Cristian berlalu seolah tak peduli dengan Antonio yang mematung ditempatnya dengan wajah cengo.

Sebenarnya ia sengaja tak memberi penjelasan. Bukan karena bersikap tidak sopan, hal itu karena ia gengsi dan juga malu. Bagaimana tidak? Dirinya adalah seorang Jendral perang di kerajaan terkuat namun  menjalankan perintah konyol sebagai hukuman karena bersikap kurang ajar pada Rajanya.

Cristian tak bisa membayangkan, bagaimana ekspresi Antonio dan para prajurit jika mendengar hal tersebut. Saking malunya dengan keadaannya, Cristian langsung kembali ke Vantiago tanpa beristirahat sejenak di tempat itu. Takut-takut apabila Antonio terus bertanya alasan kedatangannya dengan buah anggur itu.

Tak cukup sejam Cristian berada di Alley. Ia buru-buru menaiki kudanya lalu dengan segera kembali ke Vantiago, meninggalkan Antonio yang kebingungan dengan sejuta pertanyaan di kepalanya.

Cristian menghentikan salah seorang pelayan yang berpapasan dengannya di lorong istana, "Dimana Yang Mulia Raja?"

"Di ruang kerjanya Tuan," jawab pelayan itu membuat Cristian mengagguk paham.

Menghela napas lelah, Cristian beranjak menuju ruangan Elden.
Tak butuh waktu lama hingga ia tiba didepan pintu kembar berukuran besar. Ia lalu melangkah masuk setelah mendapat izin dari pemilik ruangan tersebut. Ia menunduk hormat lalu memberi salam saat tiba dihadapan Rajanya.

"Salam Yang Mulia. Semoga berkah langit selalu tercurah kepada Anda".

"Oh? Kau sudah kembali? Bagaimana anggurnya?" tanya Elden santai.

Cristian mengangkat pandangannya, menatap Elden yang sedang sibuk dengan tumpukan kertas dihadapannya. Bukannya menjawab pertanyaan Elden, Ia justru memicingkan matanya curiga saat merasa ada yang aneh dengan wajah Elden.

Cukup lama ia menatap Elden dalam diam, membuat yang ditatap merasa risih kemudian balas menatap dengan tatapan tajam pada Jendral itu.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Yang Mulia, apa anda beristirahat dengan baik selama saya pergi?" terdengar nada ragu dan juga bingung dari ucapan Cristian.

"Apa maksud mu?" Perhatian Elden kini sepenuhnya teralih pada Cristian.

Jendral bersurai merah itu melangkah lebih dekat, lalu berhenti tepat satu langkah didepan Elden. "Anda terlihat sangat sehat. Tidak seperti beberapa hari yang lalu sebelum saya pergi. Dan-"

Princess CastleWhere stories live. Discover now