33

15.3K 2.8K 264
                                    

Sudah lewat tengah malam, namun suasana pasar masih cukup ramai. Kegiatan berkeliling pasar yang sempat terhenti, kini kembali Azura lanjutkan setelah insiden beberapa waktu lalu. Seolah sebelumnya tidak ada yang terjadi, ia kembali melangkahkan kaki dengan antusias menelusuri pasar yang tidak lagi sepadat tadi.

Azura berlari kecil menghampiri pedagang-pedagang yang menawarkan barang yang menarik perhatiannya. Sama seperti sebelumnya, ia tidak membelinya, hanya melihat dan pergi setelah mendengar pedagang menawarkan barang tersebut dengan berbicara panjang lebar.

Semua terlihat sama seperti sebelumnya jika saja orang yang mengikuti Azura tidak bertambah. Jika sebelumnya hanya Antonio yang mengekorinya, kini Elden dan Cristian juga turut mengikutinya. Tidak jauh di belakang Azura, ketiga pria tampan itu berjalan beriringan dengan pandangan sama-sama tidak pernah lepas dari punggung perempuan itu.

Hawa canggung begitu terasa di sekitar tiga pria itu. Selama perjalanan meninggalkan pemukiman sepi tempat kejadian perkara hingga kini mereka menelusuri pasar, tidak pernah ada di antara mereka yang bersuara. Hening. Tidak ada satupun yang berniat memulai pembicaraan. Hanya terus melangkah dengan pikiran yang masing-masing tidak ingin dikeluarkan.

Antonio dan Cristian yang melangkah di samping kanan dan kiri Elden, menampilkan wajah yang terlihat sedikit tidak nyaman. Keduanya tidak jarang melirik takut-takut pada sang Raja yang berada di tengah keduanya. Tidak sekali dua kali Antonio dan Cristian bertemu pandang lalu melempar tatapan tersirat seolah mengatakan 'Ada apa dengan Yang Mulia?'

Orang-orang di sekitar mereka mungkin tidak akan bisa merasakan atau menyadarinya. Namun Antonio dan Cristian dengan sangat jelas bisa merasakan hawa tidak mengenakkan yang sedari tadi menyelubungi tubuh sang Raja. Aura dingin dan mencekam menguar pekat dari lelaki yang kini melangkah dengan mata biru yang menatap lurus ke depan, membuat Antonio dan Cristian bergidik ngeri di tempatnya.

Sang Jenderal kerajaan, Cristian yang berjalan di sebelah kanan Elden menelan ludah kasar. Ia begitu frustasi dengan situasi yang terjadi saat ini. Sejenak ia melirik ke arah Elden dan Antonio, lalu akhirnya mengumpulkan keberaniannya untuk mulai membuka mulut.

"Saya masih terkejut dengan ucapan Anda tadi, Tuan Cassano." Cristian memecah keheningan. Pertanyaan yang ia ajukan sejujurnya bukan hanya untuk sekedar menghidupkan suasana. Rasa penasaran akan apa yang beberapa waktu lalu Antonio ucapkan, membuatnya melemparkan pertanyaan tersebut.

Antonio menoleh dengan raut wajah bingung, tidak paham dengan apa yang dipertanyakan laki-laki itu.

"Apa benar Anda dan Nona Azura  adalah sepasang kekasih?" tanya Cristian bermaksud menyampaikan maksud pertanyaannya. Harap-harap cemas tersirat dari pertanyaan yang ia lemparkan.

Antonio terkekeh pelan setelah mengerti pertanyaan Cristian. Sembari terus melangkah, ia berkata, "Dia bahkan tidak tau arti kekasih, Tuan Bautista. Azura berpikir jika kekasih itu adalah seorang teman."

Ucapan Antonio berhasil menarik atensi lelaki yang berjalan di tengah. Tatapan tajamnya tetap terarah lurus ke depan, namun wajah datar dan dinginnya kini dihiasi senyum miring penuh cemoohan. Ia tertawa puas dalam hatinya, seolah beban berat yang menyesakkan dadanya terangkat seketika saat mendengar ucapan Duke muda itu. 

"Uh? Kenapa Nona Azura bisa berpikir demikian? Apa Anda yang mengatakannya?" tanya Cristian bingung.

"Iya."

"Kenapa tidak mengatakan teman saja, alih-alih kekasih?" Cristian terus melemparkan pertanyaan.

"Spontanitas?" Antonio menjawab ragu.

Seketika Elden melirik tajam ke arah Antonio. Apa yang baru saja dikatakan laki-laki itu membuatnya tidak senang. Spontanitas katanya? Apa-apaan itu? Itu artinya Antonio mengatakan Azura kekasihnya karena dorongan hati, yang berarti ia memang menaruh perasaan lebih dan juga harapan pada perempuan itu.

Princess CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang