16

21.7K 3.3K 111
                                    

Elden mulai bergerak tak nyaman saat matahari perlahan menerpa wajahnya. Netra biru lautnya mengerjap beberapa kali menyesuaikan cahaya yang masuk. Sesekali ia melenguh pelan sembari meregangkan otot lengannya yang terasa kaku.

Saat mengangkat kedua tangannya kedepan, keningnya mengkerut bingung saat menyadari ada tangan yang ia pegang dan ikut tertarik dihadapannya. Elden menoleh untuk memastikan. Ia kembali menatap kedepan sambil mengembuskan napas kasar, "Apa sakitku terlalu parah hingga aku berhalusinasi seperti ini?" ujarnya tanpa melepaskan pergelangan tangan kurus itu.

Detik berikutnya, ia mulai sadar lengan yang dipegangnya begitu nyata. Ia kembali menoleh, menatap seseorang disampingnya. Seorang perempuan yang tertidur dengan hanya sebagian tubuhnya saja yang ada diatas ranjang.

Untuk memastikan, ia menguatkan genggamannya. Sontak Elden menghempas kasar lengan kurus itu dengan raut wajah tak percaya saat sadar bahwa yang dilihatnya bukanlah halusinasi. Ia beranjak duduk dengan gerakan cepat tak peduli perempuan itu terbangun karena perbuatannya.

Azura tersentak dari tidurnya saat merasakan lengannya terhempas keras. Ia menegakkan duduknya sambil mengucek kedua matanya. Kepalanya oleng kesana-kemari menandakan kesadarannya belum kembali seutuhnya.

"Kenapa kau ada disini?" Laki-laki itu menatap Azura dengan sorot tajam penuh tanya. Ia mengalihkan pandangannya menatap seluruh sudut ruangan. Melihat warna, desain, serta aroma dari ruangan tersebut, sangat jelas bahwa ia sedang tidak berada di kamarnya.

'Apa yang sebenarnya terjadi?'

Elden kembali menatap Azura saat perempuan itu tak kunjung bersuara. Saat akan membuka mulut, tiba-tiba suara ketukan pintu mengambil alih atensinya.

Tok tok tok...

"Nona, Bangunlah!"

Suara seseorang dari luar kamar membuat Azura terlonjak dengan mata melebar sempurna. Kesadarannya seketika pulih membuat wajahnya yang sebelumnya nampak lelah kini menegang panik.

"Nona? Kenapa tiba-tiba pintunya terkunci?" Suara Liana kembali terdengar seiring dengan suara kenop pintu yang berusaha dibuka.

Azura buru-buru beranjak dari duduknya, berdiri menatap Elden yang masih duduk di ranjangnya. Laki-laki itu juga sedang menatapnya dengan sorot bingung. Heran melihat wajah Azura yang tiba-tiba panik sambil membelalak menatapnya.

Azura mencoba mengabaikan tatapan aneh laki-laki itu. Ia membungkuk mensejajarkan tingginya dengan Elden. Ia mencondongkan tubuhnya kedepan mengikis jarak antara dirinya dengan laki-laki itu.

Sontak Elden memundurkan tubuhnya. Ia terkejut dengan gerakan tiba-tiba dari perempuan itu, "Apa yang- hmmph."

Dengan gerakan cepat, Azura membekap mulut Elden dengan kedua tangannya. Karena begitu panik, Azura tanpa sadar menggunakan tenaga berlebih hingga kepala Elden terdorong kebelakang dan berakhir membentur kepala ranjang.

Dug!

Sunyi,

Tak ada suara maupun pergerakan dari keduanya. Azura mematung dengan rahang terbuka seolah akan jatuh. Wajahnya memucat dengan mata membelalak saking terkejutnya.

Sedangkan Elden, laki-laki itu juga terdiam, cukup terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Kepalanya terbentur, lebih tepatnya dibenturkan. Entah sengaja atau tidak, perempuan itu begitu beraninya melakukan hal bodoh ini padanya. Harga dirinya terluka.

Sorot mata Elden mulai berubah. Kilatan marah begitu kentara dimatanya. Ia sudah siap membuka mulut untuk mencaci maki perempuan itu dengan segala cacian yang diketahuinya. Namun ia kembali bungkam saat Azura dengan kurang ajarnya kembali membekap mulutnya.

Princess CastleWhere stories live. Discover now