40

12.7K 1.8K 26
                                    

Dengan jubah besar berwarna merah serta tudung yang menutupi surai birunya, Letizia melangkah dengan tergesa melewati orang-orang yang memadati pasar. Sepasang maniknya tidak pernah lepas dari punggung lebar seorang pria yang berjalan santai namun dengan langkah lebar di depan sana. Sesekali ia mendecakkan lidahnya kesal saat kedua tungkainya saling bersinggungan atau gaun panjangnya tidak sengaja terinjak karena begitu terburu-buru mengikuti langkah pria di depannya yang bertingkah seolah tidak menyadari keberadaannya.

Letizia mempercepat langkahnya saat melihat pria itu berhenti. Hembusan napas panjangnya terdengar saat tubuhnya kini berada tepat di samping pria bersurai pirang tersebut. Sesaat setelah menormalkan deru napasnya, Letizia menoleh lalu berkata, "Apa terjadi sesuatu? Kenapa berhenti?"

Yang ditanya tidak menjawab. Ia kembali melangkah seolah suara Letizia hanyalah sebuah angin lalu. Hal tersebut membuat Letizia menggigit bibir bagian dalamnya, mengalihkan rasa kesal yang menusuk-nusuk harga dirinya. Ia ikut beranjak. Kali ini Letizia berjalan di samping pria itu. Tidak lagi tertinggal jauh di belakang sebab pria penguasa Cassano itu tidak melebarkan langkahnya seperti sebelumnya.

Menit demi menit berlalu. Kedua pasang tungkai yang berbeda ukuran itu terus melangkah membawa sang pemilik menjauhi pasar lalu kemudian berbelok ke jalan setapak yang sepi dan cukup jauh dari pusat kota.

Letizia menghentikan langkahnya sembari menurunkan tudung yang menutupi surai dan sebagian wajahnya. Lengannya terulur untuk mengambil gulungan kertas di balik jubah merahnya. Gulungan tersebut ia buka, lalu matanya mengamati garis serta simbol-simbol pada permukaan kertas yang berfungsi sebagai penunjuk arah.

"Apa Anda yakin tidak salah membaca petanya, Nona Wester?" tanya Antonio.

"Tidak." Letizia memandangi kertas lalu menatap jalan yang mengarah masuk ke hutan. "Peta yang diberikan Yang Mulia memang mengarahkan kita untuk mengambil jalan ke arah sini."

"Tapi bukannya aneh? Tadi Yang Mulia mengatakan jaraknya tidak jauh. Sebab itulah kita tidak menunggangi kuda dan memilih berjalan kaki. Namun hampir sejam kita melewati pasar dan kita belum juga menemukan kediaman dokter itu," ucap Antonio dengan pandangan menyapu sekitarnya yang hanya terlihat kegelapan karena bulan seperti enggan menapakkan dirinya malam ini.

Sejenak Letizia terdiam membenarkan ucapan Antonio. Detik berikutnya, ia menipiskan bibirnya sembari memejamkan mata kesal.

'Bodoh! Si sialan Will itu pasti sengaja mengatakan jaraknya dekat untuk mengerjaiku dan juga si Cassano ini.' Letizia merutuki kebodohannya yang langsung mempercayai perkataan Elden sore tadi saat memerintahkan Letizia dan Antonio mulai menjalankan rencana.

"Tapi inilah yang ditunjukkan petanya. Kita hanya perlu mengikutinya," jawab Letizia yang memilih menelan mentah-mentah kekesalannya pada Elden. Sungguh, ia akan membalas perbuatan laki-laki menyebalkan itu nanti. Tolong ingatkan padanya.

"Anda sedang tidak merencanakan sesuatu kan?" Antonio tiba-tiba melayangkan tuduhan.

Letizia dengan alis mengkerut dalam langsung menoleh menatap Antonio. "Merencanakan apa?"

"Entahlah? Mungkin Anda sengaja mengubah arah peta lalu menghabisi nyawa saya di tempat tidak terjamah agar tidak ada lagi yang menghalangi Anda mendekati Yang Mulia Raja?"

"Silahkan berpikir sesuka hati Anda, Tuan Cassano," ucap Letizia dengan menampilkan raut wajah tenangnya. "Jika Anda tidak mau melanjutkan, silahkan kembali. Saya akan pergi sendiri."

Letizia memasukkan gulungan kertas ke dalam jubahnya lalu beranjak mengikuti arah yang ditunjukkan peta tersebut, meninggalkan Antonio yang berdiam diri tanpa mengeluarkan suara di tempatnya. Wajahnya masih terlihat tenang, walau dalam hati tidak henti-hentinya memaki dengan menyebutkan semua nama binatang yang diketahuinya. Andai saja-- sekali lagi, andai saja jika laki-laki yang entah masih berdiri di tempatnya atau telah pergi itu adalah Elden, sudah sedari tadi ia jambak rambutnya sampai rontok. Namun sayangnya, sosok yang telah menyinggung harga dirinya itu adalah Antonio, yang mau tidak mau membuatnya harus memasang topeng rupawannya.

Princess CastleWhere stories live. Discover now