27

18.3K 2.8K 184
                                    

"Jadi, semalam yang mulia Raja tidak kembali ke kediamannya lagi?"

Perempuan berpakaian pelayan yang berdiri sambil menundukkan kepalanya mengangguk, "Benar Yang Mulia Ibu Suri."

Leonora, sang Ibu Suri kerajaan Vantiago menyeruput teh hijau di cangkir mewahnya sebelum berkata, "Kemana saja dia? Itu berarti sudah malam keempat ia tidak beristirahat di kamarnya."

Pelayan dihadapannya tidak menanggapi. Walau ia adalah pelayan yang bertugas di istana kediaman Raja Vantiago, ia tidak pernah tau kemana sang Raja pergi setiap malam setelah meninggalkan ruang kerjanya. Pelayan dengan surai coklat terang itu sering kali mencari tau dari beberapa prajurit yang sering mengikuti Raja, namun para prajurit itupun tak tau dimana keberadaan sang penguasa istana.

Perintah Ibu Suri untuk terus mengawasi Raja, menjadi sulit baginya akhir-akhir ini. Raja bersurai hitam itu selalu menghilang saat malam hari, dan akan kembali muncul di ruang kerjanya saat matahari telah terbit.

Tak ada yang tau pasti kemana sang Raja menghilang saat malam mulai larut. Bahkan Cristian, pengawal pribadi Raja-pun setiap malam dibuat pusing mencari keberadaannya. Pelayan itu tau, karena ia sempat mengawasi Cristian saat mencari tau keberadaan sang Raja.

"Menurut mu Kak, kemana Raja sialan itu pergi?" Leonora melempar pertanyaan pada lelaki paruh bayah bersurai biru yang menemaninya bersantai di kamarnya.

"Jaga ucapan anda Ibu Suri. Bagaimana jika ada yang mendengar?" ucap lelaki itu mengingatkan dengan suara tenangnya.

Leonora mendengus kesal. Ia menurunkan cangkirnya lalu sepenuhnya menolehkan kepalanya ke samping, ke arah kakak kandungnya sekaligus Duke yang menguasai wilayah paling luas di Vantiago, wilayah Wester.

"Jadi bagaimana? Apa kita hanya akan membiarkannya berkeliaran tanpa tau apa yang dilakukannya? Bisa saja dia sedang merencanakan sesuatu yang akan menjadi masalah besar untuk kita nantinya." Leonora bersungut-sungut menumpahkan kecemasannya.

Samuel Dextam Wester, sang Duke dari wilayah Wester menyeruput teh dengan santai. Ia terdiam beberapa saat sebelum menoleh, membalas tatapan kesal sang adik, Leonora Gisella Wester atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Ibu Suri Leonora Gisella de Vantiago.

"Tenanglah Ibu Suri. Semua tingkah laku Raja tidak akan pernah luput dari pengawasanku. Tidak lama lagi kita akan tau, kemana perginya dan apa saja yang dilakukan yang mulia Raja beberapa malam belakangan ini."

Mendengar ucapan yang sangat tenang dari Duke Wester membuat Leonora sedikit lega. Beberapa hari mendengar kabar hilangnya Raja saat tengah malam membuatnya terus memikirkannya. Kekhawatirannya bertambah karena hilangnya Raja saat malam hari hampir bersamaan dengan kabar bahwa pelayan yang ia tempatkan di kastil rose dipindahkan begitu tiba-tiba atas perintah Elden dan dilaksanakan langsung oleh Jendral kerajaan, Cristian.

Liana, pelayan yang menjadi suruhan Leonora itu dipindahkan ke luar istana, bersama dengan pelayan lain yang dulunya juga tinggal di kastil rose. Hal tersebut membuat Leonora akhirnya kehilangan mata dan telinganya untuk mengawasi tahanan perang dari Alley itu.

"Kak, bisakah kau menempatkan satu pelayan di kastil rose?" tanya Leonora setelah terdiam cukup lama.

Samuel yang kembali bersantai sambil menyeruput secangkir teh terhenti karena ucapan sang Ibu Suri. Sedikit ia menoleh lalu berkata, "Dari awal aku terus memikirkannya, kenapa anda selalu menaruh khawatir pada tahanan itu? Ia hanyalah seorang putri buangan yang tidak akan bisa mengganggu bahkan mengusik rencana kita."

Leonora memandang lurus ke depan. "Entahlah, aku terus saja mempunyai firasat buruk pada perempuan itu. Apalagi setelah Raja menolak untuk mengeksekusinya setelah kau dan beberapa petinggi kerajaan menyuarakan hal tersebut. Bahkan dia tetap menolak walau kita telah menyebar rumor dan membuat keributan di Alley."

Princess CastleWhere stories live. Discover now