23

19.5K 3.2K 69
                                    

Azura yang baru saja membuka mata, dilanda kebingungan besar saat mendapati para pelayan berbaris rapi dihadapannya. Para pelayan itu berdiri tegak seolah menunggu dirinya terbangun dari tidurnya. Ia kembali menutup matanya, mengira bahwa kesadarannya belum pulih hingga berhalusinasi seperti itu.

Bukan tanpa alasan ia berpikir demikian. Selama ini, para pelayan di kastil Rose tak pernah menghiraukan keberadaannya. Pelayan tak pernah datang ke kamarnya, apalagi sampai berbaris rapi menunggu dirinya terbangun. Yang ada hanya Liana datang dengan membawa makanan lalu berteriak keras menyuruhnya untuk bangun.

Mata Azura kembali terbuka, lalu pemandangan yang matanya tangkap masih sama dengan pertama kali ia membuka mata. Azura mengerjap bingung dengan situasi yang terjadi. Apa ia sedang bermimpi?

"Anda sudah bangun Nona?"

Suara pelan dan lembut itu menyadarkan Azura. Matanya membola seketika, lalu dengan gerakan cepat ia terbangun menatap para pelayan tersebut dari sofa tempatnya duduk.

Kerutan dikening Azura makin dalam saat melihat wajah para pelayan dihadapannya. Mereka tampak asing, Azura tak pernah melihat mereka sebelumnya. Ia terus memindai wajah para pelayan itu satu persatu untuk mencari Liana, namun si pemarah itu tidak ada diantara para pelayan lainnya.

"Si-siapa kalian?"

Pelayan dengan surai coklat yang berdiri didepan para pelayan lainnya menyahut, "Kami pelayan Anda yang baru Nona".

"Pe-pelayan baru?" Kebingungan Azura malah semakin menjadi.

"Maaf karena kami mengejutkan Anda Nona. Saya akan menjelaskan nanti setelah kami mempersiapkan Anda." Pelayan bersurai coklat menjawab dengan lembut.

"Mempersiapkan?" Azura seperti orang bodoh sekarang. Jawaban yang diberikan pelayan dihadapannya tak ada satupun yang memecah kebingungannya.

Dua pelayan menghampiri Azura. "Mari Nona. Waktunya membersihkan diri," ucap salah-satu dari pelayan itu. Keduanya kemudian berdiri disisi kanan dan kiri Azura, membantunya berdiri dan memandunya menuju kamar mandi.

Azura yang masih kebingungan hanya mengikuti langkah kedua pelayan itu dalam diam. Namun saat pelayan mulai membuka resleting gaunnya, ia memekik kaget. "A-apa yang Anda lakukan?!"

"Kami akan membantu Anda membersihkan diri, Nona." Pelayan kembali melanjutkan melepas gaun Azura seolah tak peduli dengan penolakan dari perempuan itu.

Sepanjang waktu Azura terus saja mengajukan pertanyaan dan juga penolakan saat pelayan membantunya berbenah diri. Tugas yang biasanya tak butuh waktu lama dan banyak tenaga itu, akhirnya selesai setelah Azura kembali berpakaian. Azura mengenakan gaun putih seperti biasa. Namun kali ini gaun itu terlihat cantik, tak lusuh seperti yang biasa ia pakai.

Saat keluar dari kamar mandi, Azura kembali terkejut dengan apa yang ia lihat. Kamarnya terlihat jauh berbeda dari sebelumnya. Semua benda-benda tertata rapi dan juga bersih. Kain yang menutupi kasurnya telah berganti, tampak sangat mewah dengan bordir bunga berwarna perak, lengkap dengan selimutnya.

Para pelayan yang sibuk mondar-mandir dengan alat bersih-bersih ditangan mereka berhenti saat melihat Azura. Mereka kemudian menunduk hormat seolah sedang menunggu perintah.

"A-apa?" Azura bingung sendiri saat para pelayan itu tiba-tiba berhenti dari pekerjaannya dan menunduk padanya.

Pelayan bersurai coklat, yang terlihat seumuran dengan Azura mendekat. "Nona, silahkan ikut dengan saya. Dibawah ada Tuan Bautista yang sedang menunggu".

Seolah pasrah dengan situasi yang terjadi, Azura tak lagi bertanya dan hanya mengikuti langkah pelayan didepannya. Pikirnya, tak ada gunanya ia bertanya jika hanya menambah kebingungannya.

Princess CastleWhere stories live. Discover now