11

25.7K 3.6K 66
                                    

Ssrraaakk!

Azura jatuh terduduk saat tarikan pada kerah gaunnya terlepas. Sayangnya, kain yang menutupi bagian depan tubuhnya ikut sobek bersama tarikan tersebut. Ia membelalak kaget melihat bagian depan tubuhnya, tepatnya bagian leher hingga dadanya kini terpampang. Sontak ia menyilangkan kedua tangannya agar bisa menutupi bagian tubuhnya yang terlihat.

Sementara Elden, ia membeku sambil menatap potongan gaun Azura yang ada di telapak tangannya. Ia sama sekali tak menduga, gaun yang dikenakan Azura akan sobek karena tarikannya. Padahal, ia hanya berniat membuat Azura berdiri dari posisi berlututnya. Tapi karena kemarahannya, ia tanpa sadar menarik kasar gaun perempuan tersebut hingga sobek.

Elden beralih menatap perempuan yang sedang menunduk sambil berusaha menutupi bagian depan tubuhnya. Laki-laki itu sontak mengalihkan pandangannya saat ia tidak sengaja melihat bagian tubuh perempuan itu yang tak bisa tertutupi dengan tangan kurusnya.

Beberapa menit berlalu, tak ada satupun diantara keduanya yang bersuara. Azura yang menunduk sambil menyilangkan kedua tangannya, sontak mengangkat kepalanya saat melihat kaki Elden melangkah mendekatinya. Ia semakin mendekap erat tubuhnya sendiri sambil menatap horor laki-laki tersebut.

Elden kini tepat berdiri di hadapannya. Azura menegang waspada. "A-apa yang anda lakukan?!" teriak Azura saat melihat Elden mulai melepas kancing jasnya satu-persatu.

Laki-laki itu tak menanggapi. Ia masih lanjut melepas kancing jasnya tanpa peduli dengan tatapan horor yang diberikan Azura. Saat kancing terakhir terlepas, Elden melepaskan jas tersebut dari tubuhnya.

Azura semakin hilang akal saat laki-laki itu menunduk semakin dekat dengannya. Matanya mulai berkaca-kaca membayangkan apa yang akan Elden lakukan padanya.

"Simpan pikiran bodohmu itu untuk dirimu sendiri," ucap Elden dingin. Ia kemudian menyampirkan jasnya di tubuh Azura sedikit kasar lalu kembali menegakkan tubuhnya.

Azura mengerjap bingung. Ia termangu sambil menatap jas hitam yang kini menutupi bagian depan tubuhnya. Ia lalu mendongak menatap Elden yang kini terlihat melayangkan tatapan kesal.

"Kembalilah ke kastilmu! Jika besok aku mendengar kau tak ada di kastil, maka kau tahu sendiri apa yang akan terjadi," ucap Elden dengan nada mengancam. Ia kemudian melangkah pergi meninggalkan Azura.

Perempuan itu bergeming tanpa bergerak sedikitpun dari posisinya. Saat laki-laki itu sudah tak ada dalam jangkauan matanya, ia beranjak dari duduknya sambil memakai jas yang Elden berikan. Bukan untuk kembali ke kastil atau melanjutkan mencari pintu keluar istana, ia melangkah menuju pohon apel yang letaknya tak jauh dari danau. Ia kemudian menyandarkan tubuhnya di batang pohon tersebut untuk menenangkan dirinya.

Azura mengehela napas kasar sejenak. Lalu tiba-tiba ia berteriak, "Aahh! Aku malu!" Azura  menutup wajahnya dengan kedua tangannya. "Dia bahkan tahu aku berpikiran yang tidak-tidak padanya. Huaaa!"

Teriakan-teriakan lain terus mengudara, melampiaskan rasa malu yang menggerogoti jiwanya. Sesekali ia akan memukul kepalanya sendiri ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu.

"Dasar Jenderal tak punya hati!" teriaknya lagi. Detik berikutnya ia menutup mulutnya. Pandangannya mengedar dengan wajah terlihat cemas. Saat matanya tak menangkap keberadaan siapapun, Azura bernapas lega.

"Jenderal sedingin lautan beku! Pasti dia tidak punya teman. Mana ada orang normal mau berteman dengan laki-laki es sepertinya!" Azura terus saja teriak menumpahkan segala kekesalannya pada laki-laki bersuarai hitam tersebut.

Princess CastleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang